Baikan

13 4 0
                                    

Setelah aku menemukan kontak kak reza aku langsung saja menelfon kak reza.

"Hallo fan ada apa tumben telfon?" Tanya kak reza di sebrang sana.
"Kak ini aku caca"
"Oh caca ada apa?"
"Kak? Kenapa kakak menyuruh kak refan  sebagai pengganti jika kakak tidak bisa menemani kak feronika?"
"Apa refan melaporkan padamu?"
"Tidakk aku tau dengan sendirinya apa maksud kakak bukankah kak reza pacar dari kak feronika?" Ucapku sambil menekankan kata pacar
"Ya aku pikir refan orang yang tepat untuk ini semua"
"Apa?? Orang yang tepat?? Kenapa tidak yang lain bukankah di sekolah ada banyak siswa yang lebih baik dari pada kak refan  kenapa harus kak refan jawab kak! Aku gasuka ya kalo kakak menyuruh kak refan  menjadi pengganti kakak ketika kakak tidak bisa menemani kak feronika pacar teecinta kakak paham?!"
"Iya gua paham"
"Bagusss"
Setelah aku menelfon kak reza ada sedikit kelegaan di hatiku. Dan memang benar apa yang dikatakan savel jika kita harus memdengarkan dulu sebelum kita berbicara.
"Sayang udah ya jangan marah lagi aku sayang sama kamu" kak refan  mengelus pucuk rambutku dan kak refan memelukku dan aku membalas pelukan kak refan.

######

Pagi ini cuaca sangat cerah secerah hatiku juga pada hari ini. Bagaimanapun aku tidak boleh egois dalam hubungan dan aku hanya ingin selalu bersama dengan kak refan.  Hari ini aku sudah baikan dengan kak refan.

Tilulit..tilulit..tilulit

"Pagi sayang" sapa kak refan  di sebrang sana
"Pagii"
"Udah berangkat?"
"Belum kak"
"Yaudah aku jemput oke"
"Oke kak"

Sesampaimya di sekolah bersama kak refan aku langsung ke kelas.
"Ngoss.. ngoss..Bangke lu ca gua kejar gua panggil panggil ngoss.. sampe nih kerongkongan kering elu tetep aja nempel ama kak refan  ngos... ngoss" cerocos lillya dengan nafas yang belum teratur.
"Hehe maap gua gak denger maap nih" aku cengengesan.
"Aelah elu mah , tapi gua bahagia si liat lu udah baikan sama kak refan" lillya tersenyum simpul.
"Ehh savel mana tumben belum kelihatan?" Tanyaku pada lillya.
"Mungkin savel kena macet jaman sekarang mana ada jalanan longgar" ucap lillya sambil mengeluarkan buku tugas matematika.
"Eh lill emang ada tugas matematika?" Tanyaku binggung dan setengah lupa
"Ada dongg , elu belum kan?" Lillya meledek ku.
"Elu tau aja mana gua pinjem gua belum nih" aku menampakkan wajah datarku lillya hanya terkekeh kecil sambil memberikan buku tugas matematika  dan aku  segera menyalin hasil jawaban lillya.
"Haiii pagii semua" savel yang baru saja datang.
"Haiii pel" aku sambil tetap menyalin jawaban
"Haii sayang" lillya sok manis
"Jijik gua lill sama elu" savel sambil memandang lillya seperti ingin muntah.
"Ngapain ca?" Tanya savel padaku. Aku langsung mendogak dan melihat savel
"Gua? Lagi ngebenerin jawaban tugas gua" jawabku sambil senyum pepsodent.
"Ngebenerin apa nyalin jawaban lu hmm?"  Tanya savel sambil meledekku.
"Ya maunya sii gua tadi ngebenerin jawaban tapi karna gua lupa kalo gua belum ngerjain jadi gua nyalin jawaban nya lillya" jelasku sambil menampakkan wajah songgong ku
"Ya serah lu lah" savel terkekeh kecil
"Bisa ae lu panci gosong kalo bikin alasan" lillya mendaratkan jitakan di dahiku.
"Aduhhh... sakit lill ini jidat gua lu jitak seenaknya aja lu" aku mengusap usap kening ku yang habis dijitak sama lillya lay lay.
"Udah selesain dulu ca habis itu lu bisa balas dendam sama lillya ntar kalo lu butuh bantuan gua bantuin oke" savel dengan semangat yang mengebu gebu.
"Gua demen nih yang beginian yaudah gua selesain dulu ntar bantuin gua mutilasi nih bocah" aku terkekeh begitupun dengan savel , lillya memajukan bibirnya hingga satu meter.

Bel istirahat pun berbunyi semua siswa berhamburann keluar.
"Ca kuy ngantin" ajak lillya
"Skuyylah"
"Ehh gua ngikut dong" savel yang tiba tiba ingin ikut ke kantin
"Tumben??" Tanya ku dan lillya
"Gua pengen aja hihi" savel menggandeng aku dan lillya dan aku dan lilya mengikuti savel.

Sesampainya di kantin kita bertiga memesan bakso dan mencari tempat duduk.
"Eh ca.. ca tuh liat mak lampir mau ngedeketin kak refan  kita duduk disana aja biar mak lampir tuh malu" lillya usul dengan ide jailnya.
"Nah setuju gua" savel yang setuju dengan ide jailnya lillya.
"yaudah skuyy" aku langsung menghampiri kak refan dkk.
"hay fan boleh gabung gak?" Kak feronika dengan gaya sok lugunya.
"Cari tempat lain aja fer" kak refan menolak tanpa ada expresi.
"Ehemm permisi kak boleh gabung ga?" Tanyaku yang mengagetkan seisi meja.
"Oh kalo buat elu sama temen temen lu mah hayukk aja" kak nando yang memang menyukai savel namun savel nya cuek bebek.
"Beneran nih kak?" Tanyaku pada kak refan dkk.
"Boleh lah yang silahkan" kak refan sambil tersenyum padaku.
"Persimi kak kita kita mau duduk nih bisa minggir gak kak? Kan pegel kalo terus terusan bediri" lillya yang berbicara pada kak feronika yang kemudian kak feronika meninggalkan meja kak adi dengan tatapan sinis pada kita bertiga. Aku dan kedua teman gesrek ku itu langsung duduk di meja kak refan
"Eh vel kamu tumben ke kantin?" Tanya kak nando yang cari perhatian pada savel.
"Pengen aja" jawab savel singkat padat jelas
"Oh makan apa emm terus minum nya apa?" Tanya kak nando yang terus terusan dan membuat savel sedikit risih.
"Emang kak nando mau bayarin?" Tanya lillya sedikit kepo
"Oh tentu dong apasih yang enggak buat ayang savel" kak nando yang terus terusan melihat savel sedangkan savel hanya terdiam.
"Ayang ayang apaan sih kak pacaran aja belum udah panggil panggil ayang" aku yang mengerti bagaimana perasan savel saat ini.
"Tau lo kaya gua dong sekarang udah ada ikatan sama caca sedangkan elu?" Kak refan yang ikut ikutan membully kak nando dan terkekeh.
"Aelah kalian kompak baget kalo ngebully gua" kak nando yang pura pura merajuk.
Dan seisi meja pun terkekeh kecil melihat tingkah kak nando.

Setelah dari kantin kami bertiga pun langsung menuju ke kelas untuk mengikuti mepel berikutnya.
"Eh ca tadi lo di cariin sama kak feronika" ucap vivi ketua kelas memberitahuku.
"Ngapain tuh mak lampir nyariin lu ca?" Tanya lillya
"Gatau deh , oh makasih ya vi" aku tersenyum pada vivi.
"Oke" vivi tersenyum kembali.
Hari ini mapel setelah istirahat adalah seni budaya aku dan yang lain sedang menikmati dan memperhatikan guru yang sedang menjelaskan tentang seni lukis namun tiba tiba...

Tok.. tok... tokk..
Suara ketukan pintu dari luar.
"Ya masuk" pak rudi mempersilahkan masuk dari dalam.
"permisi pak saya mau berbicara dengan caca karna ada hal yang penting yang ingin saya bicarakan sama caca" izin siswi itu kepada pak rudi aku , lillya , dan savel memandang nya malas.
"Baiklah jangan terlalu lama karna habis ini saya akan memberi soal" pak rudi membolehkan aku dan siswi itu berbicara.
"Caca silahkan kamu keluar untuk berbicara dengan feronika" sambung pak rudi , memang siswi itu adalah kak feronika ntah apa yang ingin dia bicarakan. Aku langsung berdiri dan keluar mendahului kak feronika.

Lillya POV

"Vel ngapain tuh nenek lampir ngajak bicara caca ganggu aja yakan?" Tanyaku pada savel.
"Gua gak tau lillya lay lay kita tuh harus positiv thinking aja mungkin memang kak feronika emang ada perlu sama caca" savel mencoba positiv thinking.
"Tapi gua penasaran vel apa yang di bicarain sama tuh nenek lampir" aku yang masih penasran dengan ulah si nenek lampir licik itu.

Haiii tunggu cerita selanjutnya ya monmaap kalo ada typo nya ya...
Jangan bosen bosen sama cerita aku ya❤❤

I Hate You Boy ( Revisi ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang