Suffering 20

2.3K 132 1
                                    

"Aw.." Ringis Lia merasa kan pusing kepala nya ketika menabrak dada bidang seseorang.

"Lo hobi banget nabrak gue!" Sentak orang itu.

"Maaf kak, Lia gak sengaja," Ucap Lia dengan mata berkaca - kaca. Ia di bentak oleh orang yang sama, Naufal kakak kelas nya.

"Lo kalok jalan pake mata dong, jangan jalan pakek kaki doang!" Sentak Naufal dengan menunjuk nujukan jari nya di hadapan Lia yang kini nyali nya menciut.

"Ma-Maaf kakk, hiks.." Kini Lia mulai menangis. Untung Restauran nya tidak terlalu ramai.

"Ada apa ini? Eh non Lia ada apa?" Tanya Pak Dio orang kepercayaan memegang Restauran ini.

Lia hanya menggeleng sebagai balasan nya. Sungguh ia takut dengan Naufal yang kini tegah menatap nya tajam.

"Bilang ya sama pelanggan lo ini! Jangan suka nabrak nabrak orang, Bikin orang sengsara aja lo!"

"Maaf mas, Non Lia boss kami. Pemilik restauran ini."

"Oh lo pemilik nya," Naufal melihat Lia dari atas sampai bawah.

"Orang kek gini tuh gak pantess di bilang bos, Palingan nyokap nya jual diri, biar bisa bangun restauran ini" Ucap Naufal tertawa sinis.

Plak!

"Jaga mulut anda! Anda boleh menghina saya sepuas nya, Tapi tolong jangan bawa bawa orang tua saya!" Ujar Lia memanas dengan darah yang masih mengalir di hidung nya.

"Cangkam!" Ucap Lia Lirih dan terjatuh tak sadar kan diri.

"Non!"

"MOMMY!" Teriak Raka langsung berlari dari pangkuan bi Inah.

"Mommy bangunn,, BAWA MOMMY LAKA KE LUMAH SAKITT!!" Teriak Raka histeris.

Pak Dio langsung menggendong Lia ala bridal styel ke mobil nya, di ikuti Bi inah dan Pak bejo.

Bugh!

"BRENGSEK LO!" Murka Ryan langsung Berlari ke parkiran menyusul Mobil yang Lia tumpangi di ikuti dengan Andre dan Daryn.

...

"Engh.." Lenguhan Lia ketika ia sadar dari pingsan nya. Ia menatap sekeliling, hanya ada dokter adi dan dua suster.

"Lia, kamu udah sadar?"

"Udah dok," Jawab Lia lirih.

"Lia, Penyakit kamu udah semakin parah, Jangan sampai penyakit kamu jadi leukimia kronis, itu akan susah di sembuhkan bahkan berunjung kehilangan nyawa. Jadi pikir baik baik ya saran dokter. Secepatnya kamu cuci darah." Ujar dr. Adi mengelus Rambut Lia. Ia sangat sayang pada Lia, Ia sudah menggagap Lia adik nya sendiri. Ia memang masih muda, umur nya saja baru 26 tahun.

"Lia gak mau cuci darah sebelum Lia baikan lagi sama keluarga Lia. Lia kangen merekaa.."

"Lia yang sabar ya, semua akan indah pada waktu nya."

"Dok, Penyakit Lia dokter gak kasih tau siapa siapa kan?"

"Gak kok Li, Dokter kan udah janji."

"Eh, mau di panggilin gak Bi Inah sama pak Bejo nya.Di luar juga ada Raka sama Temen - temen nya Lia"

"Mau dok, boleh tolong panggilin gak?"

"Boleh Dong, Sebentar ya"

Lia mengangguk dan menatap langit langit. Semoga Allah beri waktu untuk Lia biar bisa peluk Abang Ryan, Bang Kevin sama bang Andre. Lia kangen banget sama kalian. Yaallah beri Lia waktu sebentar aja buat liat mereka bahagia. Lia juga ikut Bahagia. Batin Lia.

Ia tersentak kala ada yang memeluk nya " Mom, Mommy jangan sakit Lagi, Laka takut Mommy," Ujar Raka terisak di pelukan Lia.

"Iya Raka, Mommy gak sakit Lagi Kok, Raka jangan nangis Lagi" Raka mengangguk dan menghentikan tangis nya.

"Lia, gimana kondisi lo?" Tanya Ryan duduk di kursi sebelah brankar.

"Alhamdullah kak, udah mendingan."

"Maafin Naufal tadi ya udah ka---"

"Gak papa kok kak, Itu juga salah Lia"

"Iya Yan! Sumpah mirip yaya!" Seru andre yang membuat Lia, Bi Inah gelagapan.

"Lo bisa pelan pelan gak ngomong nya!" Ucap Ryan geram Menginjak kaki Andre.

"Yaya siapa ya kak?" Tanya Lia seolah tak tau.

Kak andre masih pecicilan. Batin Lia terkekeh

"Yaya it--" Ucapan Andre kembali terpotong karena Ryan menjawab.

"Bukan siapa - siapa kok, Lo istirahat aja, Kita pamit. Cepet sembuh Lia"

"Cepet sembuh ya Li" Ujar Andre tersenyum manis.

"Get well soon Li" Ucap Daryn tersenyum manis juga.

...

Maap ya, author gak tau tentang penyakit leukimia. Jadi kalok ada salah tolong di maaf kan. Hehe

SUFFERINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang