10: Manusia Tanpa Perasaan 2

10.3K 1K 18
                                    

PLAK!

Semua terlalu kaget dengan perlakuan Sheryl pada Farel. Namun, tidak dengan pria itu. Farel masih berdiri diam dengan wajah terbuang ke kanan. Pria itu masih diam, masih menunjukkan wajah tanpa ekspresi nya. Bahkan tidak sama sekali meringis akibat dari tamparan keras dari perempuan yang kini ada di hadapannya itu. Seolah tidak merasakan sakit sama sekali.

"Sheryl!". Terdengar suara sedikit membentak dari Mama Naomi.

"Aunty!. Dia gak akan bisa ngebahagian Yasya!". Seru Sheryl dengan mata berkaca menahan tangis. "Pria ini bukan pria baik-baik".

"Siapa yang lebih baik menurut kamu?". Akhirnya Farel membuka suara.

Semua menoleh, termasuk Sheryl. Farel berbicara masih dengan muka datarnya. Dengan mata menatap lurus pada perempuan bule itu. "Siapa yang lebih baik menurut kamu?." Ulang Farel lagi.

Dan Sheryl terdiam. Bahkan tersentak sendiri. "Kenapa diam?".

"Kenapa kamu mencari ku?" Tanya Farel untuk kesekian kalinya. Dan untuk kesekian kalinya juga Sheryl terdiam seolah tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut.

Sedangkan di samping mereka berdua. Ayasa menatap lekat pada Farel. Pipi pria itu memerah bahkan ujung bibirnya sobek saking kerasnya tamparan Sheryl barusan. Tapi, ia tidak bisa melihat ekspresi apapun pada Farel. Membuatnya tidak bisa lagi menahan diri dengan rasa penasarannya.

Mereka sebentar lagi akan menikah, jadi ia berhak untuk tau semua tentang Farel.

"Ikut aku". Ayasa langsung menarik lengan Farel dan membawa pria itu keluar rumah. Dan mereka hanya bisa melihat tanpa bisa memprotes apapun.

Kini menyisakan Sheryl dan juga keluarga Ayasa. Termasuk Dika dan Kinal.

"Sheryl". Papa Radith membuka suara. Pria paruh baya itu menggaruk keningnya yang tidak gatal. Sedikit frustasi dengan sikap Sheryl pada Farel barusan.

"Dengar, apapun yang kamu tau tentang Farel. Tolong diam".

"Apa maksud Om?". Tanya Sheryl bingung.

Papa Radit melirik pada Istrinya sebentar. Lalu bertukar pandang dengan Dika, sahabatnya. Setelah itu menghela napas berat.

"Kita semua tau siapa Farel. Masa lalunya semua hal tentang Farel. Dari mana ia berasal dan alasan dia ada disini". Jelas Papa Radith membuat Sheryl langsung terkejut.

"Iya, dia mengganti identitas nya di sini. Agar keluarganya tidak menemukannya. Kamu tau alasan dia di sini? Kabur dari keluarganya?". Tanya Papa Radith mencoba untuk menjelaskan.

Sheryl terdiam. "Dia bukan manusia tanpa perasaan Sheryl." Lanjut Mama Naomi dengan nada dingin. Ia marah pada keponakanya itu karena telah tidak sopan pada Farel.

"Alexithymia". Kata Beliau lagi. "Dia memiliki perasaan, hanya saja ia tidak tau bagaimana harus mengekpresikan nya. Jelas, itu ada trauma yang sangat mendalam di masa lalu nya".

"Aunty-".

"Dan tolong kamu diam. Anggap saja kamu tidak pernah bertemu dengan Fransisco George". Tutup Mama Naomi dengan tegas.

Sheryl langsung menggeleng kuat. Dia tidak bisa menuruti permintaan Tantenya itu. Jelas saja, karena sudah belasan tahun ia mencari dan berharap menemukan pria itu. Ia membutuhkan pria itu.

***

Ayasa membawa Farel masuk kedalam mobil pria itu. Lalu meminta untuk pergi dan membawanya ke taman terdekat.
Mereka berdua juga mampir ke apotik terdekat.
Kini keduanya duduk didalam mobil yang di parkir di dekat taman terdekat dengan rumah.

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang