Lia Menerusuri Koridor sekolah dengan perasaan riang,tidak dengan suasana Hati nya.
Bagaimana tidak? Sudah di tinggal Orang tua angkat nya yang mendidik nya dengan penuh kasih sayang dan kehangatan.Telah musnah.
Abang yang selalu mewarnai hari hari nya selama ini.Mengajak Lia bermain.Menghibur Lia yang sedang teringat orang tua angkat nya.Ciuman yang mendarat di kening Lia, Pelukan hangat, Usapan lembut Rambut nya.
Kini tlah tiada! Pergi!
Sekarang ia hanya memiliki anak kesayangan nya Raka.Ya dia akan membuat Hari hari Lia yang berwarna abu - abu dan hitam kini menjadi pelangi.
Lia menghembus nafas nya berat. "Jalani aja dulu," gumam Lia menyemangati diri nya.Ia harus menyemangati diri nya sendiri.Emang nya siapa yang mau memberi ia semangat lagi?
...
Lia mulai memasuki kelas nya. Seperti biasa, Lia akan di tatap sinis oleh teman teman sekelas nya kecuali sahabat nya Aulia yang tersenyum sumringah melihat Lia datang.Ntah apa yang merasuki diri nya ia rindu sekali dengan sahabat nya Lia,walau belum tentu di anggap sahabat.
"Pagi Lia" Sapa Aulia pada Lia yang baru saja mendaratkan bokong nya di kursi duduk nya.
"Pagi au" Beretepatan dengan itu guru Killer yang mengajar pelajaran matematika datang. Semua murid diam,Mereka hanya duduk tegak dengan tangan yang di lipatkan dan di letakan di atas meja, persis seperti anak Tk.
"Pagi semua,"
"Pagi pak!"
....
"Assalamualaikum" Semua tatapan murid kelas ke arah gadis berkulit sawo matang, kaca mata bulat serta poni sebatas Alis yang berdiri di ambang pintu kelas 11 ipa2.
"Waalaikum salam, Ada apa ya?" Tanya Guru di ketahui bernama damar.
"S-saya di suruh pak Kevin memanggil Kak Anggalia permata untuk ke ruang kepala sekolah" Ucap Gadis itu agak gugup karena seluruh Tatapan murid beralih ke diri nya.
"Ya sudah kalok gitu kamu bisa kembali ke kelas," Ucap Pak damar yang di angguki oleh Gadis itu.
Tatapan kini beralih ke Lia "Nak Lia, Kamu buat masalah apa?" Tanya Pak damar Lembut.Semua tercengan, Melihat Pak damar selembut itu.
"Saya gak buat salah apa apa pak, Kalok gitu boleh saya izin ke ruang pak Kevin" Ucap Lia.
"Ya sudah, Silahkan." Setelah mengucapkan itu Lia pergi ke luar kelas untuk menuju ruang kepala sekolah a.k.a Abang pertama nya.
"Ih, perasaan aku kok gak enak ya" gumam Lia ketika Lia sampai di depan pintu berawarna coklat pekat itu.
Menarik nafas lalu membuang nya. "Gak bakalan terjadi apa apa kok" Gumam nya Lagi menyemangati diri.
Tok..Tok..Tok..
"Masuk" Suara berat itu yang selalu Lia rindu kan setiap saat.
Dingin AC menyambut masuk nya Lia ke ruangan kepala sekolah yang ia tempati saat ini. Gugup? Pasti. Karena di ruangan ini hanya ada dia dan Kevin.
"M-maaf pak, Apa saya di panggil bapak untuk ke ruangan bapak?"
"Ya, Duduk. Gue mau ngomong sesuatu sama lo"
Terkejut? Tentu, biasa nya kepala sekolah nya ini hanya berbicara formal di lingkungan sekolah kepada Guru beserta Murid murid nya. Ini? Tak.
"Bicara tentang apa ya pak?" Tanya Lia mulai duduk di kursi depan Kevin yang ia duduki.
"Lo anak yang ngga tau diri itu kan?"
B E R S A M B U N G
KAMU SEDANG MEMBACA
SUFFERING
Teen FictionAku sudah terbiasa dengan Keadaan sekarang. Sendiri. Tak ada teman, Sahabat,Saudara,keluarga sudah lenyap bagai di telan bumi. Sampai, Bahagia pun tak mau menghampiri ku walau sejenak saja, Aku ingin merasakan nya!! Aku Juga harus bekerja keras un...