Surrender

1.2K 83 13
                                    

°*°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°*°

"Tak ada yang bisa kulakukan selain menikmati rasa sakit disetiap jengkal tubuhku, dan berpasrah pada Tuhan atas hidup dan matiku."

°*°

°*°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yuno menahan erangan kesakitan,  diruangan tempatnya melakukan kemoterapi, sebisa mungkin dia tidak mengeluarkan erangannya. Sedangkan Melinda yang menemani Yuno terus menggenggam tangan putranya yang bebas infus, sesekali dia mengelus puncak kepala Yuno.

"Bunda... Mu-al" lirih Yuno.

Melinda dengan sigap segera mengambilkan wadah muntah untuk Yuno. Sedetik kemudian Yuno kembali hanya memuntahkan cairan kuning, karena seluruh makanan yang sebelumnya dia makan sudah terkuras habis.

Rasa sakit kini menjalar keseluruh tubuh Yuno, khususnya dibagian punggungnya. Dia ingin menangis tapi dia juga tidak ingin Melinda lebih sedih lagi.

"Udah?" tanya Melinda saat Yuno kembali merebahkan dirinya.

Yuno mengangguk, saat ini sekedar bicara saja dia tidak bisa. Dia benar-benar payah, Yuno menoleh kearah jendela kaca diruangan tempatnya kemoterapi. Diluar sana ada Dava dan juga ketiga temannya yang baru datang. Erick membentangkan sebuah banner yang berukuran sedang, yang berisi kata-kata semangat untuk Yuno.

Yuno tidak bisa menahan senyumnya sekaligus air matanya. Dia bahagia, dan bersyukur dalam waktu bersamaan. Dalam hati Yuno berterima kasih pada Tuhan yang telah mengirim orang-orang baik untuknya. Mereka sudah seperti malaikat yang Tuhan kirimkan pada Yuno, meski kadang mereka seperti kumpulan binatang.

"Makasih" gumam Yuno tanpa suara.

Mereka bertiga mengacungkan jempol mereka, sejujurnya mereka tidak kuat menahan air mata yang siap menerobos kapan saja. Tapi, sebisa mungkin mereka menahannya. Bagaimana mungkin mereka tidak sedih melihat teman mereka terbaring tak berdaya diatas ranjang pesakitan. Meski belum lama mengenal Yuno tapi mereka sudah seperti begitu lama berteman. Mereka tau yang Yuno butuhkan saat ini adalah semangat dari orang-orang terdekatnya, bukan malah kesedihan.

Breathless ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang