Suffering 26

2.3K 130 8
                                    

Lia merebahkan tubuh nya lelah. Ia baru saja mengantarkan Oma Opa nya ke bandara. Ia menatap langit langit kamar nya yang sengaja ia hiasi dengan bintang bintang serta kupu kupu.

Kruk.. Krukk..

"Eh kok laper lagi sii?" Tanya Lia sendiri dengan mengelus perut nya.

"Padahal tadi kan baru makan malemm" Ucap nya masih sama dengan mengelus perut nya

"Dasar Lia perut karet" Ucap nya sambil. Terkekeh dan beranjak dari kasur nya. Ia melihat jam di dinding pukul 9 malam.

"Masih ada gak ya orang jualan makanan?"

Ia meraih hoodie nya berwarna abu abu itu dan mengambil dompet nya yang berada di atas nakas.

Ia membuka dompet nya dan mengambil uang 2 lembar berwarna biru. Lalu berjalan keluar rumah.

Di luar ia berpas pasan dengan bi inah dan pak Bejo yang sedang mengobrol di taman rumah yang memang di sediakan kursi dan meja.

"Non Lia mau kemana?" Tanya Pak bejo yang melihat Lia berjalan ke arah gerbang.

"Lia mau beli makanan pak, Lia laper" Ucap Lia sambil cengengesan.

"Di anterin bapak aja yuk!" Ajak pak Bejo

"Gak usah pak, Lia jalan kaki aja, deket kok. Bapak sama Bibi jangan tidur dulu ya. Kita makan sama sama. Lia beliin sekalian. Kalian mau apa?"

"Gak usah non, Kita gak mau ngerepotin" Jawab bi Inah merasa tak enak karena anak majikan nya ini terlalu baik.

"Gak, kalian gak pernah ngerepotin. Kalian mau ketoprak atau nasi goreng?" Tanya Lia menatap mereka berdua.

"Terserah non aja deh" Ucap bi Inah merasa tak enak.

"Yaudah Lia pergi dulu ya,"

"Non biar bapak anterin aja" Tawar pak Bejo.

"Lia mau jalan aja pak, sekali sekali. Dadahh" Ucap Lia langsung berlari keluar gerbang.

Ia berjalan santai, ia membeli ketoprak du pinggiran jalan yang memang tak jauh dari rumah nya.

Suasana malam ini cukup dingin. Lia memasukan tangan nya kedalam saku hoodie nya. Dingin malam ini menembus kulit putih nya.

Akhir nya ia sampai di penjual ketoprak. "Mang, Ketoprak nya tiga yah, pedes nya sedeng aja"

"Siap neng, duduk dulu" Lia mengangguk lalu duduk di kursi yang memang di sediakan.

Ia melihat sekeliling agak sepi. Mata nya terpaku melihat seorang laki laki yang sedang duduk di kursi pinggir jalan dengan keadaan yang berantakan. Seperti nya seorang tersebut tak asing bagi Lia.

Lia tersentak karena tukang ketoprak tersebut memegang pundak nya "neng mah ngelamun wae, ini ketoprak nya udah jadi"

"Oh, berapa mang?" Ucap Lia agak canggung.

"36 rebu aja neng" Lia mengangguk lalu mengeluarkan uang selembar berwarna biru.

"Ini mang, ambil aja kembalian nya"

"Makasi neng, semoga di lancar kan rezeki nya"

"Iya mang sama sama, kalok gitu Lia permisi ya"

"Iya neng, hati hati" Lia mengangguk lalu  berjalan ke arah laki laki tersebut. Semakin dekat seorang tersebut terlihat sangat tak asing.

Ia menoleh kanan kiri melihat ada kendaraan melintas lalu menyebrang menghampiri seseorang tersebut.

"Loh, itu kan Alvaro? Ngapain dia di sini?" Gumam nya langsung menghampiri Alvaro.

"Al" Lia coba memanggil Alvaro tetapi tak di ubris.

"Al" Kini Lia membranikan diri memegang pundak Alvaro dan membuat Alvaro menepis kasar tangan Lia.

"Lo siapa?" Tanya Alvaro dengan nada tajam.

"Aku Lia, temen sekelas kamuu"

"Lia? Gue gak kenal lo! Dan nama gue bukan Al!"

"Tapi kamu temen aku yang nama nya Alvaro"

"GUE BUKAN ALVARO! LO PERGI SEKARANG JUGA!" Ucap Alvaro mendorong kasar bahu Lia sampai ia terjatuh.

....

Aduhh kenapa tu si Alvaro??

Maap ya part nya makin gak jelas😔

SUFFERINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang