Part kali ini tidak ada hubungannya dengan part spesial sebelumnya ya!!!
...
Tok...tok...tok...
"Masuk"
"Permisi pak, ini berkas yang bapak butuhkan"
"Taruh di meja, ya"
"Baik, pak. Ada yang bisa saya bantu lagi?"
"Ada! Tolong bantu saya rekap ini"
"Baik, pak"
Sudah satu minggu ini aku bekerja di perusahaan mas Hady. Dan selama satu minggu itu pula, aku berusaha untuk memisahkan urusan pribadi dengan urusan di kantor.
Iya, setelah melalui pemikiran yang panjang dan meminta petunjuk yang terbaik dari-Nya. Akhirnya, aku memilih bekerja di perusahaan mas Hady.
Tapi terkadang, mas Hady tidak mau memandangku sebagai karyawan biasa ketika di kantor. Ia masih sering bersikap manja ketika bekerja, atau kadang mengerjaiku dengan cara menyuruhku bolak-balik ke ruangan kerjanya.
Yang berbeda hanya saat meeting. Jika memang menurutnya pendapatku buruk, maka dia akan dengan tegas menolak.
Untungnya semua karyawan mas Hady memaklumi, hanya saja aku yang kadang merasa tidak enak.
"Boleh saya kerjakan ini di ruangan saya, pak?"
"No! Kerjakan di sini, temani saya!"
Aku menghela napas dan menuruti ucapannya. Mengambil berkas lalu menuju sofa untuk mengerjakan tugas yang mas Hady berikan.
"Kenapa di situ?" tanya mas Hady ketika melihatku hendak duduk di sofa.
"Mau rekap ini, pak. Sesuai dengan perintah bapak"
Mas Hady mengangguk dan kembali fokus pada laptopnya.
Entah kenapa aku merasa mas Hady tengah menahanku di sini, supaya aku tidak kembali ke ruanganku.
10 menit kemudian, mas Hady menaruh laptop di meja depan sofa, ia mendudukan dirinya di sampingku.
"Kenapa pindah, pak?"
"Biar bisa ngawasin kerjaan kamu"
Aku tersenyum dan mengangguk. Seiring berjalannya waktu, mas Hady malah semakin mendekatkan dirinya padaku. Aku hanya menghela napas dan berusaha fokus pada kerjaan.
Hingga tiba-tiba, teriakan mas Hady membuatku terkejut, membuyarkan fokusku.
"Yey!! Udah jam istirahat. Ayo makan!"
Jika jam istirahat tiba, maka mas Hady tidak lagi menganggapku sebagai karyawan, melainkan kembali menjadi istrinya.
"Eh?!"
Ia langsung menarik tanganku keluar dari ruangannya. Dengan sedikit tertatih, aku mengikuti langkahnya.
"Mau makan apa?" tanyanya setelah kami sampai di depan lift.
"Terserah aja"
"Kamu ngambek? Kok jawab terserah gitu?"
"Engga, tapi saya memang lagi ngga pengin apa-apa. Jadi, mau makan apa terserah"
Mas Hady mengangguk, lalu pintu lift terbuka.
"Mas, duluan ya? Saya mau ke toilet" ijinku setelah kami sampai di lobi.
"Aku tunggu di depan aja"
"Iya, mas"
...
"Semenjak bu Yola di sini, pak Hady jadi jarang keluar ruangan ngga, sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband My Heaven ✖ DKS ✅
Fanfic"Kalau bukan karena perjodohan, ga sudi gue nikahin lo" "Biarpun kita menikah karena perjodohan, tapi biarkan saya berusaha menjadi istri yang baik untukmu" Banyak yang bilang kalau nikah karena perjodohan itu akan berakhir dengan perceraian. Apakah...