Suffering 21

2.1K 126 1
                                    

Lia tetap ingin sekolah hari ini meski kepala nya cukup sakit.Tak lupa juga sebelum berangkat sekolah ia minun obat yang di berikan dokter. Seperti biasa, Ia akan di antar oleh pak bejo sampai halte dekat sekolah nya. Ia tak mau di antar sampai depan sekolah agar semua murid tidak berpikir yang aneh - aneh.

Seperti biasa, tatapan sinis, tak suka, Meremehkan mengawali hari hari nya di sekolah. Ia tetap tak mengubris. Comohan teman nya saja semua tak ada yang benar.

Tampilan nya aja polos, eh ternyata jalang. Ewh

Gue gak nyangka dia kek gitu.

Ucap dua orang  yang membuat Lia mengernyit bingung, Apa maksud nya ini? Jalang? Emang ia berbuat salah apa?

Setelah sampai di kelas ia di sambut senyuman manis yang tercetak di wajah Alvaro.

"Hai Li,"

"Hai Al,"

"Ini Aulia kemana?" Sambung Lia ketika melihat kursi sebelah nya kosong namun ada tas milik Aulia di sebelah nya.

"Biasa, Masih latihan dia nya," Lia hanya ber 'Oh' ria menanggapi nya.

Panggilan kepada Anggilia permata untuk menuju ke ruangan saya, saya ulangi panggilan Untuk Anggilia permata segera ke ruangan saya. Terima kasih

Itu suara bu Indah, guru BK yang galak ke murid tertentu. Jika murid tersebut berbuat kesalahan yang fatal, Ia akan marah besar bagai api terkena bensin. Begitu pula sebalik nya, Jika ia berhadapan murid baik serta menurut ia akan lembut selembut sutra.

"Lo ada masalah apa Li?" Tanya Alvaro sedikit kecewa.

"Aku juga gak tau Al aku salah apa, yaudah aku susulin Bu Indah dulu ya." Setelah mendapat respon anggukan, Lia segera beranjak dan berlari kecil menuju Ruang BK karena emang sedikit jauh dari kelas nya, harus menuruni 1 lantai serta harus melewati lapangan basket.

Lia menetralkan nafas nya, lalu mengetuk pintu yang kini berada di depan nya.

Tok..Tok..Tok..

"Masuk!"

"Permisi bu indah, ada apa ya panggil saya" Ucap Lia sopan.

"Duduk!" Ucap Nya tegas.

"Jawab pertanyaan saya dengan jujur!" Ucap Nya masih dengan nada yang sama.

Lia mengangguk kecil karena ia takut akan wajah garang bu Indah "Ibu mau nanya apa?" Tanya Lia sembari memainkan jari nya menghilangkan gugup nya.

Tatapan tajam dan tegas kini terganti dengan tatapan lembut seperti Ibu yang sedang menatap anak nya.

"Nak Lia, Apa benar kamu sudah memiliki Anak?" Tanya Bu indah lembut.

"Anak?" Beo Lia.

"Oh! Raka ya bu?" Tanya Lia.

"Mungkin, Saya tidak tau anak kamu siapa nama nya."

"Oh, Iya bu itu anak nya Lia" Ucapan Lia mengundang tatapan kecewa dari Bu Indah.

"Kamu--"

"Bu, Lia belum selesai bicara nya"

"Lanjutkan."

"Raka itu anak yang di buang oleh nenek nya"

"Ceritakan secara detail!" tegas bi Indah yang di angguki Oleh Lia.

"Jadi gini bu, saat itu Lia sama kakak nya Lia Pergi ke taman. Trus Lia sama kakak nya Lia denger anak kecil nangis, Trus kita cari. Ternyata ada Raka di balik pohon sambil nangis. Kita coba panggil trus dia langsung peluk Lia dan dia panggil Lia dengan sebutan 'Mommy' Lia iyain aja karena kasihan sama Raka."

"Kamu gak bohong kan?" Ucap Bu Indah menatap dalam mata Lia mencari kebohongan di sana.

"Gak bu, Lia gak suka bohong. Oh iya, Nenek nya Raka juga kasih surat ke Lia. Ibu mau baca?"

"Iya, Mana?"

"Bentar ya bu," Ucap Lia merogoh kantong baju nya, Ia tak tahu bahwa surat dari nenek Raka di kantong nya. Ia juga baru sadar saat sedang du antar oleh pak Bejo.

Bu indah mulai Membaca dari atas sampai bawah "Baik, Kamu boleh kembali ke kelas"

"Baik bu, Kalok gitu Lia permisi. Assalamualaikum" Ucap Lia sambil menyalimi tangan Bu Indah.

"Waalaikum salam"

B E R S A M B U N G

SUFFERINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang