Chapter 24

1.8K 319 152
                                    

Berhubung Dynamite MV udah out, aku update juga deh, spesial!

anyway, PO fanbook Play Then Kill, aku mundurin jadi sekitar awal september, ya. kalian masih bisa nabung (tapi gak wajib beli!) benefit POnya banyak, aku harap kalian suka! (beberapa ilustrasi aku yang buat sendiri!)

pertanyaan lainnya kalian bisa dm/komen disini, nanti aku jawab^^

karena hari ini adalah hari baik untuk BTS, aku mau minta komen yang banyak buat unlock chapter 25, how? aku kasih banyak kejutan disana, lho^^

****

Kunjungan dadakan Song Jean di restoran ayam tempat Taehyung bekerja membuat pemuda itu tak bisa berkata-kata tentang bagaimana perasaannya sekarang. Cukup menyenangkan mengetahui fakta bahwa kau memiliki sahabat yang selalu memperhatikanmu dan mendukung apa pun yang kau lakukan, selama itu bukan hal buruk, tentu saja.

“Aku bisa memberikanmu sepuluh kupon diskon, kalau kau mengunjungiku setiap akhir pekan, bagaimana?”

Jean mendesah tak setuju. Sesaat Jean menyesap minuman sodanya sebelum berkata, “Tidak bisakah kau memberikanku sesuatu yang lain? Kupon? Kau tahu Kim aku bahkan bisa membangun dua restoran ayam sekaligus, kalau mau.” Dia menyombong. “Paling tidak berikan aku yang lain.”

“Restoran ayam ini hanya memberi hadiah mainan anak-anak, Jean. Apa yang kau harapkan?” Taehyung berkata rendah. “Sebagai sahabat harusnya lebih mengerti.”

“Cih, kekanakan. Aku hanya bercanda.”

Taehyung kemudian memandang ponselnya lekat. Sejak setengah jam lalu, ia sepakat untuk mengenalkan sang kakak pada Jean. Gadis ini juga dengan cepat menyetujui. Tapi bahkan konyolnya Jimin belum juga memunculkan batang hidungnya. Mungkinkah dia berbohong? Ia melipat tangannya di atas meja, memberi pandangan sedikit kesal pada Jean yang sedang balas menatapnya. “Biasanya dia tidak pernah berbohong padaku.”

Jean mengibaskan tangannya karena merasa kasihan. “Hei, tidak apa-apa. Mungkin dia sibuk? Kau bilang dia bekerja di perusahaan kan?”

“Kuharap dia sibuk sungguhan.”

Terlepas dari semua itu, Taehyung dan Jean jelas tidak pernah tahu bahwa Jimin bahkan tak bisa melangkahkan kakinya dengan benar ketika ia sampai di restoran yang Taehyung sampaikan sebelumnya.

[Hyung, aku ingin mengenalkan seseorang denganmu. Kau bisa datang ke tempat kerjaku? Dia satu-satunya temanku.]

[Ah, oke. Aku akan datang ke tempatmu dalam dua puluh menit, oke?]

Jimin mendadak membeku membaca ulang pesan yang ia kirimkan. Membiarkan Taehyung dan Jean tertawa di dalam sana. Takut menghampiri mereka tanpa alasan yang jelas. Mungkin karena fakta Taehyung mengenal gadis yang baru saja ia sukai? Atau karena takut mereka terlibat cinta segitiga seperti sebelumnya? Atau karena Jimin tak suka Taehyung selalu terlibat dengan perasaannya? Karena mereka selalu di pertemukan dengan orang yang sama?

Kini, setelah menjauh dari tempat makan cepat saji tersebut, Jimin nyaris menjedotkan kepalanya ke setir mobil kalau ia tak mencoba menahan diri. Meringis kecut, Jimin membaca ulang pesan yang beberapa detik lalu ia tulis dan berniat mengirimkannya pada Taehyung dengan rasa bersalah yang meluap.

[Taehyung-ah, sepertinya hyung tidak bisa datang karena ada beberapa hal mendesak. Tidak apa ‘kan? Kita bertemu lagi nanti, hm? Sampaikan salamku pada temanmu itu. Maaf.]

Play Then KillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang