Semuanya berubah dalam sekejap. Ibunda Seohyun yang dulu selalu mendukung penuh keinginan putrinya untuk menjadi dokter kini berubah 180 derajat. Perubahan sikap sang ibu turut mengubah sosok Seohyun. Seohyun yang dulunya merupakan gadis yang ceria...
Sebuah suara bernada dingin merusak fokus pria yang sedang memeriksa dokumen penjualan bulan ini. Changmin mendengus kecil, mengetahui sang Ibu yang sudah pasti langsung menerobos masuk ke ruangannya. Kedua alis pria itu menyatu, kali ini ada masalah apa hingga membuat ibunya datang tiba-tiba seperti ini? Dia memberi kode untuk meninggalkan ruangan pada sekretarisnya yang berdiri di belakang wanita itu.
“Eomma, mengapa tiba-tiba datang ke sini?”
“Sebagai yang tertua, harusnya kau bisa melarang adikmu meninggalkan rumah. Eomma kecewa padamu, Seo Changmin,” seru wanita itu tanpa basa-basi. Emosi tidak dapat lagi Nyonya Seo sembunyikan.
“Eomma sudah tahu?”
“Yoona yang memberi tahu Eomma karena di antara kalian bertiga, hanya Yoona yang tidak bisa menyimpan rahasia.”
Changmin menghampiri sang Ibunda dan duduk di samping wanita itu. Sebelum dia menyetujui ide Seohyun keluar dari rumah, dia sudah tahu resiko dari keputusannya. Tapi di lain sisi, dia berpikir bahwa cara ini mungkin saja bisa membuat sang Ibu segera menyelesaikan masalah yang ada. Hanya satu yang Changmin inginkan, keluarganya bisa seperti dulu lagi dan dia akan mencoba segala cara untuk itu.
“Mengapa kau hanya diam saja, huh? Apa kau dan appa-mu menyembunyikan sesuatu yang berkaitan dengan Seohyun di belakang Eomma? Tentu saja, kalian pasti bersekongkol untuk membantu Seohyun. Seperti yang selalu kalian lakukan sejak dulu.” Tuduhan Nyonya Seo membuat Changmin menatap wanita itu.
“Bicara tentang menyembunyikan sesuatu, bukankah Eomma yang selama ini meminta semua orang untuk tidak membahas tentang kecelakaan Yoona? Bahkan Eomma selalu memberi alasan tidak jelas setiap kali Seohyun menanyakan mengapa dia tidak boleh kuliah di luar negeri dan menjadi dokter. Hingga tanpa sadar, Eomma membuat Seohyun salah paham dan menganggap Eomma lebih menyayangi Yoona,” jawab Changmin pelan, mencoba untuk tidak terpancing emosi.
Nyonya Seo hanya diam. Kata-kata Changmin barusan seperti menampar dirinya. Beliau tidak menyangka, apa yang dilakukannya selama ini ternyata menyakiti hati putrinya. Maafkan Eomma, Seohyun-ah. Eomma tidak pernah bermaksud seperti yang dibilang kakakmu. Eomma hanya tidak ingin kau terluka.
“Eomma tidak mau Seohyun tahu yang sebenarnya. Karena Eomma tahu, dia pasti akan menuntut penjelasan rinci tentang kecelakaan yang bahkan Yoona sendiri pun tidak tahu kejadian yang sebenarnya. Itulah alasan Eomma tidak jujur pada Seohyun.”
“Sampai kapan? Sampai kapan Eomma mau berdamai dengan Seohyun dan membuka semuanya pada kedua putri Eomma? Biar bagaimanapun, Yoona dan Seohyun berhak tahu semuanya.”
“Bagaimana Eomma bisa mencoba untuk memberi penjelasan pada Seohyun jika anak itu selalu menghindari Eomma? Untuk Yoona, kau tidak perlu khawatir. Eomma akan menjelaskan pada Yoona nanti setelah masalah Eomma dengan Seohyun selesai.”
Senyum Changmin perlahan merekah, “Jika Eomma benar-benar ingin mulai berbaikan dengan Seohyun, Eomma bisa datang ke rumah sakit besok. Aku jamin, kemungkinan anak itu untuk menghindari Eomma sangat kecil.”
Nyonya Seo menganggukan kepala. Benar juga, mengapa sebelumnya tidak pernah terpikir untuk menemui Seohyun di rumah sakit?
***
Seohyun memeriksa beberapa pesan yang masuk ke ponselnya. Dia menghelas napas pelan dan melihat ke sekeliling kantin rumah sakit.
“Cokelat panas untukmu,” seru Minho sambil menyodorkan segelas cokelat panas ke hadapan Seohyun.
“Terima kasih.” Seohyun tersenyum kecil. Gadis itu memperhatikan lelaki yang duduk di depannya. “Kau masih khawatir.”
Sebuah pertanyaan atau lebih tepatnya pernyataan terlontar begitu saja dari bibirnya.
“Apa sangat terlihat?”
“Ck! Pertanyaan macam apa itu?” Seohyun berdecak kesal.
“Kau tahu ‘kan hampir saja anak itu tidak bisa bertahan. Aku tidak bisa membayangkan jika-”
“Operasinya berhasil dan anak itu baik-baik saja sekarang. Jadi, berhenti berpikir yang aneh-aneh,” potong Seohyun.
“Aku harap kondisi anak itu akan terus stabil. Ngomong-ngomong, apa pria itu membuat masalah lagi denganmu?”
“Mengapa bertanya begitu?”
“Kau tidak seperti Seo Joohyun yang biasanya. Nara juga terus bertanya padaku tentang kondisimu karena kau tidak membalas pesannya.”
“Aku mematikan ponselku dan baru saja mengaktifkannya. Aku perlu menenangkan diri.”
“Sudah berapa kali aku bilang jika aku dan Nara selalu bersedia untuk membantumu. Jadi, kau bisa ceritakan semua masalahmu pada kami.”
“Aku tahu itu. Tapi aku yakin, kalian pasti bosan mendengarkan keluhanku.”
Sebuah jitakan mendarat pada kening Seohyun. Dia mengusap pelan keningnya dan menggerutu. Sementara Minho hanya tertawa melihat gadis itu.
“Tapi Hyun, pria bernama Cho Kyuhyun itu tidak berbuat yang macam-macam padamu, kan?”
“Dia selalu membuatku kesal. Bagaimana bisa dia mengatakan pada putranya jika suatu saat nanti aku akan menjadi ibunya? Sepertinya dia sudah gila.”
“Dia menyukaimu, Hyun. Aku pernah mengatakan itu dan kau selalu menyangkalnya.”
“Aku dan dia baru beberapa kali bertemu. Itu pun selalu diwarnai dengan hal-hal yang membuatku kesal.”
“Kesal untukmu, tapi tidak untuk pria itu. Mungkin ini yang disebut cinta pada pandangan pertama.” Minho tertawa.
“Aku tidak perduli. Yang jelas, untuk saat ini aku tidak berniat menjalin hubungan dengan siapa pun.”
***
Tok ... Tok ... Tok ....
Suara ketukan pintu menghentikan Seohyun yang sedang menulis laporan kesehatan pasien. Dia melihat ke arah pintu yang terbuka. Kedua mata gadis itu sedikit membulat melihat sosok yang berdiri di depan pintu.
“Seohyun-ah, apa Eomma mengganggumu?”
“Eomma ....” Seohyun menggeleng pelan dan mempersilahkan sang Ibu untuk duduk pada kursi yang berada di depan mejanya.
Bagaimanapun juga, dia tidak setega itu untuk membiarkan Nyonya Seo terus berdiri.
“Eomma bawakan makan siang untukmu.”
“Makan siang?” tanya Seohyun tidak percaya menatap ibunya, “tapi, mengapa tiba-tiba Eomma seperti ini?”
“Apa Eomma tidak boleh membawakan makan siang untuk putri bungsu Eomma?” Nyonya Seo menata makanan yang dibawanya setelah merapikan berkas-berkas yang bertebaran di meja itu. “Makanlah. Eomma dengar dari Changmin, kau tidak pernah makan tepat waktu.”
“Terima kasih, Eomma. Aku akan makan nanti setelah pekerjaanku selesai.”
“Hyun, Eomma minta maaf atas semua tindakan yang sudah Eomma lakukan padamu. Eomma tahu ini sudah terlambat, tapi Eomma ingin memperbaiki semuanya, Hyun.”
“Aku sudah memaafkan Eomma sejak dulu, tapi mengapa baru sekarang? Mengapa baru sekarang Eomma ingin memperbaiki semuanya?”
“Sebenarnya setelah kau pulang ke rumah, Eomma ingin berbicara denganmu. Tapi kau selalu menghindari Eomma dan tidak lama kemudian, kau sudah sibuk di rumah sakit.”
“Aku ....” Seohyun menghela napas pelan. “Apa saat ini aku bisa mengetahui alasan Eomma melarangku menjadi dokter atau alasan Eomma melarangku kuliah di luar negeri?”
Tok ... Tok ... Tok ....
Baru saja Nyonya Seo akan membuka suara, sebuah ketukan terdengar. Seohyun segera berjalan menuju pintu dan membukanya.
“Cho-ssi,” seru Seohyun.
Kyuhyun mengabaikan Seohyun yang masih berdiri di depan pintu dengan satu tangannya mengepal. Langkah pria itu terhenti begitu menyadari Nyonya Seo yang menatap dirinya dan Seohyun dengan tatapan heran.
“Maaf saya tidak tahu jika ada orang tua dr. Seo di ruangan ini.” Kyuhyun membungkuk dalam.
“Kyuhyun-ah, sedang apa di sini? Kau mengenal putriku?” Nyonya Seo tertawa kecil setelah membalik tubuhnya ke sisi kanan. “Apa jangan-jangan, kalian adalah sepasang kekasih?”
“Eomma! Pria ini bukan kekasihku. Kami tidak ada hubungan apa-apa, selain dokter dan orang tua pasien,” ujar Seohyun dengan nada kesal.
“Bibi Seo, sekali lagi aku minta maaf telah mengganggu Bibi dan putri Bibi. Saya hanya ingin mengajak dr. Seo makan siang, tapi sepertinya saya terlambat.” Kyuhyun mengusap tengkuknya pelan dan tertawa kikuk. Dia melirik ke arah meja yang sudah tersedia beberapa hidangan di atasnya.
“Tunggu dulu, Eomma dan pria ini saling kenal?” tanya Seohyun sambil menunjuk Kyuhyun.
“Dia adalah sahabat kakakmu dan juga rekan kerja kita. Kau tidak mengenalnya karena kau terlalu lama di luar negeri dan tidak pernah mau pulang ke rumah.”
“Pantas saja pria bernama Cho Kyuhyun ini terlihat dekat dengan Yoona dan tadi ... dia juga nampak tidak canggung dengan Eomma,” gumam Seohyun pada dirinya sendiri. Sesekali gadis itu menggelengkan kepala. Ada apa dengan hari ini?
TBC
A/N:
Halooo!
Maaf untuk segala kesalahan dan kekurangan dalam FF ini. Semoga kalian suka...
Mohon kritik dan sarannya ya..
Terima kasih 🙏