Ketika hidup terasa seperti diujung kematian, itu yang selalu dirasakan oleh Abyan Yuno Wirasetya, cowok manis dengan segala kelembutannya itu harus terus hidup bersamaan dengan rasa sesak yang terus menghimpitnya, setiap detiknya terasa seperti diu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°*°
"Sebisa mungkin aku mencoba untuk tidak peduli pada mu. Namun, semakin ku mencoba untuk tidak peduli pada mu, sosok mu semakin masuk dan menghadirkan kekhawatiran yang tak ingin ku rasakan lagi."
°*°
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Arista Anggraini]
Gue menatap bangku Yuno yang kosong sejak tadi. Sejak kejadian tadi pagi entah kenapa gue jadi sedikit khawatir. Selama pelajaran gue bener-bener nggak bisa fokus sama sekali, bahkan Bianca harus mencolek ku terlebih dulu agar aku kembali fokus pada pelajaran. Kenapa juga gue harus kepikiran dia terus?
Gue mengemasi barang-barang gue dan keluar dari kelas, kali ini gue pulang sendirian. Gue benci sama Yuno tapi gue harap dia baik-baik aja.
"Rista!" panggil seseorang yang membuat gue langsung menoleh ke arahnya. Rendra berlari menghampiri gue.
"Apa?" tanya gue saat dia sudah didepan gue.
"Mau pulang?" tanyanya.
"Hmm"
"Mau gue anterin?" tawarnya.
Jujur aja gue cukup tergiur dengan tawarannya, bukan karena gue ingin Rendra mengantar gue pulang, tapi karena hari udah sore angkot sudah jarang lewat depan sekolah. Hari ini pulang lebih sore karena ada kelas tambahan. Gue tampak memikirkan tawaran Rendra.
"Nggak usah, gue bisa pulang sendiri" kata gue. Gengsi gue terlalu besar, dan rasanya gue bakal menyesali itu. Oh God, gue nggak punya pilihan.
"Katanya kalau sore udah nggak ada angkot" katanya masih tidak mau menyerah.