Fall for You
Wifam_Fanfiction™
^Happy Reading^
"Appa!" teriakan Jaemin yang telah menunggu di depan pintu menyambut indera pendengaran Kyuhyun begitu pria itu turun dari mobilnya.
Kyuhyun menghampiri putranya dan berlutut di hadapan bocah itu. "Apa yang kau lakukan sendirian di depan pintu? Ini sudah malam, Jaemin-ah. Dimana Bibi Kim?"
"Appa tidak perlu memarahi Bibi Kim. Jaemin yang sengaja menyuruhnya masuk karena Jaemin ingin menunggu appa sendiri."
"Cepat katakan pada appa yang sedang kau inginkan," Kyuhyun berdecak pelan sebelum melanjutkan ucapannya, "Jagoan appa tidak akan sampai seperti ini jika tidak sedang sangat menginginkan sesuatu."
"Tapi ... appa janji tidak akan marah seperti kemarin." Jaemin mengulurkan jari kelingking kanannya dan mengajak ayahnya untuk melakukan pinky promise.
Kyuhyun terlihat berpikir sejenak sebelum menautkan jari kelingking kanannya pada jari kelingking Jaemin. Dalam pikiran Kyuhyun, Jaemin hanya akan meminta mainan sebagai ganti karena dia sudah melarang bocah itu untuk menemui Seohyun sendiri.
Pria itu berdiri dan mengajak Jaemin masuk ke dalam rumah. "Appa akan naik ke atas dan membersihkan diri dahulu. Setelah itu, kau bisa mengatakan keinginanmu. Kau sudah makan malam?"
"Sebelum keluar untuk menunggu Appa, Jaemin sudah makan dahulu karena Jaemin tahu kalau hari ini Appa tidak bisa makan malam di rumah bersama Jaemin."
Kyuhyun mengangguk, "Tunggulah di kamarmu. Appa akan ke sana nanti."
Sebuah ketukan terdengar sebelum pintu kamar Jaemin terbuka. Menampakkan Kyuhyun yang sudah tampak lebih santai dengan pakaian rumahnya. Pria itu mendudukkan dirinya di kasur Jaemin. Di sebelah Jaemin yang sedang memilih buku cerita untuk dibacakan sang ayah sebagai pengantar tidurnya malam ini.
"Sekarang katakan," pinta Kyuhyun.
"Akhir pekan nanti, Jaemin ada pertunjukan musik dan Jaemin akan memainkan piano. Besok Jaemin akan mengunjungi Seo Noona bersama Paman Kim untuk menyerahkan undangan."
"Kau tidak mengundang ayahmu dan malah mengundang orang lain lebih dahulu? Biasanya Appa adalah orang pertama yang kau beri tahu jika ada pertunjukan di sekolah." ujar Kyuhyun memasang wajah kecewa.
Tanpa banyak bicara, Jaemin menuju ke arah meja belajar dan mengambil sebuah amplop yang tergeletak rapi di atas meja. Bocah itu kembali naik ke kasur dan menyodorkan amplop yang berisi undangan pertunjukan.
"Appa pulang malam hari ini, jadi Jaemin baru memberikannya sekarang. Jaemin tidak mungkin melewatkan Appa."
Kyuhyun membuka amplop itu dan membaca undangannya. "Kau juga akan mengundang dr. Seo?"
Jaemin mengangguk cepat sembari tersenyum lebar. "Itu sebagai hadiah dari Jaemin karena selama di rumah sakit, Seo Noona sudah mau menemani Jaemin setelah Noona selesai bekerja dan memberi Jaemin cokelat."
Jaemin menatap sang ayah yang hanya diam dengan tatapan penuh harap, "Appa tidak akan melarang Jaemin pergi dan marah seperti kemarin, kan?"
"Kau takut jika Appa marah padamu, hm?"
"Karena Appa menyeramkan saat marah," jawab Jaemin dengan wajah polosnya. Memang benar yang Jaemin katakan, semua orang yang mengenal Kyuhyun selalu berusaha menghindar jika pria itu sedang kesal atau marah.
Kyuhyun tertawa pelan dan mengusap kepala Jaemin. "Besok Appa yang akan menjemputmu. Setelah itu kita akan mengajak dr. Seo makan siang dan kau bisa memberikan undangan itu."
"Appa janji?" Jaemin terlihat sangat senang mendengar ucapan Kyuhyun.
"Janji. Jika Appa boleh tahu, mengapa kau terlihat sangat senang? Selain sebagai hadiah, apa kau ingin menunjukan kemampuanmu bermain piano pada dr. Seo?"
Jaemin menggeleng pelan. Raut wajah bahagia bocah itu lenyap seketika. "Jaemin iri dengan teman-teman Jaemin. Sejak pertama kali Jaemin ikut dalam pertunjukkan drama maupun musik di sekolah, penampilan teman-teman Jaemin selalu ditonton oleh orang tua mereka. Sedangkan Jaemin hanya ada Appa. Sebenarnya Jaemin mempunyai Ibu atau tidak, Appa?"
Kyuhyun menarik napas dalam dan mencari cara untuk mengalihkan pembicaraan ini. Dia benar-benar tidak ingin membahas tentang masalah itu karena jujur saja ... dia sendiri juga tidak tahu harus menjawab apa. Selama ini Jaemin tidak pernah mempertanyakan perihal sosok ibu yang tidak pernah hadir dalam hidupnya. Bukannya Kyuhyun tidak tahu jika diam-diam Jaemin juga menginginkan keluarga yang utuh seperti anak lainnya, tapi dia sendiri juga tidak bisa berbuat banyak. Waktu Kyuhyun habis tersita untuk mengurus perusahaan dan juga putra kesayangannya, Jaemin.
"Jaemin-ah, ayo kita tidur. Saat ini sudah lewat dari waktu tidurmu. Besok Appa janji akan mengajakmu makan es krim."
"Kita ajak Seo Noona juga ya ...." Jaemin terdengar bersemangat lagi. Seolah melupakan kesedihannya.
***
Setelah memastikan bahwa Jaemin sudah tertidur, Kyuhyun kembali ke kamarnya. Dia mengambil ponselnya dan mencari nomor Seohyun yang sudah diberikan Changmin sebelum dia pulang tadi. Pria itu tenggelam dalam pikirannya sendiri. Apa Jaemin ingin Seohyun menjadi ibunya? Atau karena Seohyun adalah perempuan pertama selain keluarga Kyuhyun yang bisa dekat dengan Jaemin?
Tak lama kemudian, Kyuhyun tersadar dari lamunannya. Dia menekan nomor Seohyun yang tertera pada layar ponselnya sebelum mendekatkan benda berbentuk persegi panjang itu ke telinganya. Entah kenapa Kyuhyun merasa gugup. Biasanya dia tidak seperti ini saat berurusan dengan rekan bisnisnya.
"Halo." Suara di seberang sana membuat seulas senyum terbit di wajah Kyuhyun.
"Halo ... Maaf, saya sedang berbicara dengan siapa?"
"Saya yang seharusnya minta maaf pada Anda, dr. Seo." jawab Kyuhyun setelah menghilangkan kegugupannya.
"Anda belum menjawab pertanyaan saya. Dan ... dari mana Anda bisa mengetahui nomor pribadi saya?"
"Bagaimana mungkin Anda tidak mengenali suara saya? Kita baru saja bertemu sore tadi di kantor Changmin."
Jawaban dari Kyuhyun barusan membuat gerakan tangan Seohyun yang akan mengakhiri panggilan terhenti. Setelah mengetahui siapa yang menghubunginya, pikiran gadis itu langsung tertuju pada Jaemin.
"Oh ... Ada perlu apa menelepon malam-malam seperti ini? Apa Jaemin sakit?"
"Hanya oh saja tanggapan Anda? Tidak, Jaemin baik-baik saja," ucap Kyuhyun menekankan pada kata oh.
"Saya rasa sekarang sudah cukup malam untuk mengganggu orang, Cho-ssi. Jika Anda tidak ada keperluan, saya akan tutup teleponnya sekarang."
"Tunggu dulu, dr. Seo."
"Saya beri waktu 1 menit, jika Anda tidak sege-"
"Jaemin ingin makan siang bersama Anda besok. Saya harap, Anda memiliki waktu."
"Saya akan memberikan kabar besok."
Saat Seohyun hendak menutup teleponnya, terdengar suara Kyuhyun lagi. "Apakah Anda tidak penasaran dari mana saya mendapatkan nomor ponsel Anda, dr. Seo?"
"Apa itu sesuatu yang perlu untuk ditanyakan?" Seohyun memutar bola matanya malas. Tangan gadis itu segera menekan tombol bewarna merah pada layar ponselnya tanpa menunggu jawaban Kyuhyun.
TBC
A/N: Maaf untuk segala kesalahan dan kekurangan dalam FF ini.
Mohon kritik dan sarannya ya..
Terima kasih 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall for You [Complete] ✅
FanfictionSemuanya berubah dalam sekejap. Ibunda Seohyun yang dulu selalu mendukung penuh keinginan putrinya untuk menjadi dokter kini berubah 180 derajat. Perubahan sikap sang ibu turut mengubah sosok Seohyun. Seohyun yang dulunya merupakan gadis yang ceria...