Suffering 5

3.4K 218 8
                                    

Lia dan Ihsan sedang menikmati perjalananan nya menuju taman kota dekat rumah nya.

Di taman lah membuat Penderitaan nya bermula dan di taman lah ia bisa menenangkan diri.

"Gak mau mampir ke supermarket dek?"

"Gak deh bang,Jajan di sana aja hehe" Ucap Lia langsung mengahadap abang nya Sambil tersenyum.Ihsan hanya terdenyum miris melihat senyum luka Adik nya.

Selang beberapa menit mereka sudah sampai di taman kota.Suasana agak sepi karena memang ini bukan hari libur. Lia langsung keluar dari mobil milik Abangnya dan berlari keluar dengan girang.

Ia menghirup udara sangat dalam dan menghembus nafas nya dengan tersenyum.

"Kamu gak nungguin abang astagfirullah" Ucap Ihsan dengan ngos ngosan.

"Hehe.. Udah lama gak kesini bang,Jadi ga sabaran deh" Ucap Lia tanpa mengalihkan tatapan nya dari sekumpulan bunga.

"Yaudah, kita duduk di sana aja!" Ucap Ihsan menunjuk kursi panjang dekat bunga. Lia mengangguk dan membuntuti Ihsan dari belakang.

Mereka duduk di kursi tersebut dengan memandangi bunga bunga di depan nya.

Grep..

Lia sontak terkejut karena Ihsan yang memeluk nya erat.Dengan wajah yang sembunyi di cekukan leher Lia.

Bahu Ihsan bergetar hebat. Hah Abang nangis? Tak lama ia mendengar isakan.

"Abang kenapa nangis?" Ucap Lia menangkup wajah Ihsan.

"Maafin abang.." Lirih Ihsan.

"Untuk apa bang??" Ucap Lia dengan wajah berkaca kaca, ia tak mampu melihat orang kesayangan nya menangis.

"Maafin abang.." Ucap Ihsan semakin terisak.

Lia membalas pelukan Ihsan menenangkan Nya dan mengelus punggung abang nya.

Setelah tangis Ihsan mereda, Lia melepas pelukan nya. Dan memegang menggenggam kedua tangan Ihsan.

"Kenapa abang nangis dan minta maaf ke aku. Emang ada apa,Emang abang ada salah apa ke aku?"

"Abang gak bisa jelasin sekarang."

"Oh iya, kamu mau eskrim?" Tanya Ihsan mengalihkan pembicaraan.

"Iya mau!" Ucap Lia antusias dan di balas kekehan oleh Ihsan.

"Bentar ya, kamu tunggu sini"

Selang beberapa menit Ihsan datang membawa satu Eskrim.

"Loh kok satu?"

"Iya, untuk kamu aja.Abang gak mau"

"Yaudah deh. Makasih ya bang" Ucap Lia langsung melahap Eskrim nya.

Hiks..Hiks..Hiks..

Sontak Lia dan Ihsan memberhentikan kegiatan masing masing karena mendengar isakan.

"Bang,Denger gak? Kayak ada yang nangis?"

"Iya dek, Di sini juga sepi gak ada siapa siapa"

"Yaudah kita cari aja" Ucap Lia Tapi tangan nya di cekal oleh Ihsan.

"Bukan Kunti kan?"

"Mana ada siang bolong gini ada kunti! Palingan juga kalok kunti nangis siang bolong gini baju nya kesangkut pohon"

"Ngawur kamu!" Ucap Ihsan.

Lia langsung menarik tangan Ihsan dan berjalan ke arah pohon rindang.

"Aku denger dari pohon situ deh bang" Ucap Lia menunjuk pohon besar.

"Gue makin merinding" Gumam Ihsan mengusap tengkuk nya.

Mereka berjalan perlahan mendekat dan makin keras juga isakan terdengar di indra mereka.

Mereka melihat bocah laki laki sekitaran berusia tiga tahun sedang mengakup kepala nya di lipatan dua tangan nya.

"Dekk" Pangil Lia pelan memegang Bahu bocah tersebut.

"MOMMY!!" ucap bocah tersebut langsung menubruk tubuh Lia.Karena tak ada persiapan Lia terhuyung ke belakang. Tetapi di tahan oleh Ihsan.

"MOMMY,JANGAN TINGGALIN AKU LAGI!!" Lia dan Ihsan saling pandang dengan tatapan bingung.

"Mommy" Ucap Bocah itu lirih.

"Iya, iya Mommy gak bakalan ninggalin kamu lagi, tenang aja"

...

SUFFERINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang