Suffering 24

2.1K 121 4
                                    

"Dok gimana keadaan non Lia?" Tanya bi inah ketika melihat pintu ruangan UGD terbuka.

"Syukurlah ia tak apa.Ia hanya kecapean saja. Ia juga butuh rawat inap untuk memulihkan tubuh nya. Ia akan segera di pindah kann.Kalok begitu saya permisi." Bohong dr. Adi kepada seluruh anggota keluarga Lia.

Ia hanya ingin menepati janji nya kepada Lia. Keadaan Lia semakin memburuk. Di karenakan Lia jarang meminum obat nya. Ia selalu memikirkan keluarga nya. Kadang kadang ia juga sampai lupa makan. Memang nya Keluarga nya akan memikir kan nya? Itu yang ada di benak Lia ketika ia memikirkan keluarga nya.

....

Lia sudah di pindah kan ke ruangan yang lebih nyaman. Sedari tadi, Tia lah yang menjaga Lia, duduk di kursi samping brankar dengan menggenggam erat tangan Lia.

Kata maaf yang hanya di keluarkan dari mulut Tia. Selama ini ia salah orang. Benar benar salah orang.

"Lia, maapin tantee ya, tante kira kamu dia."

"Engh.." Lenguhan Lia berusaha membuka mata nya.

"Tante.." Lirih nya membalas genggaman Tia.

"Iya tante di sini, maafin tante ya selama ini jahat ke kamu, gak pernah hargai kamu, selalu benci kamu. Tante mo--"

"Shutt.. Udah Lia maafin kok tante."

Hening.

"Kalok boleh tau, tante dulu benci Lia karena apa?" Tanya Lia yang kini mulai duduk di bantu oleh Tia.

"Mau tante ceritaina nih?" Ucapan Tia yang di angguki oleh Lia.

Flasback on

"Hiks, jangann sakitin mama. Aku mohon jangan sakitin mama hikss" Isakan seorang gadis  yang masih berumur 14 tahun.

"Om, jangan sakitin mama" Gadis tersebut memeluk kaki pria paruh baya.

"Saya hanya ingin bales dendam kepada mama kamu karena telah menghancurkan kebahagian keluarga saya!"

Jlebb

Pisau yang berada di tangan pria paruh baya kini telah menancap tepat di dada mama Tia.

"MAMA! MAMA BANGUNN! JANGAN TINGGALIN TIAA!"

"HAHAHA, itu balasan buat seorang jalang seperti mama kamu!" Ucap pria paruh baya tersebut langsung meninggal kan rumah kecil itu.

"Mama bangun, Tia janji akan bales dendam mah. Lebih tepat nya kepada anakk nya! biar dia tau rasa nya ketika kehilangan orang tua!"

....

"Kamu tau siapa yang membunuh mama tante?" Ucap Lia menghapus air mata nya.

"Siapa tante?"

"Om kamu yang bernama Angga putra Alexander."

"Hah? Om Angga yang ngelakuin?"

"Iya, Om kamu. Tante ingin bales dendam kepada anak nya. Anak om kamu itu sangat mirip dengan kamu. Jadi tente salah orang itu melakukan balas dendam." Ucap Tia kini menunduk.

"Tapi tante, om Angga sama anak nya udah meninggal 3 tahun yang lalu."

"Hah? Serius kamu? Syukurlah kalok gitu. Saya tak perlu mengotori tangan untuk bales dendam"

"Atas nama Om Angga, Lia minta maaf ya tante karena udah membunuh mama nya tante. Sekali lagi maaf banget tante"

"Iya, tante udah maafin kok. Tante juga sadar itu adalah takdir. Kita gak bisa mengelak takdir. Tante juga udah ikhlas kok" Ucap Tia sambil tersenyum. Lia sangat tau dengan tatapan Tia yang tersirat kepedihan dan kesedihan.

"Eh kok tante tau Lia dari keluarga Alexander?"

"Tante sudah mencari tau semua nya. Udah gak usah banyak tanya lagi. Sekarang kamu istirahat. Biar cepet sembuh. Besok malem Oma, Opa dan tante akan kembali ke jerman."

"Ih kok cepet banget si tantee.." Ucap Lia sedih.

"Iya karena bisnis di sana mengalami masalah. Udah kamu istirahat"

"Iya tante"

...


B E R S A M B U N G

SUFFERINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang