Babak belur

14 4 0
                                    

Akhirnyaa selesai juga masa MPLS ku legaa banget rasanya di tambah lagi aku di trima di jurusan yang aku inginkan. Pagi ini aku sudah siap dengan seragam sekolah baruku dan tote bagku.
.
.
.
.
"Woiii ca..." teriak yana dari belakang dan berlari menuju arahku.
"Apaan" ujarku santai.
"Bentar gw atur nafas dulu ngos..ngos..ngoss.." yana yang mengatur nafasnya yang tersengal sengal.
"Udah?" tanyaku.
"Udah , lo ambil jurusan apa?" tanyanya dengan nada penasaran.
"Oh.. Gw ambil jurusan administrasi perkantoran" jawabku jujur.
"Yahh gak sekelas dong" sahutnya dengan nada kecewa.
"Oiya? Emang lo ambil jurusan apa?" tanyaku balik.
"Akuntansi" jawabnya lemah.
"Oh yaudah gapapa kan walaupun kita gak sejurusan kan kita masih bisa temenan" ujarku sambil merangkul yana.
.
.
.
.
Setelah berpisah dari yana karna kelas yana berada di lantai dasar dan kelasku berada di lantai dua. Aku mencari kelasku dengan melihat tulisan di atas pintu yang bertuliskan kelas dan nama jurusan.
"Dekk.. Cari kelas apa?" suara dari belakang dan sepontan aku langsung menoleh ke arah sumber suara.
"Eh.. Kak reza ini mau cari kelas sepuluh Ap kak dimana ya kak letaknya?" tanyaku dengan nada canggung.
"Oh.. Kelas sepuluh Ap yukk kakak anter" jawab kak reza dengan sedikit menampakkan senyum pepsodent nya yang membuat aku terbang tinggi tapi , sebelum aku bertanya letak pasti dimana kelasku tiba tiba kak reza menggandeng tanganku dan ada pasang mata yang menatapku dengan tatapan membunuh. Aku hanya mengikuti kak reza tanpa bicara.
"Nahhh disini kelas kmu dek" tunjuk kak reza di depan pintu yang bertuliskan X AP / OTKP.
"Makasih kak"  ujarku dengan senyum semanis mungkin. Dan kak reza menjawab dengan anggukan dan senyum manisnya.
"Aku masuk dulu ya kak" Akupun masuk ke kelasku dan kak reza masuk kedalam kelasnya juga.

"Hai nama kamu siapa?" tanya anak berparas sederhana namun tidak mengurangi kecantikanya.
"Aku caca kamu?" tanya ku sambil berjabat tangan.
"Aku savellya panggil aja savel" jawabnya dengan senyum manisnya.
"Haii aku lillya" sahut anak dengan wajah sedikit bulat dan berkulit hitam manis.
"Caca" ucapku memperkenalkan diri.
Mulai saat itulah aku akrab dengan mereka berdua.

"Ca.. lu pulang sendiri?" Tanya savel
"Iya lah gua pulangnya selalu sendiri hehe" jawabku sedikit cengengesan
"Lu gatakut di culik ngapa? Kan sekarang marak tuh penculikan" tanya lillya yang ikut ikutan nimbrung
"Enggak tuh" jawabku dengan cengengesan
Di sudut lain ada pasang mata yang mengawasiku dengan senyum sinis di bibirnya.

Saat aku berjalan menuju pangkalan ojek tiba tiba mobil hitam berhenti di depanku dan agak jauh. Dari mobil itu keluar lah 4 sosok wanita cantik menghampiriku.

"Dekkk bareng yukk mumpung jalan rumah kita searah" tawar salah satu wanita itu, memang si rumahku dan rumah kak feronika tidak terlalu jauh hanya beda kompleks aja.
"kak feronika?" Tanyaku kaget. Ternyata itu adalah kak feronika the geng
"Iya ini aku dek" jawab kak feronika dengan senyum pepsodent
"Emmm maaf nih kak bukanya gamau tapi pangkalan ojek nya udah deket kak" tolakku halus.
"Dekk ayolah kan sayang uangnya bisa kamu tabung lho dek buat keperluan yang lain." Bujuk rayu kak feronika. "Kalo aku nebeng kak feronika kan lumayan uang buat ojek utuh bisa aku gunain buat yang lain lain" gumanku dalam hati.
"Oke deh kak" sahutku dengan senyum yang mengembang.

Saat di tenggah tenggah perjalanan tepatnya di daerah seperti banyak rerumputan yang agak tinggi dan tidak jauh dari jalan raya namun di daerah tersebut lumayan sepi. Mobil kak feronika berhenti.
"Lho kak kok kita berhenti disini ini juga bukan arah rumahku kak" protesku sambil melihat sekeliling jalanan.
"Eh diem lo jangan banyak bacot!!!"  Sahut salah satu teman kak feronika
"Udah deh ka kita abisin aja nih bocah disini" sambung cewe itu dan tersenyum sinis kepadaku dan akupun merasa takutt karna aku hanya seorang diri yang di kroyok 4orang.
"Sil lu pindah ke depan tuker ama gua" perintah kak feronika kepada kak sisil yang berada di samping kiri ku. Setelah sudah pindah posisi.
"Eh lu ya jangan macem macem sama gua lu ngerti!!!" Bentak kak feronika dengan mengangkat dagu dengan sedikit di cengkram.
"Aku salah apasih sama kakak sampe kak feronika kaya gini ke aku" sahutku dengan menyingkirkan tangan nya yang ada di daguku
"Ohh.. lu berani nglawan ya rasain ini"

Plakkkkk.... plakkkk...
beberapa tamparan mendarat di pipi tembam ku dan membuat sudut kedua bibirku sudah mengeluarkan darah segar.

"Kakkkk... stoppp aku punya salah apa si ke kakak sampe kak feronika melakukan ini" tanyaku dengan menahan air mata.
Kak feronika hanya terkekeh pelan
"Hah..?? Lu gatau kesalah lu oke gua lasih tau ini semua terjadi karna lu udah ngerebut reza dari gua" jawabnya dengan menatapku dengan tatapan membunuh.
"What..? Ngerebut? Kak reza? Kak dengerin ya aku sama kak reza itu gaada apa apa kita hanya sebatas teman kak dan untuk kedekatan selama ini itu karna kak reza yang ngedeketin aku bukan mauku kak" jelas ku panjang lebar
"Alahhh banyak bacot lu"

Bugkkk..

Tonjokan tangan kak feronika tepat mendarat di hidung ku dan sebelah lubang hidungku mengeluarkan darah.
"Udah fer kayaknya itu udah cukup buat dia kapok dan kalo sampe dia berani berulah lagi kita kasih pelajaran yang lebih nikmat dari ini" sahut kak sesil yang berada di kursi pengemudi.
"Oke gua lepasin kali ini kalo lu berulah lagi gua akan lebih kejam dari ini" ucap kak feronika dengan membukakan pintu mobil dan menyeretku keluar dan mendorongku hingga aku tersungkur ke jalanan yang belum di aspal itu.

》》》》》》《《《《《《

Hingga setelah berjalan sedikit lama aku menoleh ke arah kiri samar samar banyangan itu seperti aku kenal tapi siapa lambat laun bayangan itu mendekat dan menghampiri aku.
"Kamu caca anak baru kan?" Tanya seorang laki laki itu kepadaku
"Iya , kak zidan kan?" Tanyaku balik
"Iya , yaampun kamu kenapa dek kok babak belur kaya gini abis berantem?" Tanya kak zidan dengan nada khawatir
"Emmm ceritanya panjang kak" jawabku singkat.
"Yaudah yuk naik motorku aku antar ke rumah sakit biar kamu cepet di obatin" tawar kak zidan akupun hanya mengangguk pasrah.

Setelah dari rumah sakit aku dan kak zidan menuju taman kota untuk menjelaskan kejadian ini.
"Gimana udah mendingan?" Tanya kak zidan khawatir
"Udah kok kak" jawabku dengan senyum canggung
"Emang kenapa sii lu sampe kek gini?"tanya kak zidan dan akupun nenceritakan semua dari awal hingga akhir
"Dan lu gak ngelawan di perlakukan kek gini?" Tanya kak zidan dengan sedikit kesal.
"Gimana mau ngelawan kak orang aku di situ sediri dan di kroyok 4 orang gerak aja susah kak apalagi ngelawan tambah parah mungkin aku kak" jelas ku jujur.
"Udah lu gausah pikirin ini dan untuk masalah ini biar gua yang tanganin" ucap kak zidan dengan memegang pundakku.
"E...eh... gausah kak gapapa kok ini kan cuma luka kecil gapapa kak" sahutku gugup
"Udah gapapa lu gausah takut ada gua oke" ucap kak zidan kepadaku dengan senyum mengembang di bibirnya

》》》》》》

"Ya ampunnn caa... kamu kenapa nakk kok bisa kek gini siapa yang berani nyakitin anak ibuk??" Tanya ibuku khawatir
"Gapapa buk cuma kepleset tadi di tangga habis bersih bersih bentar lagi udah baikan kok" jawabku bohong karna aku gamau ibuku khawatir
"Kamu kenapa ca??" Kata ayahku yang baru muncul dari dapur
"Itu yah dia abis kepeleset dari tangga jadi kayak gini deh anak ibuk yah kasian ya??" Cerocos ibuku
"Kamu tuh mbok ya dikurangi teledornya masa udah smk masih aja teledor nduk nduk" sahut ayahku. Aku hanya tersenyum malu.

Hallo pembaca ku yang budiman jangan lupa kasih vote ya♡♡

I Hate You Boy ( Revisi ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang