Chapter 12.

2.4K 140 0
                                    

"Dan gue gak nyangka dia tuh putih mulus banget. Mirip sama Lia persis! Cuma mata nya aja yang buat gue Ragu. Lia punya mata biru laut sedang kan dia Hitam pekat"

"Aduh jadi penasaran nih gue.."

"Dan lo tau, disana gue Liat photo Lia sewaktu masih kecil dan bocah laki laki ngerangkul Lia.sekarang kek nya seumuran sama bang Kevin.Gue mulai curiga sama Lia.Dia tuh Mirip banget sama Adek gue.nama nya aja mirip kan?"

"Kita harus cari tahu!"

...

"Asalamualikum,Raka om pulang" Sapa Ihsan memasuki rumah nya dengan wajah kusut,Baju di keluarkan,Rambut Acak acakan.

"Waalaikum salam,Dari mana bang?" Ucap Lia menyadari Ada Nya abang.

"Dari kantor Nya papa dek,"

"abang mau ke atas dulu ya,mau bersih bersih," Ucapan Ihsan yang di angguki oleh Lia.

Setelah beberapa saat Ihsan turun dengan baju santai dengan wajah yang fresh.

Lia yang sedang duduk di Sofa TV yang menyala dengan Toples berisi keripik di pangkuan nya.

"Raka tidur Ya?" Tanya Ihsan mendaratkan bokong nya di sofa yang Lia duduki.

"Iya" jawab Lia tanpa mengalihkan tatapan nya dari TV.

"Oh iya,tadi pagi kata abang mau ngomong apaan?" Tanya Lia dengan mulut yang penuh dengan keripik.

Ihsan menghela nafas nya sebentar, "Abang akan nerusin perusahaan papa di jerman."

Ucapan Ihsan membuat Lia menghentikan aktifitas nya dan menoleh kaku ke arah Ihsan.

"Abang seriusan kan,gak boong?" Tanya Lia menahan Isakan nya

"Gak dek,Maafin abang" Ucap Ihsan.Tangis Lia pecah,Ihsan mendekap Lia sambil mengelus rambut Lia.

"Maaf" Hanya kata maaf yang mampu Ihsan ucapkan.Ia juga tak kuasa meninggal kan adik kesayangan yang Baru saja di tinggal orang tuaa Nya.

Setelah sedikit tenang,Lia mendongak menatap manik mata Ihsan.

"Abang kapan berangkat? Abang berapa lama di sana?"

"Abang berangkat besok,dan Abang juga gak tau berapa lama,yang pasti itu gak sebentar"

Tanpa sekata apapun Lia berlari menuju kamar nya dan membanting pintu cukup keras.

Ia memeluk lutut nya sendiri dan menangis di celekuk lipatan tangan nya.

Ia berjalan terlatih menuju kasur nya dan membaringkan tubuh nya.Mengambil foto di atas Nakas yang menampilkan foto keluarga kandung nya dulu.

"Mama, Papa, Abang kevin, bang Ryan, kapan kita bisa kumpul kaya dulu? Sekarang aku sendiri di sini, Aku takut mah pah.Aku mau kita kayak dulu lagi.

Ya allah,Jagalah kesehatan mereka,Lindungi mereka yaallah sebelum mereka menyesal" Setelah mengucapkam itu Lia terlelap dengan memeluk Foto figura keluarga nya.

...

Lia terbangun dari tidur nya dengan keringat dingin bercucuran di dahi nya dengan nafas tersengal sengal.Segera ia mengambil gelas berisi air putih yang ia sedia setiap malam.

Ia melirik nakas pukul 03.00

"Abang kan berangkat hari ini,Aku mau ketemu dia" setelah mengucapkan itu Lia beranjak keluar dari kamar nya dan menuju kamar sang kakak.

Ceklek

Pintu kamar terbuka terlihat lah Ihsan yang tengah begelung selimut,dengan koper besar dan ransel yang sudah nangkring di depan Lemari.

Ia menghampiri Ransel tersebut dan memasukan Secarik kertas di sana.

Lia duduk di pinggir ranjang tempat Ihsan tidur.Memajukan wajah nya mencium kening,Kedua pipi ihsan dan mengelus rambut nya. tanpa sadar Air mata nya sudah berlinang di pipi nya.

"Abang maafin Lia ya semalem,Lia egois.Seharus nya Lia dukung apa yang di lakuin Abang.Kali ini Lia egois bang.Abang jaga diri baik baik ya di sana.Abang juga jangan pernah lupain Lia Dan Raka yang di sini nunggu abang pulang.Lia sayang abang" Isak Lia memeluk abang nya sehingga membuat baju di bagian dada Ihsan basah.

.............

B E R S A M B U N G

SUFFERINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang