Sekarang Ara, Abel, Sena dan juga Gama sudah berada di warung seblak langganan Ara dan Abel. Mereka sedang melihat menu dengan kertas dan juga pulpen yang ada di tangan Abel untuk menuliskan menu apa yang akan mereka pesan.
"Gue mau baso aci aja ah fix," ucap Abel. Gadis itu langsung menulis menu pesanannya ke dalam kertas. "Minumnya apa ya, Ra?" tanya Abel. Ara mengangkat bahunya membuat Abel mendengus sedikit kesal.
"Bel, gue seblak komplit deh, level 5 ya bel, minumnya es coklat aja deh," ucap Ara. Abel mengangguk dan segera menulis pesanan Ara, setelah beberapa detik, "Eh Ra, lo mau meninggoy mesen level 5?" tanya Abel
"Apasih lebay lo, biasanya juga level 5,"
"Dih, lo biasanya level 3 kali, jangan level 5, beneran gue takut lo meninggoy,"
"Gue gabakalan meninggoy aelah, udah level 5 aja,"
"Enggak, level 3 aja,"
"Level 5!"
"Level 3"
Gama dan Sena saling tatap melihat dua gadis yang notabennya bersahabat ini berdebat dengan permasalahan sepele. Hanya karena level seblak. Dasar cewek.
"Fine, level 3," putus Ara
"Nah gitu dong! Kakak-kakak sekalian mau pesen apa nih?" tanya Abel
"Gue pangsit goreng aja deh, pedes ya, minumnya es kopi," ucap Gama
Abel mencatat pesanan Gama, lalu gadis itu melirik ke arah Sena yang masih melihat menu, "Kak Sena apa?" tanyanya.
"Gue spageti aja deh, minumnya samain kayak Gama," jawab Sena.
Abel mencatat dan mengulang pesanan yang tadi kemudian berjalan ke arah pelayan yang ada di meja dekat meja mereka, menyerahkan kertas yang berisikan pesanan mereka.
Setelah menunggu hampir 10 menit, makanan dan minuman yang mereka pesan akhirnya datang juga. Mereka berempatpun memakannya dengan khitmat, sesekali Abel dan Ara mengobrol bahkan saling mencicip pesanan yang mereka pesan
"Kok seblak lo gak pedes Ra?" tanya Abel, gadis itu baru saja menyuap seblak milik Ara ke dalam mulutnya.
"Iyakan, aelah udah bener gue mesen level 5 tadi, lo sih," ucap Ara menyalahkan Abel.
Abel melirik ke arah Gama dan Sena bergantian, kemudian, "Kak, mau nyobain boleh gak?" tanya Abel
Ara tersedak kaget, bisa-bisanya Abel minta makanan punya dua cowok ini. Buru-buru Abel memberikan minumannya kepada Ara dan langsung diminum oleh Ara.
"Boleh Bel, ambil aja, segala izin" ucap Sena, untung saja dua laki-laki ini termasuk orang yang humble, jadilah Abel enggak malu-maluin amat.
Abel mengambil spageti Sena menggunakan sumpit milik Sena yang kemudian ditaruh di atas sendok baso miliknya. Tidak lama kemudian Abel mengambil pangsit milik Gama dengan melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan pada makanan Sena tadi.
"Ra, mau juga?" tanya Gama
Ara menggeleng, "Gak usah kak, punya Ara juga masih banyak, kak Gama sama kak Sena mau nyobain?" tanya Ara.
Kedua laki-laki itu mengangguk, kemudian Gama mengambil sendok pangsitnya untuk menyicipi seblak milik Ara. Sedangkan Sena, laki-laki itu sedikit bingung akan menggunakan apa untuk menyicip seblak Ara.
"Suapin lah Ra, itu dia bingung mau nyobain pake apa," bisik Abel
"Anjir, malu lah gue, gak enak juga sama kak Gama," bisik Ara
"Udah sih, jangan ribet" bisik Abel lagi
Ara pasrah, gadis itu mulai menyuapi Sena menggunakan sendoknya. Awalnya Sena terkejut, tetapi mulutnya terbuka juga menerima suapan dari Ara. Gama melihatnya dengan tatapan yang mungkin tidak bisa diartikan.
"Enak Ra, makasih ya," ucap Sena.
"Enaklah, disuapin mantan," ucap Gama
Kemudian Abel terkekeh pelan. Padahal keadaan hampir saja menjadi awkward kalau Abel tidak terkekeh, biarpun kekehannya terkesan terpaksa.
Makasih Bel. Lo emang bener-bener plen gue.
~~~
Gimana ini gimanaa??
Jangan lupa vote, comment, add ke library dan share ke teman-teman kalian yaaa.
Tetap stay safe guizzz, tetap stay at home jugaa. Mari sama-sama berdo'a biar covid cepat berlalu~
KAMU SEDANG MEMBACA
Presiden Mahasiswa
Teen Fiction"Laki-laki itu pantang ingkar janji." Kata-kata manis itu terucap dari bibir laki-laki yang saat ini menjadi pujaan hatinya. Pria pemegang tanggungjawab tertinggi di Universitas Antariksa. Bisakah ia menepati janji yang sudah ia berikan kepada gadi...