A/n : part ini ada 18+ di bawah umur harap menyingkir. Tapi ingat ini bukan nc ya bund :) thanks.
...
2 Bulan berlalu. Aku semakin sibuk mengurus proposal magang yang belum juga di acc oleh dosen pembimbing.
Oh iya, jangan lupakan hubunganku dan mas Hady yang semakin membaik.
Bahkan, barang mas Hady yang disita sudah dikembalikan oleh ayah.
Hanya pekerjaannya saja yang tidak, entah untuk ke depannya. Kata ayah, mungkin mas Hady sebentar lagi akan diangkat menjadi CEO.
Tapi, untuk saat ini mas Hady masih kerja di salah satu tempat usaha milik bang Patrick.
"Mas, makan yuk" ajakku pada mas Hady yang saat ini berada di kamar, dia baru saja selesai mandi.
Aku membuka pintu kamar dan mendapati mas Hady tengah memakai bajunya.
"Mas, itu kerahnya ngga rapi. Sini saya benerin" kataku sambil mendekat dan membenarkan kerah kemeja mas Hady.
Aku masih terbiasa memakai saya-kamu ketika berbicara dengan mas Hady. Sementara mas Hady, kini sudah terbiasa memakai aku-kamu.
"Kok istri aku makin cantik?"
"Masih pagi, jangan ngardus, deh"
"Tolong dong, itu kancing gamis yang paling atas di benerin dulu. Bisa-bisa aku habisin kamu pagi ini. Masih pagi udah ngegoda suami" katanya terkekeh.
Mendengar ucapannya aku langsung menutup dadaku dengan kedua tangan. Benar saja, ternyata satu kancing gamisku sudah terbuka atau justru aku lupa belum menutupnya?
Cepat-cepat aku membenarkan kancingnya.
Melihat tingkahku mas Hady hanya tertawa dan mencubit gemas pipiku.
"Gemes, deh. Pipinya makin gembul gini"
Aku hanya menghela napas akan sifat mas Hady yang semakin hari, semakin aneh padaku. Kata kebanyakan orang, ini adalah tingkah romantis.
Tapi kenapa bagiku aneh? Atau memang karena aku tidak terbiasa diperlakukan seperti ini?
"Mas, sakit"
"Apa yang sakit? Yang semalem? Ya Allah, semalem kamu nggak nikmatin dong? Duh, kalau sakit jangan dipaksa, Yol. Atau lo mau libur dulu kuliahnya?"
Nah ini salah satu yang berubah dari mas Hady, mendadak dia bawel.
"E..engga gitu. Pipi aku sakit, dicubitin mulu sama masnya"
Cup...
Salah satu kebiasaan baru mas Hady, serba tiba-tiba.
"Udah ngga sakit kan pipinya?" tanya mas Hady.
"Loh, kok malah makin merah pipinya" lanjutnya.
"Mas Hady ih, sukanya tiba-tiba gitu. Kan yang sakit pipi aku bukan bibir" ucapku lirih.
Mas Hady tertawa, entah karena ucapanku atau karena pipiku yang semakin memerah.
"Ayo makan, keburu dingin makanannya" ajakku kemudian.
Mas Hady mengangguk dan menggandengku menuju meja makan.
...
"Tunggu sebentar"
Perintah mas Hady membuatku mengurungkan niat yaitu membuka pintu mobil.
"Kenapa, mas?"
"Ngga mau salim? Ngga mau minta doa sama suami biar di acc proposalnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband My Heaven ✖ DKS ✅
Fanfiction"Kalau bukan karena perjodohan, ga sudi gue nikahin lo" "Biarpun kita menikah karena perjodohan, tapi biarkan saya berusaha menjadi istri yang baik untukmu" Banyak yang bilang kalau nikah karena perjodohan itu akan berakhir dengan perceraian. Apakah...