Namaku Kim So Hyun. Umurku 16 tahun. Tepatnya, sekarang aku sudah duduk di bangku kelas 2 SMA. Semua berjalan baik-baik saja. Aku punya banyak teman dan sahabat. Sekolahku juga berjalan lancar karena nilaiku yang sangat bagus. Bahkan, aku sudah pernah menjadi juara umum di sekolahku.
Namun itu tidak berlangsung lama karena beberapa hari lalu, aku mendengar kalau Papaku dipindahtugaskan kerja di luar kota. Dan kami harus ikut.
Keesokan harinya, benar saja, Papa dan Mama mengatakan hal itu padaku.
"So Hyun, Minggu depan... Kita harus pindah ke luar kota. Papa dipindahtugaskan ke kota lain yang jauh dari sini. Dan Papa mau kamu dan Mama ikut Papa, ya? " tanya Papa.
Mama mengangguk. "Mama tak apa, Pa. Kamu bagaimana So Hyun?"
Aku diam sejenak. "Tak apa kok, Ma" aku memandang Mama lantas menoleh ke Papa. "Aku tak apa kok, Pa. Aku akan ikut kalian"
Papa dan Mama terlihat lega."Tapi...bagaimana dengan sekolahku?" tanyaku. Sebenarnya, aku sudah memikirkan ini dari tadi.
"Soal itu, kamu jangan khawatir, Papa dan Mama akan mendaftarkan kamu untuk di salah satu SMA terbaik di kota itu" jawab Papa
Aku mengangguk sambil tersenyum. Meski...kalau boleh jujur...aku sebenarnya sedih karena harus meninggalkan semuanya disini.
Tak apalah, aku harusnya senang karena akan mendapat teman-teman dan sahabat baru.
Oh ya, sepertinya aku lupa mengatakan pada kalian kalau aku adalah orang yang dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
Tidak heran, karena sebenarnya, ini bukanlah yang pertama kali dalam hidupku. Tepatnya, sejak aku kecil, aku sudah pernah mengalami hal seperti ini, yaitu pindah rumah atau pindah kota.
Itu sungguh awal perpindahan paling menyedihkan dalam hidupku karena aku harus meninggalkan sahabat kecilku.
Bahkan sampai sekarang.... Aku tak tau dimana dia dan bagaimana rupanya. Tidak heran, zaman kami kecil, gadget belum ada. Apakah ia sudah menjadi pria tampan seperti yang dikatakannya?Flashback
"So Hyun..... So Hyun..... So Hyun.....!!!! " seorang anak laki-laki mengetuk jendela kamarku. Aku melihat ke arah jendela lantas berjalan dengan langkah gontai.
"kamu kenapa? " tanyanya dengan wajah khawatir.
Aku menggeleng. "Aku gak papa. Cuma pusing sedikit" Aku berbohong waktu itu. Padahal aku sedang demam.
"Kamu yakin?. Wajahmu pucat sekali" ucapnya. Sebelum aku sempat menjawabnya, kepalaku terasa sangat pusing dan...
BRAKKK!!!
Aku tak tau apa yang terjadi setelah itu. Tapi sepertinya.. aku pingsan.
Saat aku membuka mataku, sahabatku sudah ada di sampingku. Ia baru saja meletakkan sebuah handuk kecil di keningku.
"kamu sudah bangun? " tanyanya dengan wajah senang. Aku tersenyum sambil mengangguk lemah.
"Kamu jangan sakit, dong!. Aku jadi kesepian karena tak ada teman bermain" ucapnya.
Sebenarnya, kami adalah tetangga. Jadi tidak heran kalau kami sering main bersama dari kecil dan menjadi sahabat. Ya, meskipun usianya setahun lebih tua dariku.
"Aku sudah sembuh, kok. Lagi pula, aku tidak kemana-mana. Kamu tak akan sendiri. Kalau begitu, ayo kita main! " jawabku.
Ia lantas menggeleng.
"Tidak!. Kamu harus istirahat!. Aku yang akan menjagamu mulai sekarang hingga aku besar dan menjadi pria yang tampan" ujarnya setengah berteriak seperti Superman yang tak jadi terbang.
Aku hanya bisa tertawa melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Friendship
FanficAku tak menyangka bisa bersahabat dengan 9 siswa paling terkenal sekaligus paling keren di sekolah. Mereka adalah orang yang sangat baik dan tidak seburuk yang orang lain katakan. Persahabatan kami berjalan baik-baik saja sampai terjadi sesuatu dia...