Marriot Executive Apartments
Seminggu..
Bersamaan dengan guyuran hujan yang membasahi jendela, pandangan Joohyun juga ikut kabur. Kilat petir gemuruh guntur mengisi kekosongan ruangan yang temaram. Joohyun memikirkan banyak hal. Terutama kesalahan apa yang diperbuat hingga dirinya bisa jatuh dua kali."Joo, maaf"
"Tidak tahu jika itu priamu"Kejadian seminggu lalu berputar. Menyesali dirinya tidak bisa marah ataupun berucap saat bertemu Taehyung di bandara. Joohyun lemah. Tubuhnya juga hatinya.
"Semua salah paham"
Joohyun memandangi rentetan pesan dari Sooyoung. Ia sendiri enggan membalasnya. Menutup setengah mata serta setengah telinga dari beberapa orang yang mengatakan semua hanya salah paham. Bahkan penjelasan Namjoon sekalipun. Joohyun juga menolak pertemuan dengan Sooyoung. Karena ia hanya menginginkan penjelasan dari sang pemeran utama hati.
"Bae, maafkan aku"
"Seminggu, tunggu aku"Joohyun tersenyum kecut membaca pesan terakhir dari Taehyung seminggu lalu sebelum pria itu tidak bisa dihubungi. Ia bermonolog sendiri memandangi layar ponselnya,
"Bodoh, semua berkata salah paham tapi kau sendiri hanya berucap maaf"
"Ini bahkan sudah seminggu, haha.."
"Mana mungkin aku percaya"Tadinya Joohyun enggan memikirkan sesuatu yang seperti itu. Sesuatu yang mempersulit dirinya. Tapi berhubung gradasi rasa sudah masuk dalam kategori mencintai, maka kesalah pahaman serta permintaan maaf terus berotasi di kepalanya.
Joohyun menyandarkan punggung pada dua buah bantal. Jarum infus masih menancap di balik kulit tangan sebelah kiri. Joohyun membuang napas berat. Satu tangannya meraba kalung yang melingkar di leher.
Tidak lama kemudian pintu kamarnya diketuk. Lampu kamarnya dinyalakan. Tampak sosok sahabat yang setia menemani, melangkah menghampiri.
"Joo, dokternya sudah datang"
Joohyun menoleh pada presensi wanita cantik itu. Ia menegakkan tubuhnya lalu melirik seorang dokter berkacamata yang berdiri di belakang Jennie.
"Malam Nona Bae, Dokter Namjoon yang memintaku kemari"
"Jadi, bagaimana kondisi Nona Bae hari ini?"Joohyun tersenyum tipis lalu menjawab dengan lirih. Suaranya serak efek menangis setiap hari, "malam Dokter Lee, aku merasa jauh lebih baik"
"Ah syukurlah" ucap Dokter paruh baya itu tersenyum lalu mulai memeriksa tubuh Joohyun. Mengecek suhu tubuh, tekanan darah serta detak jantung. Setelah selesai, jarum infus yang menancap dilepas dengan hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Bae
Fanfictionvrene's story [ COMPLETED ] [ Work pertama pemikiran random selama karantina. Jangan berharap lebih, hanya iseng semata ^_^ Anyway ide cerita, kata-kata, semua murni dari pemikiranku. Don't plagiarism 🙇♀️ ] COMPLETED 27/08/2020