"Namanya Maria, dia mengaku sebagai ibu kamu".
Ia terus memandangi Farel yang masih duduk diam dengan raut wajah tanpa ekspresi di hadapannya. Menatap kosong pada meja di depan mereka. Dirinya sedang menebak, apa yang sedang di fikirkan oleh suaminya itu.
"Dia mau ketemu kamu, tapi gak berani. Makanya dia nemuin aku di rumah sakit". Lanjutnya masih menyelidiki raut wajah Farel.
Farel menoleh padanya, menatap datar dengan sangat sulit ia baca. Haa.. ia memang tidak pernah bisa membaca setiap arti tatapan suaminya.
"Dia ingin meminta maaf, dan mengatakan telah menyesal karena memperlakukan kamu tidak baik di masa lalu". Ia kembali melanjutkan penjelasannya.
Ia merasa percuma berbicara dan menjelaskan semua. Farel terlihat sama sekali tidak perduli. Bahkan tidak sama sekali tertarik dengan topik tersebut. Membuatnya menghela napas berat dan kembali melanjutkan makannya. Sesekali ia melirik Farel yang juga kembali menikmati spaghetti nya.
Hingga semua selesai, ia menghabiskan salad buahnya dan Farel menghabiskan spaghetti.
"Biar aku saja". Ujarnya saat Farel hendak membawa piring kotor.
Pria itu mengangguk, memberikan piring dan gelas kosong padanya. Dan ia langsung berlalu menuju bak pencuci piring. Sekilas melirik Farel yang berjalan menuju ke kamar.
Ia tidak heran akan respon Farel yang biasa saja seolah tidak pernah terjadi apapun. Ia sangat mengerti dengan sikap suaminya. Wajar jika Farel bersikap tidak perduli pada pemberitahuan barusan tentang ibu nya yang datang. Lalu menjelaskan semuanya ya.
Mungkin suaminya masih menyimpan rasa sakit hati. Masih marah dan belum bisa memaafkan. Jelas, Farel masih membutuhkan waktu.Setelah selesai mencuci piring, Ayasa memutuskan untuk menyusul Farel ke ke kamar. Dan tidak mendapati suaminya di dalam sana. Tapi, ia mendengar suara air menyala dari dalam kamar mandi. Membuatnya langsung tau, jika Farel sedang membersihkan diri.
Ia juga memutuskan untuk ikut gabung. Melepaskan semua pakaian nya, dan mengenakan handuk nya masuk kedalam kamar mandi.
Dari dalam ruang shower, ia melihat bayangan suaminya yang sedang membersihkan diri. Ia menghela napas berat.
Melepaskan handuknya, dan berjalan menuju bathup yang ternyata sudah terisi dengan air hangat.
Ia mengulum senyum, melirik suaminya yang sedang sibuk membersihkan diri.***
Setelah puas berendam dan membersihkan diri. Saat ia kembali ke kamar,. Melihat Farel sudah duduk di sofa dekat jendela kamar dengan laptop dan juga beberapa pekerjaanya di atas meja.
Membuat Ayasa menghela napas berat, itu adalah pemandangan yang sudah beberapa malam ini ia lihat. Sejak mereka kembali ke Jakarta dan menetap di rumah sendiri.Drt Drt Drt
Ponsel di dekat Farel bergetar, membuat Ayasa yang sedang mengenakan krim malam juga ikut menoleh. Farel terlihat tidak mengacuhkannya atau pria itu tidak terasa jika hp nya bergetar karena terlalu fokus pada pekerjaan.
Alarm risih langsung menghinggapinya melihat betapa fokus suaminya bekerja. Sampai tidak menyadari apapun.
Ia juga membiarkan nya saja, menyelesaikan tugasnya. Setelah itu baru beranjak dari meja rias dan berjalan mendekati suaminya.Dan sungguh ajaib, karena begitu ia mendekat. Suaminya langsung menoleh dan menyambutnya dengan senyum manis.
"Hp kamu bunyi". Beritahunya duduk di samping Farel.
Pria itu langsung menoleh pada ponselnya. Mengambil dan memeriksa siapa yang menelfon. Sedangkan Ayasa mengintip pada pekerjaan suaminya. Di layar laptop tampak sebuah denah sebuah rumah. Tidak ada yang menarik di sana selain sebuah denah yang tidak ia mengerti sama sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
Romance" Keberuntungan yang tidak sengaja ku temu kan". Farel adalah pria berumur 27 tahun. Kehidupan nya sederhana. Saat ia sedang menunggu client di sebuah caffe tidak sengaja ia mendengar pernyataan seorang perempuan yang membuatnya tertegun dan juga lu...