Capt Ten

3K 126 2
                                    

Kebanyakan pasangan muda yang baru menjalin asmara pasti sering menghabiskan waktu berdua. Tetapi berbeda dengan pasangan ini. Kesibukan antara satu sama lain membuat mereka jarang terlihat bersama, terlebih lagi acara wisuda sudah semakin dekat. Hal tersebut tentu menjadi salah satu dari banyaknya alasan mengapa mereka jarang terlihat bersama.

Sudah dua minggu terhitung sejak Sena mengungkapkan perasaannya kepada Ara, tetapi sejak satu minggu terakhir mereka sangat sibuk, walaupun lagi hangat-hangatnya, mereka tetap menomor satukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.

Seperti hari ini, semua pengisi acara wisuda sedang berlatih, mulai dari paduan suara, tari-tarian baik tradisional maupun modern, musik, dan lain-lain. Terlebih lagi formatur BEM kampus yang sedang mempersiapkan kenang-kenangan untuk mahasiswa terbaik dari setiap fakultas, dengan dibantu BEM tiap fakultas tentunya. Semua berpakaian sesuai dengan divisi pengisi acaranya untuk melakukan sesi foto poster, dimana foto itu akan dimasukan menjadi materi di dalam majalah dan juga mading kampus.

Ara, gadis itu menggerai rambutnya dengan sedikit dikuncir dibagian atas rambut itu tersenyum ke arah kamera. Baju lengan panjang yang ia gunakan sebagai pengenal tim paduan suara itu sangat anggun dipakainya.

"Bagus banget Raf, ntar kirim ke gue ya," pinta Ara kepada Rafa, photographer kampus sekaligus anggota BEM yang hari ini bertugas untuk memotret semua anggota divisi.

Rafa mengacungkan jempolnya, "Siap, kirim wa apa kirim email nih?" tanya Rafa

"Kirim wa aja, wa dokumen biar hasilnya bagus, ih gemes banget sama diri sendiri,"

Rafa tertawa, daritadi Ara masih saja memandangi hasil fotonya sendiri. Rafa sendiri memotret Ara beberapa kali, selain karena cantik, Ara juga dijadikan visual oleh tim paduan suara. Posenya pun bermacam-macam, ada yang formal, dan ada yang unik-unik.

"Udah gue kirim tuh ya, dah gas lo up di ig tuh hahahaha," ujar Rafa

"Enggak mau gue up, buat punya-punya aja, soalnya gue lucu hahahaha," Selesai melihat pesan Rafa, Ara memasukan kembali hpnya ke dalam tas selempang kecil miliknya.

Hari ini rangkaian foto sudah selesai, baik foto personal maupun foto pergrup. Masing-masing ketua grup dan ketua divisi banyak yang sudah memperbolehkan anggotanya untuk pulang. Berbeda dengan jajaran BEM kampus, mereka masih harus mengadakan rapat hasil dari kegiatan hari ini. Rapat yang dipimpin oleh Gama, wakil Sena itu berjalan dengan baik.

"Kak Gama, ada kak Sena gak?" tanya Ara

"Lah, Sena mah tadi cuma setengah hari doang, udah pulang daritadi katanya ada urusan penting. Lo gatau emang?" ucap Gama

"O-oh enggak tau kak, yaudah gapapa, makasih ya kak, Ara duluan," pamit Ara

Gama mengerutkan keningnya, kemudian berlari mengejar Ara yang sudah sedikit jauh dari tempatnya berdiri tadi. "Ara mau bareng? Yuk gue antar, udah maghrib gini, mana lo cewek," tawar Gama

"Enggak usah kak, Ara mesen ojol aja gapapa, makasih tawarannya," tolak Ara, sebenarnya dalam hati gadis itu sangat cemas. Hari sudah gelap, ditambah awan mendung menghiasi kota, air hujan bisa kapan saja turun sedangkan dia masih berada di kampus.

"Udah yuk, Sena gak bakalan marah, percaya sama gue. Daripada lo sendirian disini, anak-anak kan udah balik semua, gue bawa mobil kok jadi aman kalo hujan,"

Akhirnya Ara mengangguk, gadis itu berjalan mengikuti Gama ke arah parkiran mobil. Hatinya masih merasa tidak enak, bagaimana jika Sena tau lalu marah? Bagaimana kalau Sena berpikir yang macam-macam?

Selama di perjalanan, Ara terus memperhatikan hpnya, menunggu Sena memberikannya kabar tetapi hasilnya nihil. Sepanjang perjalanan dari kampus menuju rumahnya, tidak ada tanda-tanda Sena akan menghubunginya, padahal jika dilihat dari last seen whatsapp nya, Sena baru aja membuka aplikasi itu.

"Makasih ya kak, maaf banget jadi ngerepotin kak Gama,"

"Gapapa kok, santai aja, gue duluan ya, takut kemaleman," Ara mengangguk, tangannya melambai ke arah mobil hitam Gama.

***

"Lo kenapa sih dek? Diem aja daritadi sambil ngelihatin hp, takut hilang itu hp lo?" tanya Eka. Mood Ara saat ini sedang tidak baik untuk diajak bercanda, terlebih yang mengajaknya bercanda itu Eka, kakak sekaligus musuhnya sendiri. "Berisik lo!" ketus Ara.

"Anjrit! Gue nanya baik-baik, pms ya lo? Yakan?" tanya Eka lagi, benar-benar menyebalkan.

"Aelah, bisa diem gak sih lo mas?! Gue tuh lagi males ditanya-tanya ah!"

Kayla yang melihat adik bungsunya marah langsung menghampiri keduanya, tangannya bersingkap di depan dada, "Eka! Lo ngapain Ara lagi? Gabisa sehari aja lo anteng gitu?"

"Gue teros gue! Emang cowok selalu salah, gak sama pacar, kakak, adek semuanya gue dianggap salah," ucap Eka, dramatis.

"Minta maaf lo!"

"Enggak mau!"

"Minta maaf sama adek lo sekarang!"

"Eng--"

"MINTA MAAF SEKARANG EKA, JANGAN BIKIN GUE IKUTAN EMOSI"

Setelah mendengar nada marah kakaknya, Eka bergegas ke kamar Ara untuk meminta maaf. Mungkin ini the real life dari lirik lagu 'aku yang minta maaf walau kau yang salah'.

"Dek, bukain pintunya, gue minta maaf,"

Hening, tidak ada sahutan apa-apa dari dalam kamar.

"Dek, ayo bukain pintunya,"

Masih hening. Dan tidak ada tanda-tanda pintu akan dibuka.

Eka mendengus, "Ini bocah cosplay meninggal atau apasi?" gumam Eka pelan, "Ah, gue tau ni,"

Eka menggedor pintu kamar Ara dengan kencang dan cepat, "Ra! Ada Sena tuh!"

HAHAHAHAHAHA YUK BURUAN DIKEPOIN, DI ADD KE LIBRARY, DI VOTE, DI KOMEN. APRESIASI KALIAN JADI SEMANGAT BUAT AKU! BIG LUVVV DARI QYQY

Presiden MahasiswaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang