"Ini bukan Farel". Gumam Ayasa dengan lirih.Dua dokter senior lain yang menangani otopsi itu menoleh cepat padanya.
Ayasa langsung mundur dengan pelan, hingga kemudian ia berjongkok. "Ma, itu bukan suami aku". Ujarnya kini menatap pada salah satu dokter yang kini menatapnya dengan lekat.Mama Naomi menghela napas lega, lalu menoleh pada dua suster dan dokter yang membantu mereka. Memberi instruksi jika sudah selesai semuanya.
Beliau kemudian menghampiri putrinya dan mengajaknya untuk keluar dari ruangan tersebut."Kamu sudah yakin, jika itu bukan Farel?". Tanya Mama Naomi memastikan ketika mereka selesai membersihkan diri.
"Sangat". Jawab Ayasa dengan begitu tegas.
Kembali ia teringat pada jasad barusan. Tentu saja sangat berbeda. Jasad itu terlalu bersih. Tidak ada luka apapun kecuali bekas operasi di perut yang ia yakini operasi usus buntu. Terlebih lagi ia sangat yakin, jika jasad tersebut sudah meninggal sebelumnya. Dengan sebab serangan jantung.
Jadi, kesimpulan yang bisa ia ambil dan sangat ia yakini adalah suaminya masih hidup dan.....
Ayasa berhenti,. Dan kemudian ia terhenyak sendiri. Membuat Mamanya yang juga berhenti menoleh heran. Putrinya seperti baru saja mengingat sesuatu.
"Ma, Farel pasti di culik!".
"...". Mama Naomi tidak menjawab. Hanya ikut berfikir.
"Saat kami pulang dari puncak, ada orang yang mencelakai Farel. Ingin membunuhnya". Mama Naomi langsung terkejut mendengarnya.
"Kenapa kamu gak cerita?". Tanya beliau.
"Aku sudah cerita sama Papa". Jawabnya pelan.
Mama Naomi hanya menghela napas kasarnya. Ia yakin, mamanya pasti sedang mendumel sang Papa dalam hati. Namun, bukan itu yang harus ia fikirkan sekarang. Tapi suaminya. Dimana keberadaanya sekarang. Ia yakin, semalam Farel tidak pulang. Mengingat tidak ada tanda-tanda sama sekali jika Farel di rumah. Seharusnya ia sudah curiga dari awal.
Keluar dari ruang otopsi, mereka langsung bertemu dengan polisi yang tadi bersama dengan Ayasa. Ia langsung menjelaskan semuanya. Mengatakan jika pria itu bukanlah suaminya.
"Ibu yakin? Lalu indentitas nya kami temukan bersama korban". Ujar Polisi itu padanya.
"Bukan kah itu yang menjadi tugas kalian, untuk mencari tau ?". Kata Mama Naomi dengan nada dan tatapan penuh intimidasi.
Kedua polisi itu langsung menelan ludah mereka. Menjadi salah tingkah sendiri karena di pojokan seperti itu. Ayasa memilih untuk pergi dari sana, membiarkan sang Mama yang menjelaskan semuanya.
Ia memilih untuk sedikit menenangkan diri dan berfikir jernih."Sya". Rega menghampirinya bersama dengan Nia. Menatapnya dengan tatapan sendu.
"Loe--".
"Bukan Farel". Sela Ayasa langsung.
Keduanya terhenyak, menatap terkejut pada Ayasa. "Syukur lah".
Ayasa langsung mengeluarkan hp nya, ia mencoba untuk menghubungi suaminya. Namun, masih operator yang menjawab. Membuatnya kesal dan juga frustasi. Ia takut, jika sesuatu yang buruk sedang terjadi pada Farel. Mengingat tiga bulan yang lalu suaminya terluka parah.
***
Jalanan setapak yang menuju ke dalam hutan terlihat begitu sepi dan gelap. Tidak ada suara dan hanya ada keheningan juga di temani binatang malam.
Dua orang pemuda sedang berjalan menyusuri jalanan tersebut dengan membawa senter dan juga pancingan. Keduanya sedang asik mengobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
Romance" Keberuntungan yang tidak sengaja ku temu kan". Farel adalah pria berumur 27 tahun. Kehidupan nya sederhana. Saat ia sedang menunggu client di sebuah caffe tidak sengaja ia mendengar pernyataan seorang perempuan yang membuatnya tertegun dan juga lu...