Ayasa berharap, saat ia tiba di rumah pagi ini. Dirinya menemukan Farel di rumah. Ia merindukan suaminya, dan ingin melihat pria itu sejenak. Semalaman ia terjaga hanya untuk menangani pasien kecelakaan yang sangat parah. Membuatnya harus berperang di ruang operasi sampai pukul tiga subuh.
Bahkan ia tidak bisa tidur dengan nyenyak setelah Operasi. Karena sebuah mimpi yang sangat buruk. Yang membuatnya sangat ingin melihat Farel dan memeluk pria itu. Hanya sekedar untuk mengisi ulang daya tubuhnya.
Entah sejak kapan ia mulai sangat bergantung pada Farel?.
Dirinya tidak tau.Huft.
Ayasa menghempaskan tubuhnya ke kasur. Memandangi langit-langit kamar mereka. Lalu menghela napas lelah lagi. Ia menyentuh tempat tidur nya dengan lembut. Seolah ingin merasakan keberadaan sang suami yang mungkin sudah berangkat bekerja sebelum ia pulang.
Haaa...
Kembali ia mendesah lelah, beranjak duduk dan meraih hp nya untuk menghubungi sang suami.
Dengan senyum penuh semangat ia mendial kontak Farel.Tut Tut Tut Tut Tut ....
"Kok ...". Gumamnya heran. Kemudian kembali ia mencobanya dan kali ini malah terdengar suara operator yang mengatakan jika nomor suaminya tidak aktif. Membuatnya semakin bingung. Tidak biasanya Farel mematikan hp. Sesibuk apapun, hp Farel selalu dalam kondisi aktif.
"Lagi meeting kah?". Gumamnya lagi. Kemudian menghela napas kasar. Ia melempar hp nya ke kasur dan ia memutuskan untuk ke kamar mandi.
Saat itu lah ia tersadar akan sesuatu. Saat ia menemukan handuk yang masih terletak seperti terakhir kali ia meletakkan nya. Handuknya Farel. Lalu memandangi sekeliling. Ia merasa ada yang salah, namun tidak tau apa itu. Perasaannya mengatakan jika ada yang aneh sekarang. Seolah....
Ayasa menggeleng, membuang fikiran nya. Mungkin ia lelah, jadi fikiran nya mulai melantur. Ia memutuskan untuk langsung masuk kedalam kamar mandi.
Ia menghabiskan waktu hampir dua jam di dalam kamar mandi. Lalu saat ia keluar, dan mendapati telfon masuk dari Nia yang mengajak nya untuk keluar. Sahabatnya itu sedang bosan katanya. Karena, David sedang ada pekerjaan di luar kota.
Jadi, karena tidak ada yang bisa ia lakukan di rumah. Maka tidak heran jika sekarang ia terdampar di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di ibu kota. Bersama dengan Nia dan juga Rega pastinya.
"Ngapain sih?!". Tanya Nia dengan nada jengah. Karena sejak mereka tiba sampai mereka memutuskan nonton dan selesai nonton Ayasa masih sibuk dengan hpnya.
Rega yang sedang menyesap minuman di depan mereka hanya melirik pada sikapnya.
"Gue gak bisa hubungi Farel dari tadi pagi". Jawab Ayasa lelah.
"Ya ampun!. Belum juga 24 jam kalian gak ketemu.." jengah Nia kesal sendiri.
"Bukan gitu, tadi pagi gue gak ketemu dia. Dan sejak tadi gue coba nelfon tapi hp nya gak aktif terus". Jelas Ayasa.
"Yaelah!. Dia bukan anak kecil kali!. Udah gede ini. Palingan juga lagi kerja!". Kata Rega dengan santai.
"Nah!. Bener tuh kata si kunyuk satu ini. Mungkin dia lagi sibuk!". Kata Nia menyesap minumannya.
Ayasa menghela napas kasar, ia mengindikkan bahunya tidak tau. Lalu ikut menyesap minumannya.
"Loe harus inget, lagi hamil gak-".
Uhuk uhuk uhuk....
Rega tiba-tiba tersedak minumannya. Membuat dua wanita cantik itu langsung menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
Romance" Keberuntungan yang tidak sengaja ku temu kan". Farel adalah pria berumur 27 tahun. Kehidupan nya sederhana. Saat ia sedang menunggu client di sebuah caffe tidak sengaja ia mendengar pernyataan seorang perempuan yang membuatnya tertegun dan juga lu...