Pagi ini, Ara tidak ada jadwal kuliah, hanya ada beberapa tugas yang diberikan oleh dosennya, salah satunya adalah membuat kreasi barang atau makanan yang dapat dijual. Mata kuliah kewirausahaan memang menjadi favorit Ara, karena dia dapat berkreasi apapun.
Tidak lupa, Abel juga datang ke rumah Ara untuk mengerjakan tugas bersama, atau lebih tepatnya meminta pendapat Ara soal apa yang harus Abel buat.
"Ra, lo mau bikin apa?" tanya Abel
"Mau bikin hampers, nanti isinya kayak spageti atau lasagna atau macaroni scotel yang di box gitu, bukan di alumunium foil sama kartu ucapan. Lo apa?"
"Aelah kenapa si Ra, lo tuh kreatif banget, gue aja gatau mau bikin apa," ucap Abel, gadis itu sedikit frustadi, sejak tadi ia tak henti-hentinya membuka Google dan juga Instagram agar mendapatkan ide, produk apa yang akan ia jual.
Ara mengetuk jari telunjuknya ke arah dagu, ikut berpikir produk apa yang akan Abel jual di mata kuliah kewirausahaan kali ini.
"Bel, lo kan jago tuh bikin hand writting, nah lo bikin aja tulisan happy birthday, atau happy graduation, atau happy anniversary gitu, terus lo bingkai. Kasih hiasan dikit lah, bisa gambar juga kan lo, gimana gimana?" ucap Ara memberi saran.
"Lahiya bener, Araaa!!!!! Gak sia-sia gue dateng kesini, lo emang pinter banget deh," ujar Abel sembari memeluk Ara, tidak lupa Ara membalas pelukan Abel juga.
***
Dua gadis remaja itu sedang berkeliling si salah satu Mall yang ada di kawasan Jakarta. Membeli beberapa alat dan bahan yang tidak ada di rumah untuk membuat kreasi produk mereka. Pertama, mereka pergi ke salah satu toko buku terbesar di Indonesia, mencari beberapa pensil, pulpen dan kuas yang akan digunakan Abel untuk membuat hand writting, tidak lupa dengan bingkai yang akan mempercantik produk kreasi Abel.
"Lo gak beli cat airnya?" tanya Ara
Abel menggeleng, seingatnya, dia masih punya banyak stok cat air di rumah, "Enggak, gue masih punya banyak di rumah. Ntar ke rumah gue dulu ya, ambil cat air"
Ara mengangguk, jempolnya mengacung ke atas sebagai jawaban "oke". Setelah selesai dengan barang-barang keperluan Abel, mereka beralih ke pusat perbelanjaan yang menyediakan daily needs, mencari barang-barang yang akan digunqkan Ara untuk membuat makanan.
Setelah membeli alat dan bahan serta beberapa cemilan serta mengambil cat air yang berada di rumah Abel. Mereka beranjak untuk kembali ke rumah Ara, mulai membuat produk kreasi yang sudah mereka pilih.
Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, tugas produk kreasi yang sejak siang mereka kerjakan juga sudah selesai, tidak lupa dengan sesi foto produk, dengan gaya yang sangat estetik dan instagramable.
"Kalo sampe pak Pur gak ngasih kita nilai A, nangis aja dah gue," ujar Abel
"Hahahaha, yakin kok gue, kita pasti dapet A, tenang aja. Kita kan bikinnya bukan cuma pake otak, tapi juga pake cinta," ucap Ara, gadis itu menautkan jari telunjuk dengan jempolnya membuat love versi bahasa Korea.
"Najong banget lo ah, alay," timpal Abel. Kemudian keduanya tertawa bersama.
"Assalamu'alaikum. Eh, ada Abel. Udah lama Bel?" salam Buna yang baru saja pulang dari pengajian ibu-ibu komplek.
Kedua gadis itu bangkit dan menyalimi tangan Buna, "Iya bun, dari jam 10, biasa ada tugas, jadi butuh Ara buat jadi inspirasi," jawab Abel dengan kekehan.
Buna ikut terkekeh, kemudian pamit ke kamar untuk mandi dan mengganti pakaian.
"Untung aje kan rumah udah gue sapu sama pel, udah gitu diluar mendung jadi jemuran belum pada kering, cucian piring udah gue cuci, jadi aman," ucap Ara
Abel tergelak, "Hahahah, ngakak banget gue. Segitunya amat lo,"
"Takut buna marah, kalo capek suka marah-marah gajelas soalnya, makanya sebagai anak yang baik dan berbudi pekert luhur, gue gamau buna gue marah-marah gais," jelas Ara. Abel masih tertawa di tempatnya.
Tidak lama hp Abel berbunyi, panggilan masuk dari mamanya. Setelah selesai menerima panggilan, Abel pamit pulang kepada Ara, dan juga menitipkan pamit untuk Buna Ara, karena mamanya sudah menunggunya di rumah untuk menjemput adiknya yang hari ini akan pulang dari pesantren.
"Thanks ya Ra, maap ni jadi ngerepotin," ucap Abel
"Idih kayak sama siapa aja lo, dah sono pulang, ntar diomelin mama lo,"
"Okedeh, bye. Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikumsalam, hati-hati Bel,"
Ara melambaikan tangannya kepada Abel, hal yang sama dilakukan pula oleh Abel. Ara masih memperhatikan ojek online yang dinaiki Abel sampai tidak terlihat lagi. Pintu gerbang sudah ditutup oleh Ara, kakinya mulai melangkah masuk ke dalam pintu rumah, sampai tiba-tiba.
"Hai, Ra,"
HALOOOO
SELAMAT TAHUN BARU BUAT SEMUA UMAT MUSLIM DI SELURUH DUNIA🙏🙏Jangan lupa add cerita ini ke library kalian, share ke temen kalian biar bisa baca bareng2, vote dan comment yaaa!!!!
Terimakasi banyak teman2 wattpadkuuu
Best regards,
Kiki❣️
KAMU SEDANG MEMBACA
Presiden Mahasiswa
Fiksi Remaja"Laki-laki itu pantang ingkar janji." Kata-kata manis itu terucap dari bibir laki-laki yang saat ini menjadi pujaan hatinya. Pria pemegang tanggungjawab tertinggi di Universitas Antariksa. Bisakah ia menepati janji yang sudah ia berikan kepada gadi...