Simple Happiness

661 70 8
                                    

°*°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°*°

"Sebuah kebahagiaan tak diukur berapa banyak harta yang kita keluarkan, tapi kebahagiaan itu diukur dari berapa banyak tawa tulus yang kita keluarkan, dan itu lah dinamakan kebahagiaan sederhana."


°*°


[Abyan Yuno Wirasetya]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Abyan Yuno Wirasetya]

Gue turun dari mobil dan menatap bangunan berukuran sedang yang berdiri dihadapan gue, Panti Kasih Abadi. Sudah lama tidak mendengar kata itu, sejak dua tahun yang lalu mungkin.

Gue pun berjalan menyusuri jalan setapak, dan berhenti di taman. Beberapa anak kecil bermain disana dan juga ada Rendra yang sedang menemani mereka. Rendra yang menyadari kehadiran gue pun terkejut, gue tersenyum dan menghampiri mereka.

"Hai!" sapa gue.

"Kak Yunooo!!!" teriak beberapa anak yang mengenal gue, mereka berlari  menghampiri gue, sudah lama tidak bertemu dengan mereka membuat gue gemas ingin sekali memeluk mereka dengan erat.

"Hai, apa kabar?" tanyanya gue sambil berjongkok menyeimbangkan tubuh mereka.

"BAIIIKK!!" jawab mereka bersamaan, gue terkekeh dan mengusap puncak kepala mereka satu persatu.

"Hai! Lu kesini sendiri?" tanya Rendra saat ikut menghampiri gue.

"Gue sama supir, dia lagi nurunin barang, lu nggak kerja?" tanya gue, Rendra pun menyengir sambil menggaruk tengkuknya.

"Aaah... Engga motor gue macet, keknya butuh servis" katanya malu, aku pun mengangguk paham.

"Kak Yuno kenal kak Ren?" tanya gadis kecil yang gue ingat namanya Ara itu.

"Dia teman sekolah kakak"

"Mau ketemu bu Alin no?" tanya Rendra yang gue jawab dengan anggukan. Udah lama gue nggak ketemu bu Alin, yang menjadi ibu pengurus panti ini. Terakhir kali bertemu sebelum Kendra pergi.

Breathless ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang