06.30
Baru saja aku selesai menyiapkan makanan untuk mas Hady, tak lupa juga bekal untuk dibawanya.
"Udah bangun mas?" tanyaku ketika melihat mas Hady mulai menuruni anak tangga.
"Hm"
"Minumnya mas, mau kopi atau teh?" tawarku.
Tujuanku membuat dua minuman, supaya mas Hady bisa memilih hari ini ia ingin kopi atau teh.
Jika ia memilih tehnya, maka aku akan meminum kopinya. Begitupun sebaliknya.
"Kopi" katanya sambil duduk di meja makan.
Langsung saja aku suguhkan kopi yang baru saja aku seduh.
"Saya siapin makan ya mas" kataku sambil mengambil piring.
"Roti aja" katanya datar.
Aku hanya mengangguk dan mulai mengoleskan selai kacang di atas roti tawar. Lalu ku berikan pada suamiku.
Lagi-lagi ia enggan memakan masakanku. Padahal aku sudah memasak beberapa makanan. Ayam goreng, gudeg, dan juga sayur kangkung.
"Gue berangkat" katanya setelah menghabiskan rotinya.
"Bekalnya mas" kataku sambil menyimpan bekal ke paper bag dan menyerahkan pada mas Hady.
Mas Hady menerimanya dan langsung pergi begitu saja. Aku hanya bisa menghela napas dan kembali ke meja makan.
"Jadi ngga laper gue, bawa bekal aja deh"
Setelah menata bekal, aku melirik jam di dinding rumah.
"Astaghfirullah bentar lagi kelas pak Nizam mulai"
...
"Ayu! Citra!" sapaku sambil berlari menyusul kedua sahabatku yang tengah berjalan di koridor.
"Kenapa lo?" tanya Citra dengan alis kanan yang terangkat.
Aku mengatur napas sejenak.
"Bukannya kita telat?" tanyaku.
Mereka berdua justru tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaanku. Ada yang salah kah?
"Lo ngga buka hp, Yol?" tanya Ayu.
Aku menggeleng. Nyatanya aku memang tidak membuka ponselku sama sekali pagi ini.
"Tadi pagi, pak Nizam tuh ngabarin sama ketua kelas. Katanya kelas diundur jadi mulai jam 2 siang. Pak Nizamnya lagi ada urusan mendadak" jelas Ayu membuatku cengoh seketika.
"Kalau gitu ngapain gue buru-buru tadi" kataku dengan badan yang melemas.
"Terus lo berdua kenapa udah di kampus?" tanyaku kemudian.
Karena memang biasanya, mereka berdua berangkat minimal 15 menit sebelum kelas mulai.
"Ngantin, laper pengin makan di kantin" kata Citra.
"Yuk ah, gue juga laper" ajak Ayu sambil berjalan mendahului aku dan Citra.
...
"Lo ngga pesen, Yol?" tanya Citra ketika melihatku membuka kotak bekal yang aku bawa.
"Engga, bawa bekal nih. Ngirit"
"Yang udah jadi istri mah beda" kata Ayu menaruh sebotol air mineral di hadapanku.
"Buat gue?" tanyaku.
"Iya, Yolaku sayang. Masa lo bawa bekal tapi nggak bawa minum" jawabnya. Aku hanya cengar-cengir saja sambil merutuki kebodohanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband My Heaven ✖ DKS ✅
Fiksi Penggemar"Kalau bukan karena perjodohan, ga sudi gue nikahin lo" "Biarpun kita menikah karena perjodohan, tapi biarkan saya berusaha menjadi istri yang baik untukmu" Banyak yang bilang kalau nikah karena perjodohan itu akan berakhir dengan perceraian. Apakah...