Chapter 17

2.2K 138 2
                                    

Kalian lagi ngapain waktu dapet notif Suffering?



Lia sudah di perbolehkan pulang dari pihak rumah sakit.Karena? Karena Lia yang merengek kepada bi Inah bahkan ia sampai merengek kepada dokter. Ia tak mau berlama lama di rumah sakit, Karena ingin merawat Raka serta ingin sekolah.

Kini ia bersantai di balkon kamar nya dengan Raka yang berada di pangkuan nya.

"Mom,"

"Iya sayang, ada apa?" Tanya Lia mengelus Rambut Halus Raka.

"Daddy nya laka dimana? Laka pengen ketemu"

Otomatis Lia terbelalak kaget, Ia harus menjawab apa. Sesuatu apa yang terlintas di otak Raka dengan tiba - tiba ia menanyakan tenang daddy nya.

"Raka sayang, daddy kamu lagi kerja, jauhh banget. Kata nya dia mau ngumpulin duit buat beli mainan nya Raka,"

"Tapi kan laka gak minta mainan Mom," Ucap Raka yang kini menghadap mommy nya.

"Laka, dengerin Mommy. Kita di sini nunggu Daddy buat pulang. Kalok Raka nya Pengen cepet cepet ketemu Daddy nya Raka, berarti kita ganggu daddy kerja dong."

"Dan satu lagi. Raka jadi anak yang kuat dan tangguh ya bila suatu saat Mommy gak ada lagi di samping Raka, Raka juga kalok udah besar jangan nakal, buat Mommy bahagia." Kini Lia mengucapkan dengan menjatuhkan air mata nya.

"Raka juga jaga orang yang Raka sayang, contoh nya Mommy. Raka harus siap kalok Mommy gak ada di samping Raka"

"Mommy jangan ngomong begitu, Laka gak mau mommy pelgi. Laka pengen mommy di samping Laka sampai laka besal dan laka punya banyak uang."

"Mommy ga janji" Ucap Lia memeluk Raka erat.

"Yaudah, sekarang kita tidur yuk, mau tidur sama Mommy gak?" Tanya Lia mengecup pipi gembul Raka.

"Mau,"

Lia beranjak dengan Raka yang masih berada di gendongan nya.Dengan wajah Raka yang sembunyi di celekuk leher Lia.

Laka janji mom, akan jagain mom. Batin Raka.

Lia yang mendengar tersenyum hangat. Anak sekecil Raka kini sudah berpikir dewasa seperti ini. Orang dewasa aja belum tentu dengan pikiran nya.

...

Lia memasuki Kelas dengan berlari yang kini gaduh karena jam kos. Entah mengapa ia bisa telat bangun tadi pagi. Keringat bercucuran di pelipis nya membuat bedak gelap nya luntur dan kulit putih nya tak tertutup lagi dengan bedak gelap.

Ia mengelap peluh yang mengalir di kening nya. "Untung aja jam kos" Ucap Lia dengan napas tersengal - sengal.

Lia mendarat kan bokong nya di kursi tempat duduk nya. Di samping nya kini kosong, kemana Aulia? Mungkin Ke kantin karena jam kosong.

"Gak ke kantin Li?" Tanya Alvaro

"Gak Al," Jawab Lia sekena nya.

Alvaro anak yang sopan, pintar di kelas nya serta jangan lupakan ia juga memiliki lesung pipi ketika ia tersenyum. Ia juga tak pernah membenci Lia seperti teman teman lain nya. Untuk apa membenci orang yang tak bersalah.

"Kenapa? Gue jarang liat lo ke kantin."

"Iya, aku males aja liat ramai ramai, mending ke perpus atau taman belakang, lebih sejuk adem juga"

"Iya juga sih, Yaudah gimana kita ke taman belakang aja?"

"Yaudah yuk" Ucap Lia meraih tas nya langsung mengambil Kotak bekal yang ia bawa dari rumah.

Mereka berjalan beriringan menuju ke taman belakang. Banyak orang yang mencomoh Lia karena ia bisa jalan bersama Alvaro.

Alvaro emang tak sefomous seperti anak lain nya. Ia tak beda jauh dengan Lia yang tak suka keramaian. Ia pergi ke kantin juga jarang.

...

Gimana perasaan kalian baca part kali ini?

Maaf ya cerita nya makin gak nyambung.

SUFFERINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang