Kita balik ke kejadian setelah flashback ya.
Maafkan kalau masih banyak typo, hehe.
...
Dan aku jadi ingat ketika gagal memberikan surprise kehamilan pada mas Hady sewaktu tahun baru kemarin.
Ternyata, mas Hady diam-diam mengambil test pack tersebut. Awalnya dia tak tahu dan hanya berniat untuk menyimpan tangan di saku gamisku.
Dingin katanya.
"Aku tungguin, ngga taunya lagi senyam-senyum sambil ngaca"
Suara mas Hady berhasil menyadarkanku dari lamunan.
"Astaghfirullah, mas ngagetin aja!"
"Kenapa istri aku, hm?" tanyanya sambil mendekat.
"Ngga ada, ayo berangkat!" ucapku dengan semangat.
Melihat tingkahku, mas Hady hanya tertawa dan mencubit pelan hidungku.
"Kamu ngga pengin sesuatu?" tanya mas Hady ketika kami dalam perjalanan menuju kantor.
"Ngga, mas mau sesuatu?" ujarku balik bertanya.
Mas Hady menggeleng.
"Kalau pengin sesuatu langsung bilang, ya. Kasian calon anak kita kalau sampai ngga keturutan"
"Iya, mas. Aku lagi ngga pengin apa-apa. Paling-paling cuma pengin manja ke suami" jawabku sambil tersenyum lebar.
"Alhamdulillah, anak kita pengertian ya ngga mau bunda sama ayahnya repot"
"Iya, dong anak aku gitu"
"Enak aja! Itu anak aku juga! Kan bikinnya bareng!" kata mas Hady dengan nada meninggi.
Aku hanya bisa tertawa mendengar mas Hady merajuk.
"Iya-iya anak kita"
...
Sampai di ruangan mas Hady, seperti biasa. Aku memilih duduk menyamping di pangkuan suamiku.
Alasannya?
Entahlah, aku hanya merasa nyaman. Apa itu cukup untuk dijadikan alasan?
"Aku berat ngga, mas?" tanyaku dengan tangan tak henti-hentinya bermain di area wajah mas Hady.
"Kalau ngga berat ya jadi tanda tanya, dong! Kamu makan ngga? Calon anak kita emang ngga bertumbuh?"
Aku mengangguk paham.
"Mas ada laptop lagi?"
"Buat apa?" tanyanya masih dengan jari yang menari di atas keyboard.
"Aku bosen, pengin nonton film"
"Ngga mau ke ruangan mbak Zana? Ada Ayu juga kan di sana?"
Aku menggeleng cepat.
"Takut aku ngerepotin, kan mbak Zana juga lagi hamil"
"Kan Ayu engga"
"Kasian dong kalau Ayu harus ngurus dua ibu hamil"
"Oh iya, lupa hehe" jawabnya sambil cengar-cengir.
"Turun dulu bentar" titahnya kemudian.
Aku menurut dan segera turun dari pangkuannya.
Lalu ia berjalan menuju salah satu laci dan mengeluarkan sebuah laptop.
"Kenapa ngga nonton di televisi aja?" tanyanya sambil menyerahkan laptop.
"Ngga mau, maunya pakai laptop"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband My Heaven ✖ DKS ✅
Fanfiction"Kalau bukan karena perjodohan, ga sudi gue nikahin lo" "Biarpun kita menikah karena perjodohan, tapi biarkan saya berusaha menjadi istri yang baik untukmu" Banyak yang bilang kalau nikah karena perjodohan itu akan berakhir dengan perceraian. Apakah...