23: Pilihan

9.6K 834 16
                                        

Ayasa membuka matanya dengan enggan. Dan melihat suaminya sedang bersiap untuk ke kantor. Sedang mengancingkan kemejanya di depan cermin. Ia menguap sekali, lalu beranjak untuk bangun dari tidurnya dengan menahan selimut di atas dada dan duduk bersandar pada kepala ranjang.

Farel menyadarinya, menoleh kebelakang memastikan dirinya telah bangun. Lalu memberikan senyuman manis. Pria itu langsung berbalik menghampirinya sambil memasang dasinya dengan rapi.

"Kamu gak kerumah sakit?". Tanya Farel setelah mengecup keningnya. Lalu duduk di samping istrinya.

"Masuk agak siangan". Jawabnya menarik dasi suaminya untuk mendekat dan kemudian langsung mengalungkan kedua tangannya di leher sang suami.

"Give me morning kiss". Bisik Ayasa dengan tatapan menggoda.

Hanya mengulum senyum kecil sebelum kemudian menuruti permintaan sang istri. Ia mencium dan melumat bibir merah muda istrinya yang selalu tidak pernah bosan untuk ia rasakan. Sejak awal ia tau, jika ia akan kecanduan dengan sang istri.

"Sya, aku haru ke kantor". Kata Farel di sela-sela ciuman mereka yang dengan perlahan menjadi panas.

Istrinya hanya mengulum senyum, tangannya terus berusaha untuk melepaskan dasi yang baru saja ia pasang. Lalu memperdalam ciuman mereka lagi. Setelah melepaskan dasinya, Ayasa juga mulai membuka satu persatu kancing kemejanya. Membuat ia frustasi di pagi hari. Ia mendorong istrinya terbaring di kasur tanpa melepaskan ciuman mereka. Membuat dirinya bisa merasakan senyuman penuh kemenangan dari sang istri yang membuatnya gemas bukan main.

Dimasukkan tanganya kedalam selimut, meraba dan kemudian meremas lembut salah satu bukit kembar itu. Membuat Ayasa mendesah pelan, saat ciuman Farel kemudian beralih pada lehernya. Membuat wanita itu menjadi blingsata tidak menentu. Ia meremas rambut Farel dengan gemas menikmati cumbuan Farel.

Ia tidak tau mengapa, ia merasa selalu berlebihan setiap memandangi suaminya. Rasanya ingin terus di sentuh oleh Farel. Apa karena hormon kehamilannya?.
Ayasa, teringat ada seseorang yang mengatakan jika sedang hamil memang hormon seksual akan lebih aktif. Mungkin itu yang sedang ia rasakan sekarang. Karena tidak biasanya ia terus-menerus ingin di sentuh Farel. Baik dalam sentuhan paling kecil sekalipun.


***

Ting

Pintu lift terbuka di lantai 17 gedung kantor R&D art. Farel menghembuskan napas beratnya. Kemudian berjalan cepat menyusuri koridor menuju ruang rapat.
Semalam Papa mertuanya sudah memberitau, jika ia di minta untuk ikut rapat pagi ini bersama dengan beliau.
Tapi ia malah terjebak dengan istrinya dan juga jalanan yang macet.

Jadi, sekarang ia ingin masuk saja malu rasanya. Apalagi ia tau jika rapat pagi ini adalah bersama dengan para dewan direksi tinggi juga beberapa pemilik saham perusahaan.


Cklek


Ia baru saja berdiri di depan pintu masuk rapat saat pintu itu masih tertutup tiba-tiba saja terbuka dari luar. Langsung menampakkan sosok perempuan muslimah yang ia ketahui adalah sekertarisnya Pak Dika.

"Farel". Ucap Wanita itu sedikit terkejut. Kemudian menghela napas lega yang membuat Farel bingung.

Perempuan yang bernama Sri itu kemudian menoleh kebelakang. Dimana semua sudah berkumpul dan ia melihat Pak Rezky, baru saja menyelesaikan presentasinya.

Sri berjalan menghampiri Pak Radit, memberitau kedatangannya. Membuat semua langsung menoleh padanya.

"Ha!. Farel, kamu sudah datang?!". Sambut Papa Radith langsung berdiri dari duduknya.
Farel langsung berjalan menghampiri beliau.

"Maaf Pak, saya datang terlambat". Ujar Farel menyesal dan juga merasa tidak enak.

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang