Suffering 8

2.9K 169 1
                                    

Ihsan membukakan pintu utama rumah peninggalan orang tua nya.Menatap sendu sekeliling rumah nya, kenangan indah berada di rumah ini membuat ia orang yang paling bahagia.

"Lia sama Raka,sekarang Kalian tidur gih"

"Iya Bang"

"Iya om"

Mereka berjalan Menaiki tangga untuk sampai ke kamar mereka.

"Raka mau tidur sama Mom atau sendiri di kamar nya Raka?" Tanya Lia mensejajarkan tinggi nya dengan Raka.

"Laka mau tidul sendili aja Mom, ntal Laka ganggu Mom tidul. Mommy pasti capek"

"Yaudah, selamat malam Raka sayang"

"Malam mommy" Ucap Raka mengecup Pipi Lia dan berlalu pergi.

Lia memasuki kamar nya dan merebahkan tubuh nya Di atas kasur king size nya.Menatap langit langit kamar nya.

Lia beranjak dan memasuki kamar mandi untuk bersih bersih karena badan nya sangat lengket.

Setelah beberapa saat Lia keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar.

Lia melihat buku berwarna biru laut di atas meja dengan judul  'Anggilia permata Alexander'

Lia membuka setiap lembaran yang sudah ternodai tinta Biru.

Lia menulis di lembaran kosong. Ia mulai menggores tinta biru tersebut ke kertas kosong buku nya.

Hai buku deary ku..
Aku udah lama ya gak goresin pena kesayangan aku di kertas kamu. Aku mau cerita.

Semalem mama dan papa aku kecelakaan dan sekarang mereka udah tiada di hadapan ku.

Orang yang selalu menjaga ku, menyayangi ku bahkan mereka hampir ingin mengangkat aku sebagai anak nya secara sah. Tapi aku tetep menolak.

Aku sedih banget mereka udah gak ada lagi.Gak ada lagi yang ngecup pipi aku, gak ada papa yang mengelus rambut ku, gak ada lagi mama yang masakin aku, tiap pagi ke rumah ku.

Semua nya telah sirna.

Aku tak boleh berlarut dalam sedih ini. Bagaimana pun aku harus ikhlas.Harus.

Mungkin mama dan papa terganti oleh Raka. Ya Raka, seseorang yang udah aku anggap anak sendiri. Dia lucu dan polos. Sangat menggemaskan.

Semoga dia lah sumber kebahagiaannn ku suatu hari kelak.

-Anggilia permata.

...

Kediaman Alexander.

Keluarga yang sangat bahagia kini menikmati tayangan Film di televisi mereka tonton. Dengan cemilan di pangkuan masing masing.

"Pin, gimana keadaan sekolah nya?" Tanya Pria paruh baya terhadap anak sulung nya.

"Ya gitu pah"

"Eh bang,Tadi ada murid baru kan?" Tanya Adik dari anak sulung tersebut,Ryan.

"Iya, kenapa?"

"Dia tuh Mirip banget ama Lia bang, Apa dia emang Lia ya?"

"Iya si, mirip banget."

"Kalian ngapain sih bahas anak tak tau diri itu" Sentak Mama yang sedari tadi diam menyimak anak anak nya berbicara.

"Mah, udah berapa kali yayan bilang itu cuma salah paham,Dia ga--"

"Udah sekarang tidur!" Ucap papa dingin langsung beranjak dari duduk nya di ikuti mama dan Kevin.

Ryan menghela nafas nya sejenak "Dek pasti lu sakit hati banget denger ucapan mama,papa sama Bang kepin, maafin mereka ya dek"

...

Matahari tampak memancarkan sinar nya dan memasuki celah celah jendela kamar gadis bertubuh mungil.

"Engh.. Jam berapa?" Ia berangkat dari tidur nya karena pukul setengah enam. Ia tak menjalankan ibadah Shalat subuh karena Halangan.

Setelah beberapa saat ia keluar dari kamar mandi dengan seragam putih abu abu yang melekat di tubuh mungil nya.

Ia turun terdapat abang nya yang sedang makan dengan tatapan kosong.

"Bang" Ihsan terlonjak kaget dan langsung menoleh ke Arah Lia.

"Abang kenapa ngelamun?"

"Raka mana? Kok belum ada?" Tanya Ihsan mengalih kan pembicaraan.

"astagfirullah, Raka" Ucap Lia menepuk jidat nya pelan langsung menghampiri kamar Raka.

...

Raka keluar dari kamar dengan wajah bantal nya yang berada di gendongan Lia.

Mereka makan masakan nasi goreng yang di buat oleh Ihsan. Jangan salah, dia lelaki yang bercita cita menjadi seorang Chef.Gak ada salah nya kan?

Mereka telah menyelesaikan makan nya.

"Dek Nanti siang kamu langsung ke sini ya?"

"Iya lah bang,Masa gak kesini lagi. Raka siapa yang jagain. Emang nya ada apa?"

"Ada yang mau abang omongin"

...

SUFFERINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang