14:

12.2K 1K 14
                                    

Ayasa mencoba menetralkan kembali napas nya yang memburu. Melirik Farel di sampingnya yang sudah terlelap. Ia memandangi sejenak wajah suaminya itu. Kemudian mengulum senyum kecil. Tidak sama sekali menyangka kalau pria itu bisa dengan mudah masuk dalam hidupnya.

Entah bagaimana caranya meraba hatinya. Ia hanya membiarkan semuanya mengalir begitu saja. Dan, Farel cukup pintar untuk mengikuti arus aliran tersebut.

Dan sekarang, giliran nya. Bagaimana ia meraba hati Farel?. Apa dia bisa untuk menyentuh hati pria itu?.
Entah lah. Ia tidak bisa memastikan hal tersebut. Ia tidak cukup percaya diri mengatakan kalau ini akan mudah. Namun, ia punya guru terbaik untuk melewati semuanya nanti.

Setelah merasa dirinya mulai baikkan. Ayasa beranjak bangun dengan berbalut selimut tipis untuk menutupi tubuhnya. Lalu mengutip pakaian nya yang berserakan di lantai. Kemudian langsung berlari menuju ke kamar mandi.

Setengah jam kemudian ia kembali keluar. Merapikan diri, dan juga membereskan pakaian Farel yang masih berserakan di lantai, setelah itu baru ia keluar dari dalam kamar.

Dengan santai ia menuruni anak tangga, dan berjalan melintasi ruang keluarga yang besar dan luas. Menuju ke dapur untuk memasakkan sesuatu untuk makan malam.
Membuka kulkas ia melihat bahan-bahan yang bisa ia masak dengan gampang dan mudah. Namun, karena dirinya tidak bisa masak. Maka memang tidak ada bahan yang bisa gampang ia masak. Tingkat mengoreng telur saja ia tidak bisa.

Jadi, jalan satu-satunya adalah melihat tutorial dari YouTube. Ayolah, sekarang semuanya sudah gampang.

Ayasa pun mulai menyiapkan bahan-bahan makanan di atas meja. Kemudian mengikuti arahan chef dari yang ia tonton. Melakukan semuanya secara pertahap.

Entah berapa lama ia berkutat di dapur berusaha menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Hingga sosok Farel muncul di dapur dengan wajah segar habis mandi. Rambut pendeknya masih sedikit basah.

"Kamu masak apa?". Tanya Farel.

Ayasa sedikit kaget, ia langsung menoleh kebelakang. Kemudian menghela napas lega saat melihat Farel berjalan menghampirinya.

"Nasi goreng campur sosis dan kornet. Sama ayam goreng". Jawab Ayasa.

Farel menoleh pada makanan yang sudah jadi. Ada ayam goreng yang terletak di dalam sebuah piring terlihat sedikit gosong. Membuat Farel langsung mengulum senyum geli.

"Masih bisa di makan kok, tadi ke blablasan gorengnya". Ujar Ayasa dengan muka cemberut.

"Gapapa kok". Jawab Farel.

Ayasa mendengus, ia mewadahi nasi goreng yang sudah siap di sajikan. Menyuruh Farel duduk di kursi meja makan. Sedangkan ia menyiapkan semuanya.

"Harus komentar jujur ya. Ini pertama kali aku masak. Kamu yang pertama, keluarga ku aja gak pernah aku masakin". Kata Ayasa dengan jujur.

"Aku merasa tersanjung mendengar itu". Kata Farel menyunggingkan senyumnya.

Ayasa menatap tajam pada suaminya. Membuat Farel terkekeh pelan. Pria itu mulai menyendokan nasi goreng buatan Ayasa. Mengunyahnya dengan perlahan. Membuat Ayasa menunggu dengan harap-harap cemas. Ia sendiri tidak yakin dengan rasa masakan nya.

"Sedikit asin, tapi masih bisa dimakan". Ujar Farel menyendok lagi nasi gorengnya.

"Beneran masih bisa dimakan?". Tanya Ayasa tidak percaya.

Farel mengangguk. Pria itu mengambil ayam goreng dan menggigitnya. Melirik Ayasa yang ikut menyuapkan nasi goreng kedalam mulut.

"Bummmss...". Ayasa mengeluarkan lagi isi dari dalam mulutnya. "Ini ke asinan banget, Rel!". Seru Ayasa.

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang