22:

10.1K 861 5
                                    

Mama : Ma, aku dan Farel udah balik kerumah.

Ia mengirimkan chat tersebut pada Mamanya setibanya mereka di rumah sendiri.
Menyimpan hp nya di dekat tv, ia langsung menyusul Farel yang tadi langsung menuju ke dapur.
Dan melihat suaminya berdiri di depan kulkas dengan muka bingung.

"Sepertinya kita harus belanja, semua bahan makanan habis". Kata Farel menoleh padanya.

"Benarkah?". Ia bertanya. Lalu berjalan menghampiri suaminya untuk memastikan.

Benar saja, kulkas itu benar-benar kosong.
Mereka benar-benar sibuk akhir-akhir ini. Ia sampai tidak sadar jika isi kulkas telah lenyap.

"Aku lupa isi lagi deh". Ujarnya jadi tidak enak.

Farel hanya mengulum senyum, ia mengerti. Ayasa pasti sibuk di rumah sakit. Ia juga sama. Akhir-akhir ini mereka memang sama-sama sibuk. Jadi, tidak terlalu peka pada kondisi di rumah.

"Yaudah, kita belanja sekarang aja". Usul Farel yang langsung di angguki dengan semangat olehnya.

Keduanya pun kembali keluar dari dalam rumah. Untuk pergi berbelanja untuk kebutuhan dapur dan lain sebagainya.

Ia mengajak suaminya untuk berbelanja di supermarket terdekat. Hanya sepuluh menit berkendara dari rumah.
Ini bukan pertama kalinya mereka belanja berdua selama hampir tiga bulan menikah.

Setibanya di supermarket, Farel langsung mengambil troli besar sedangkan Ayasa menyiapkan catatan belanjaan yang tadi sempat ia curi catat selama perjalanan.

"Kita mau cari bahan makanan dulu?". Tanya Farel melirik sekitar.

"Iya". Jawab Ayasa menarik lengan suaminya menuju ke tempat jualan bahan makanan.
"Tau gini, seharusnya subuh-subuh kita ke pasar". Kata Ayasa melihat-lihat sayuran di depan mereka.

"Kamu sih, gak meriksa kulkas". Kata Farel tersenyum kecil.

Ia hanya mendelik saja, tidak bisa membantah juga. Karena memang seharusnya ia memeriksanya.

"Kan yang biasanya masak kamu". Katanya memutar balik.

Farel menghela napas berat, membuat ia tersenyum menang. Ayasa mengambil beberapa sayur-sayuran dan Buah. Lalu menarik suaminya menuju tempat Ayam dan Ikan.

"Kamu mau paha atau sayap?". Tanya Ayasa memilih ayam.

"Dua-duanya aja".

"Oke". Dan Ayasa memasukkan dua paket Ayam. Lalu beralih pada ikan. Ia tau jika Farel menyukai Ikan Nila dan gurame. Jadi ia membelinya juga untuk persediaan.

Farel juga menyarankan untuk mengambil satu papan telur ayam. Selesai dengan bahan-bahan makanan. Mereka beralih pada keperluan pribadi.

"Ini mau?". Tanya Farel menunjuk salah satu pembalut di sana.
Ia hanya mendelik, suaminya mulai bisa bercanda sekarang dengan nya.

"Di rumah masih ada, lagian aku gak butuh itu sampai beberapa bulan kedepan". Jawabnya melihat-lihat sabun mandi di rak yang berbeda.

Farel hanya mengindikkan bahu, kembali ia mengikuti langkah istrinya. Ikut melihat-lihat berbagai isi rak yang berjejeran panjang dan tinggi itu.
Ayasa memasukkan satu pak alat cukuran untuk suaminya. Lalu tidak lama kemudian membeli sabun cuci muka juga. Farel hanya mengambil jika ia rasa ada yang di lewati istrinya tentang dirinya.

"Gel rambut kamu habis kan?". Tanya Ayasa seperti mengingat.

"Sisa dikit kayaknya". Jawab Farel.

Ayasa memasukkan beberapa gel rambut dengan merek yang memang sering di pakai oleh suaminya kedala troli. Lalu kembali berjalan untuk mencari yang lain.

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang