Mobil milik Ryan tepat berhenti di perkarangan rumah Lia.
"Ya, ini rumah kamu?"
"Ini rumah orang tua angkat aku kak" Ucap Lia jujur. Sebenarnya Ia tak mau jujur tapi ia tak mau berbohong juga kepada kakak nya.
"Makasi ya kak, Kakak mau mampir gak?"
"Iya deh sekali sekali. Gak papa kan?" Tanya Ryan.
"Ya ga papa lah kak, orang aku yang nawar" Lia dan Ryan terkekeh langsung memasuki rumah tersebut.
"Assalamualaikum bi, Bang ihsan, Raka!"
Pintu terbuka menampilkan wanita paruh baya yang di ikuti oleh Anak kecil.
"Mommy!" Ucap anak kecil tersebut, Raka memeluk Lia.
"Hay sayang, Raka kenapa?"
"Mommy kok lama sekolah nya? Laka takut Mommy pelgi lagi kayak dulu"
"Mommy emang lama sekolah nya sayang, Mommy gak pergi lagi kok"
Ryan yang sedari tadi diam memperhatikn dua insan tersebut mengernyit. Mommy? Pergi? Banyak pertanyaan di pikiran nya.
"Eh kak,ayo masuk" ajak Lia menyadari sedari tadi Ryan memperhatikan nya.
Mereka masuk menuju Sofa ruang tamu.
"Kak, aku Mau ganti baju dulu ya. Raka kamu tunggu sini dulu ya"
Lia berjalan menuju kamar nya.
"Hai adek manis. Nama kamu siapa?" Tanya Rian kepada Raka.
"Nama aku laka om"
"Raka?"
"Iya om"
Tak lama Lia datang membawa minuman berwarna orange.
Ryan terkejut melihat wajah cantik Lia dengan kulit putih,berbeda di sekolah.
"Ini di minum kak"
"Ini Lia?"
"Iya kak, kenapa?"
Wajah mu sangat mirip dengan Lia adik ku, cuma mata hitam mu yang membuat ku sedikit ragu. Batin Ryan Yang masih terdengar oleh Lia. Karena ia bisa membaca kata hati orang lain.
"gak kenapa kenapa.Lo cantik" Ucapan Ryan membuat nya bulshing. Padahal kakak kandung nya?
"Mommy laka emang cantik" Sanggah Raka naik ke atas pangkuan Lia.
"Eh, kok Pipi Momny melah?" Ucap Raka menyadari bahwa pipi sang Mommy nya merah karena hadiah tamparan dari cabe sekolah.
"Eh iya ya, kok gue baru sadar" Ucap Ryan mendekati duduk nya dengan Lia.
Raka turun dari pangkuan Lia "bentar ya mom" setelah itu ia langsung berlari menuju dapur.
"Pipi lo kenapa?"
"Gak papa kak, abis kejedot"
Ih bodoh nya aku.. NASA kejedot satu merah Nya dua.Batin lia merutuki diri nya sendiri.
"Boong kan kamu?"
"Gak"
"Eh Raka itu siapa nya kamu?" Tanya Ryan yang sedari tadi penasaran.
"Oh Raka anak aku kak" Ucapan Lia membuat Ryan melotot sempurna.
"Anak angkat" Ucap Lia pelan.
Tak lama Raka datang membawa baskom berisi air dan handuk kecil.
"Siniin muka Mom, Bial laka komples" Lia mengangguk sembari tersenyum dan memajukan wajah nya.
"Ini muka Mommy kenapa si sampai melah begini? Abis kejedot ya? Emang kejedot apa? Meja? Kulsi? Pintu? Kalok jalan hati hati mom bial gak kejedot lagii" Cerocos Raka masih fokus dengan mengompres wajah mommy nya.
"anak siapa Sihh?? Gemesin banget" Ucap Lia mencium hidung Raka.
"Om, om tau gak Mommy kenapa?" Tanya Raka kepada Ryan.
"Om gak tau ka, coba tanya ke Mommy langsung"
"Mom Kenapa?"
"Gak papa Raka sayang.." Ucap Lia mengelus Rambut Raka.
Ryan melihat sekeliling rumah Lia dan pandangan nya terjatuh pada figura yang terdapat anak laki laki dan perempuan sedang tersenyum lebar.
"Yaya?" Guman Ryan.
"Em, ya gue pulang dulu ya.. Mau sore ni"
"Iya kak, makasih udah mau anter aku dan mampir"
"Sama sama,kalok gitu gue pamit. Assalamualaikum"
"Waalaikum salam"
...
Ni bonus mbak yaya Nya. 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
SUFFERING
Teen FictionAku sudah terbiasa dengan Keadaan sekarang. Sendiri. Tak ada teman, Sahabat,Saudara,keluarga sudah lenyap bagai di telan bumi. Sampai, Bahagia pun tak mau menghampiri ku walau sejenak saja, Aku ingin merasakan nya!! Aku Juga harus bekerja keras un...