\\Part spesial//

2.4K 137 25
                                    

"Ngga mau, pokoknya aku mau nonton kembang api di alun-alun!" pintaku setengah merengek pada mas Hady pagi ini.

"Tapi aku ada urusan di kantor, sayang" jawab mas Hady sambil memasak nasi goreng.

Iya, aku yang memintanya untuk membuatkanku nasi goreng.

Kata suamiku, akhir-akhir ini aku berubah, menjadi semakin manja dan banyak minta. Aku yang biasa memakai kata 'saya' ke mas Hady pun berganti menjadi 'aku'.

Mas Hady juga selalu berusaha untuk menuruti keinginanku semampu dia, dan untungnya dia tak pernah mengeluh dengan sikapku yang sekarang.

Yang ada, dia malah terlihat semakin menyayangiku.

"Urusan apa lagi? Harusnya tuh hari ini libur, mas! Aku aja ngeliburin karyawan. Masa mas engga?!"

"Bukan gitu, sayangku... Tapi, projek kali ini lumayan banget hasilnya. Jadi, aku mau memberikan yang terbaik biar client juga ngga kecewa"

"Iya client ngga kecewa, tapi istri kecewa! Udahlah, aku nonton sendiri aja!"

Mas Hady langsung menatapku dengan tatapan tajam.

"Ngga! Kamu ngga boleh keluar kalau ngga sama aku!"

"Mas Hady jahat! Aku ngga mau makan nasi goreng buatan mas!"

Karena kesal aku memilih untuk masuk ke kamar dan mengunci pintu. Lalu menenggelamkan wajah di bantal.

Selang beberapa menit, pintu kamar terketuk. Siapa lagi pelakunya kalau bukan suamiku.

"Sayang?"

Tok...tok...tok...

Ia kembali mengetuk pintu, aku tak menyahut karena masih menangis dengan posisi seperti tadi, duduk bersandar di tepi ranjang dan menenggelamkan wajah di bantal.

"Sayang...buka pintunya, kita makan ya? Kamu belum makan daritadi. Aku udah mau telat nih"

Tok...tok...tok...

"Yaudah kalau ngga mau buka pintunya. Nasi gorengnya di meja, jangan lupa di makan. Kalau mau jajan, aku tinggalin uang di tempat biasa jadi kamu ngga perlu susah-susah ambil uang di atm. Maaf ngga bisa temenin kamu nonton kembang api. Nanti aku coba tanya Yosep, siapa tau Ayu bisa nemenin kamu. Tapi kalau sendiri, aku ngga kasih izin. Aku berangkat, Assalamualaikum" jelas mas Hady panjang lebar.

"Waalaikumssalam" jawabku lirih.

Aku beranjak dari tempat tidur menuju jendela, mengintip mas Hady yang hendak berangkat.

Dari kamarku memang bisa melihat ke arah halaman depan, tepat di mana mobil mas Hady terparkir.

Sebelum mas Hady membuka pintu mobil, dia menengok ke arah kamar. Cepat-cepat aku mengumpat di balik tembok.

Lalu, suara mesin mobil mas Hady pun terdengar dan mas Hady mulai melajukan mobilnya, meninggalkanku sendiri.

"Dasar nyebelin!"

...

Jam telah menunjukkan pukul 10 pagi. Aku menatap wajah di meja rias. Wajahku terlihat kusut efek menangis terlalu lama.

"Laper...pusing juga"

Lalu aku memaksakan diri untuk berjalan keluar kamar.

Di meja makan, aku menemukan 2 porsi nasi goreng. Sepertinya, mas Hady juga belum makan.

"Ngga jadi pengin nasi goreng. Padahal, mas Hady hampir telat. Tapi, tetap aja mau ribet bikinin sarapan. Jadi ngga enak...ah, Yola!!"

Aku memandangi makanan buatan mas Hady, terlihat enak. Tapi, entah kenapa aku tidak bernapsu melihatnya.

My Husband My Heaven ✖ DKS ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang