Setelah kak refan memelukku dan tanpa aku sadari air mataku meluncur dengan sendirinya.
"Kamu kenapa ada apa? Karna aku sama nanda tadi? Sayangg percayalah ini semua hanya kebetulan gaada yang lain kok" jelas kak refan namun aku tak mendengarkanya.
"Yaudah kak masuk yuk gaenak di tungguin" aku mengajak kak refan masuk. Dan kak refan hanya mengangguk dan membuntuti ku.
"Kalian habis dari mana si? Nih makanan kalian ntar keburu dingin" kak wahab langsung menyodorkan makanan pesanan kami.
"Dimakan kak nanti kalo dingin gaenak lho" nanda mencari perhatian kak refan.
"Oh iya" kak refan tersenyum. Aku hanya melirik sinis pada nanda. Namun nanda mengabaikanya. Aku segera menghabiskan makanan dan minuman ku dengan cepat. Nanda , kak refan , kak wahab hanya melongo melihat aku.
"Apa lihat lihat pengen ku colok mata kalian" ucap ku ketuss.
"Kak gitu amat jadi cewek gaada anggun anggunya" nanda meledekku.
"Eh kamu jangan gitu" kak wahab mencoba menenangkan suasana.
"Napa gasuka? Terserah gw dong mau gue ganas mau gw anggun emang masalah buat lo? Emang lo juga mau gua makan dan gw telen mentah mentah?" cerocosku dengan sedikit ngegas.
"Dihhh" nanda bergidik ngeri.
"Sayang udahh" kak refan mencoba menenangkan aku dengan memegang dan mengusap usap pundakku. Aku tetap melirik nanda sinis.
Setelah dari cafe kita berempat memutuskan untuk berkeliling mall untuk menikmati suasana mall yang sejuk namun tidak dengan hatiku. Selama berkeliling mall kak refan selalu mengengam erat tanganku. "Kak apa bisa kita selamanya begini?" Tanyaku pada kak refan. "Bisa saja sayang , aku akan selalu mengenggam tanganmu" kak refan tersenyum dan mengeratkan genggaman tangannya. "I love you kak" ucapku dan aku begelayut manja di lengan kak refan.
"I love you more ca" kak refan tersenyum dan melepaskan genggamanya kemudian kak refan merangkul ku erat.
Setelah puas berkeliling mall lalu kami memutuskan untuk ke masjid yang juga kebetulan dekat dengan alun alun kota.
"Sayang aku sholat dulu kamu ke tempat wanita ya sama nanda" pesan kak refan dan aku hanya mengangguk. Setelah kak refan dan kak wahab masuk ke area laki laki aku segera menuju area wanita untuk sholat dan jalan mendahului nanda tanpa memperdulikan nanda saat itu.
"Kak lu sholat?" Tanya nanda , memang karna umur ku ada di atas nanda sedikit jadi dia panggil aku 'kak'
"Yaiyalah emang lo? gasholat" jawabku sinis.
"Eh gw lagi M kak makanya gw ga sholat paham." Nanda sedikit emosi.
"Iya lo M alias MALESS!" aku tersenyum miring dan meninggalkan nanda sendirian.
Setelah cukup lama aku dan semuanya memutuskan untuk pulang saat perjalanan pulang tiba tiba saja hujan dan semua memakai jas hujanya masing masing.
"Sayang kalo dingin peluk aja" ucap kak refan sambil fokus nyetir. Aku hanya tersenyum lalu melingkarkan tangan ku ke tubuh kak refan dan menyandarkan tubuh dan kepala ku ke punggung kak refan. Disaat inilah aku merasa nyaman dan tak mau kehilangan kak refan lagi.
"Semoga kita bisa selamanya kek gini kak gua gamau kehilangan lo lagi. Dan satu hal lagi yang gw ingin ini terakhir kita balikan dan aku harap hubungan ini sampai akhir nanti kak" harapku dalam hati dan semakin mengeratkan pelukan ku pada kak refan. Kemudian kak refan memegang
Tanganku . Setelah pulang dari alun kota aku menghempaskan tubuh ku ke kasur yang empuk.Pagi ini serasa remuk badanku. Ntah kenapa mungkin karna kemarin terlalu capek.
Kringgg... kringgg...
Suara hp ku berdering.
"Hallo kak"
"Emm hallo juga kak"
"Eh lu ngapain pake hp pacar gua?" Tanyaku sinis.
"Gua lagi ada di rumah kak refan dong"
"Sama wahab?" Tanyaku lagi.
"Emm enggak dong aku berdua sama kak refan napa? pengenn?"
"Dasar... bicth" sahutku kesal. Dan aku langsung memutus panggilan itu.
"Dasar bocah ingusan pengen gua bejek bejek aja tuh mukak" aku mengebrak meja rias ku dengan tangan mengengepal.Sesampainya disekolah aku masih terus terusan memikirkan kejadian tadi pagi dan pemikiran yang rada aneh aneh semakin membanjiri pikiranku.
"Apa kak refan mainin aku lagi ya? Emm masa sih? Enggak deh kayaknya? Tapi kok nanda tadi bisa telfon pake hpnya kak refan sii? Duhh gmana ya?" Gumanku dalam hati.
"Woyyy nape lu benggong mulu kesambet tau rasa dah" lillya membuyarkan lamunan ku.
"Sett dah ngagetin aja lu lill" aku kesal
"Lagian elu ngelamunin apa sii caaa hmm?" Tanya savel
"Hmm ininih gua galau" ucapku sendu.
"Dih bisa galau juga nih botcah" lillya meledek aku menatap lillya intens.
"Santuy aja dong tuh mata kan lillya yang imut ini nanti bisa atut" lillya menampangkan wajah sok imut.
"Najis" ucapku dan savel bersamaan.
"Ihh kalian kompak banget sii kalo ngebully aku" lillya mendengus kesal.
"Yaudah ca gausah dengerin lillya , elu kenapa cerita dong" savel mengabaikan lillya yang masih setia dengan muka sok imutnya.
"Eh iyadong cerita cerita jangan diem aja kan gaasik kalo diem diem bae" lillya kembali menyerocos.
"Aelah gw dari tadi nanggepin omongan lu yang unfaedah itu lillya paling imut seduniaa..." ucapku mengantung
"Binatang" sambungku bersamaan dengan savel. Lillya yang awalnya tersenyum bangga berubah menjadi wajah yang kesal.
"Emm iya deh iya gw diemm udah sekaramg cerita" ucap lillya antara penasaran dan masih kesal. Akhirnya aku menceritakan kejadian di cafe dan kejadian tadi pagi.
"Wahhh nglunjak tuh bocah udah kek mak lampir aja gacukup satu cowo" lillya ikut kesal.
"Udahh gausah banyak negatif thinking sekarang coba ca lu telfon kak refan lu pastiin tentang kejadian tadi pagi biar gaada salah paham" savel menengahi.
"Iya deh gw telfon ya" aku mencoba untuk menelfon kak refan.
"Gak diangkat" aku melemas setelah melihat panggilan ku tak terjawab.
"Mungkin kak refan udah berangkat ke tempat psg nya ca?" Savel sedikit bertanya dan sekali lagi savel mencoba positif thinking. "Mungkin" jawabku lemes.
"Eh jangan lemes dong emang ini jam berapa si vel?" Lillya bertanya tanya.
"Nohh liat aja ndiri" savel memutar kepala lillya ke arah jam dinding yang menggantung di dinding kelas.
"OMG ini jam 8 berarti jamkos dong uhhh senangnya gini aja deh sampe ntar pulang sekolah gapapa ikhlas hayati bangg" lillya lebay.Pletak..pletak..
Aku dan savel kompak mendaratkan jitakan di jidat lillya.
"Ishh kalian kompak banget sii kalo soal ginian untung udah biasa jadi udah kebal deh" lillya memajukan bibirnya. Aku dan savel terkekeh keras melihat tingkah lillya.
"Ihh ketawa temen lagi kesakitan malah di ketawain dasar kalian temen gaada akhlak" oceh lillya dan anehnya bukanya aku dan savel terdiam malah semakin terkekeh.
"Lagian elu si lill bahasa lu tuh kek anak alay sekarang tuh yang ada di tv tv yang bilang ulala yeyeye" ucapku sambil terkekeh.
"Tau hayati ikhlas bangg sejak kapan nama lu jadi hayati , emm kalo nama lu jadi hayati gapapa gua kasih saran nih untuk nama panjang nya hayati rohaya gimana baguskan" savel sedikit terkekeh.
"Tau ah gua gadenger kelilipan truk tronton" lillya besendekap dengan wajah pura pura merajuk.
"Dihh marahh nih" savel menggoda lillya
"Eh ca ntar kalo udah pulang itu lu telfon kak refan biar jelas semuanya"
"Iya gua coba deh" ucapku sambil tersenyum.
"Entar gmana gmana nya lu kabarin kita yak" sahut lillya
"Iyaaa tenang aja" aku tersenyumMaaf telat up🙏❤
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate You Boy ( Revisi )
Romanceini adalah kelanjutan dari cerita i hate you boy yang sebelumnya jadi ini bukan orang lain. kenapa saya membuat cerita revisi ini karna ada kesalahan teknis jadi saya membuat cerita revisi ini.