Chapter 18

2.2K 128 0
                                    

Aku pernah berada di masa di mana aku hanya berkutat dengan kebencian ku sendiri.

Kebencian akan masa lalu, kebencian seseorang yang egois hanya kepentingan sendiri. Kebencian yang memberikan kepercayaan lalu di hempaskan.

Tetapi waktu mengajarkan banyak hal, untuk memaaf kan kesalahan. Tanpa itu aku berat untuk jatuh hati lagi.

Anggilia permata.

Lia duduk di kursi panjang yang tersedia di taman belakang. Dengan di ikuti dengan Alvaro.

"Nih," Lia menyodorkan salah satu kotak bekal Kepada Alvaro. Alvaro mengernyit bingung tak mengerti.

"Ini untuk kamu Al, Kita makan bareng bareng"

"Hah? Lo kenapa bawa bekal dua?" Ucap Alvaro kini meraih kotak bekal berwarna biru yang baru saja di beri Lia.

"Ya, aku emang sengaja bawa dua, kan biar bisa bagi bagi, kayak aku kasih ke kamu sekarang" Alvaro hanya mangut mangut menanggapi ucapan Lia.

"Enak juga nasi goreng lo"

"Makasi" Ucap Lia sambil menyidukan nasi goreng ke mulut nya.

Mereka makan sambil melihat melihat pemandangan sekitar. Sesekali Alvaro melirik Lia dengan tersenyum tipis.

Semoga gue bisa bareng lo tiap hari kek gini Li, Batin nya tentu saja masih di dengar oleh Lia.

"Nih, makasi ya nasi goreng nya. Enak banget. Lain kali boleh lah coba lagi" Ucap Alvaro tak tau malu sambil menyengir lebar.

"Insyaallah aku besok bawa lagi nasi goreng nya."

"Iya, Nih lo pake buat lap itu muka Lo, bedak gelep lo luntur"

"Hah? Seriusan Al?"

"Iya" Ucap Alvaro sambil terkekeh.

Dengan cepat Lia menghapus bedak gelap nya. Dan terpampang jelas kulit putih mulus nya.

Dia merogoh kantong celana nya dan mencari bedak gelap yang sengaja ia bawa ketika di daerah sekolah.

"Ngapain pake bedak Gelep lagi?"

"Aku lagi nyamar,"

"Nyamar apaan coba? Emang apa manfaat lo nyamar nyamar kek gini?" Tanya Alvaro mendesak.

"Anu, ya ya..gitu lah" Ucap Lia gelagapan sambil mengoles Bedak yang berada di tangan nya ke wajah nya.

"No! Jangan pakai itu lagi, lo Cantik kenapa di tutup tutupin." Lia berasa Pipi nya memanas ulah Alvaro.

"Jangan pakai lagi ya?" Ucap Alvaro lembut yang di angguki oleh Lia.

...

Bel pulang sekolah berbunyi, siswa siswi sekolah berhamburan keluar kelas untuk melanjutkan kegiatan nya masing masing.

Lia ingin pulang cepat cepat untuk menemui anak, ingin mengajak ia jalan jalan. Sesekali ia membahagia kan anak nya.

Ia berjalan riang menuju gerbang sekolah, suasana sekolah kini tampak sepi, hanya anak anak eskul atau yang belum di jemput berada di sekolah.

"Mommy!"  semua pandangan beralih pada bocah kecil yang bernama Raka yang berada di gendongan wanita paruh baya, Bi inah.

"Hai sayang!" Semua beralih pada Lia. Mereka memberi tatapan Kepada Lia Sinis, tajam, benci, dan tak menyangka.

Raka berlari kecil mengapai mommy nya dan hap, Ia langsung memeluk Lia.

"Mommy, Udah makan belum?" Tanya Raka kini berada di gendongan Lia.

"Belum, kita makan sama sama mau?"

"Mau mom!"

"Yaudah yuk. Bi ikut kita makan yuk"

"Ngh.. Enggak ah Non, bibi langsung pulang aja."

"Gak papa bi, kita makan bareng bareng kan lebih enak."

"Yaudah deh non"

"Raka sama bibi ke sini sama siapa?" Tanya Lia mengecup pipi kanan Raka.

"Laka sama Bibi pergi Sama Paman bejo" Lia hanya berohria menanggapi perkataan Raka.

"Mom, kenapa kakak kakak itu liat kita kayak gak suka?"

"Gak usah di tanggapin mereka nya ya,"

"Iya mom."

B E R S A M B U N G

SUFFERINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang