Fall for You
Wifam_Fanfiction™
^Happy Reading^
“Jaemin-ah, penampilanmu sungguh luar biasa,” puji Seohyun. Dia memeluk Jaemin begitu acara selesai.
“Terima kasih, Noona. Terima kasih sudah menonton pertunjukan ini,” seru bocah itu riang.
“Sama-sama, Sayang.” Seohyun mengacak pelan rambut Jaemin.
Jaemin berjalan bersama dengan Kyuhyun dan Seohyun menuju mobil. Kebahagiaan tampak jelas di wajah bocah itu.
“Noona, hari ini kita jadi pergi bersama, kan?” tanya Jaemin setelah mereka berada di samping mobil Kyuhyun.
Seohyun menggigit bibir bawahnya. Dia lupa dengan janjinya yang satu lagi pada Jaemin hari ini. “Jaemin-ah, Noona minta maaf. Kita tidak bisa pergi hari ini karena Noona ada urusan mendesak. Kau tidak marah, kan?”
Jaemin menggeleng pelan. “Jaemin bisa menunggu sampai Noona tidak sibuk. Appa juga sering seperti ini bahkan Appa juga sering lupa dengan janjinya.”
“Noona tidak akan seperti appa-mu. Kau percaya ‘kan, Sayang?”
“Jaemin percaya, Noona.”
Kyuhyun membuka pintu mobil. “Jaemin-ah, kau masuk dulu ke dalam mobil. Ada yang ingin Appa bicarakan sebentar dengan dr. Seo.”
Jaemin menatap Kyuhyun tidak suka dan menuruti ucapan Kyuhyun. “Sampai jumpa, Seo Noona.”
“Dr. Seo, apa maksud ucapan Anda tadi?”
“Ucapan yang mana?”
“Mengapa Anda bisa mengatakan bahwa saya salah mendidik Jaemin?”
Seohyun menghela napas sebelum menjawab pertanyaan Kyuhyun dengan sebuah pertanyaan, “Cho-ssi, apa maksud Anda mengatakan pada Jaemin bahwa suatu saat nanti, saya akan menjadi ibu Jaemin?”
“Ten-tentang itu ....”
Seohyun melihat sekilas jam tangannya. “Apa pun alasan Anda, saya tidak mau lagi mendengar dari Jaemin bahwa Anda mengatakan sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Saya pergi dulu.”
“Aku yakin itu pasti akan terjadi, Seohyun-ssi. Kita lihat saja nanti,” bisik Kyuhyun cepat sebelum Seohyun masuk ke dalam mobilnya.***
Saat ini Seohyun, Nara dan Minho sedang makan siang bersama di rumah Nara setelah menjemput gadis itu di bandara. Sebenarnya Seohyun ingin mengajak Nara ke restoran favoritnya dan Minho, tapi gadis itu menolak.
“Biasanya kau senang jika kita berkumpul di luar, tapi mengapa kau tidak mau hari ini? Ada denganmu, huh?”
“Kau lupa, jika sahabat kita yang satu ini sudah berbohong pada anak kecil? Bagaimana jika tiba-tiba anak itu melihat Seohyun sedang makan bersama kita?”
“Kita tidak mungkin bertemu dengan bocah itu, Nara-ya. Seoul bukan tempat yang kecil.” Seohyun tertawa.
“CK! Kau selalu seperti ini, Hyun. Lebih baik mencegah, kan?”
“Nara benar, Hyun,” gumam Minho, mendukung ucapan Nara.
Nara mencoba mengalihkan pembicaraan. “Kalian berdua bagaimana bisa pergi bersama menjemputku? Seohyun pernah mengatakan padaku, jika jadwal praktiknya pagi hari.”
“Aku bertukar jadwal dengan seniorku.”
“Bertukar jadwal? Kau ada acara apa sampai kau bersedia menukar jadwal praktikmu?”
“Dia ada janji dengan seseorang tadi. Benarkan, Hyun?”
“Seseorang? Pacarmu? Ya! Mengapa kau tidak cerita kalau kau sudah bisa membuka hatimu, huh?”
“Dia bukan pacarku.”
“Ada apa dengan wajahmu? Mengapa menatapku seperti itu?” tanya Nara curiga.
Minho hanya diam dan melirik Seohyun.
“Aku tidak ingin membahas hal ini sekarang. Jadi, aku mohon kalian berdua berhenti bertanya padaku.”
“Aku tidak mengatakan apa pun.”
“Tapi, kau yang menyebabkan Nara berpikir aku sudah memiliki kekasih,” sungut Seohyun.
“Jadi yang benar, yang mana?” tanya Nara bingung. Gadis itu menatap Seohyun dan Minho bergantian.
“Aku pasti akan menceritakan padamu kalau aku sudah menemukan orang yang tepat, Nara-ya.”
“Lalu, siapa seseorang yang dibilang oleh Minho?”
“Dia hanya anak kecil, pasien Seohyun. Lebih kau berhenti bertanya lebih jauh, Nara-ya,” ucap Minho tenang.
“Jika kau memiliki masalah, kau bisa menceritakannya padaku. Aku pasti akan membantumu, Hyun.”
“Nara-ya,” seru Minho pelan, memberi gadis itu peringatan.
“Baiklah, aku tidak akan bertanya lagi.” Nara menghela napas pelan.
“Terima kasih, Nara-ya.” Seohyun tersenyum kecil. “Aku pasti akan memberi tahu semuanya, tapi tidak untuk sekarang.”
“Lebih baik kau yang menceritakan pada kami, mengapa kau lama sekali kembali ke Korea? Apa kau ditolak pria incaranmu?”
“Ah, Minho mengingatkanku pada laki-laki bernama Mark. Kau sudah menyatakan perasaanmu?” Kali ini, gantian Seohyun yang bertanya pada Nara dengan senyuman menggoda.
“Pasti dia sudah ditolak oleh pria itu, Hyun.” Minho tertawa.
“DIAM, KALIAN BERDUA!” teriak Nara.
TBC
A/N:
Halooo! Di part ada sedikit SeoKyu Moment. Maaf untuk segala kesalahan dan kekurangan dalam FF ini. Semoga kalian suka...
Mohon kritik dan sarannya ya..
Terima kasih 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall for You [Complete] ✅
FanfictionSemuanya berubah dalam sekejap. Ibunda Seohyun yang dulu selalu mendukung penuh keinginan putrinya untuk menjadi dokter kini berubah 180 derajat. Perubahan sikap sang ibu turut mengubah sosok Seohyun. Seohyun yang dulunya merupakan gadis yang ceria...