Setelah makan siang kak rezky kembali ketempat semula dengan memainkan ponsel nya sedangkan aku membersihkan piring dan peralatan masakku. Aku melihat kak rezky sekilas dan berniat untuk membersihkan rumah.
"Ca kesini" panggil kak rezky dingin.
"Kenapa kak" aku menghampiri kak rezky.
"Duduk" kak rezky mempersilahkan aku duduk dan aku duduk di dekat kak rezky.
"Kenapa kak?" Tanyaku pada kak rezky.
"Jujur lo tadi pulang sama berangkat sekolah sama siapa?" Tanya kak rezky dingin.
"Gw... emmm sama kak zidan" jawabku jujur.
"Bukanya lo tadi bilangnya naik angkutan umum?" Tanya kak rezky.
"Gini kak mulai saat ini gw di anter jemput sama kak zidan" jawabku.
"Terus??" "Yaudah kak gw mau jujur tentang itu" aku mulai santai dengan keadaan.
"Hmm" kak rezky hanya berdehem menanggapi ucapanku barusan. Tanpa pamit apapun aku langsung meninggalkan kak rezky untuk membersihkan rumah segede itu sendirian."Huftt... capek juga gw nyapu , ngepel , cuci piring , aduhh pokok banyak banget lah mana si manusia kulkas gamau bantuin sedikitpun" gerutu ku sambil duduk di ayunan taman belakang.
"Nge-gerutu mulu gacapek" tiba tiba saja kak rezky sudah berada di belakang ku.
"Eh lo kak ngapain kesini?" Tanya ku dengan menampakkan wajah santaiku untuk menutupi keterkejutan ini.
"Terserah gw lah gw mau kemana orang ini kan rumah gw lo lupa?" Kak rezky meledekku.Tringg.. tringg.. tringg..
Suara ponselku dari saku celanaku akupun mengambil ternyata telfon dari savel.
"Halo vel.."
"Halo ca lo dimana?"
"Ada , dirumah kenapa?"
"........."
"Ko bisa kenapa?"
"..........."
"Oke gw kesana"Setelah menutup telfon dari savel aku buru buru untuk menuju ke kamar untuk berganti pakaian namun , sebelum aku menuju ke kamar tanganku di cekal oleh kak rezky.
"Mau kemana lo?" Tanyanya dingin
"Ke rumah sakit" jawabku singkat.
"Ngapain?"
"Jengukin orang sakit lah"
"Ohhh , sama siapa?"
"Sendiri"
"Oke gw anter"
"Tapi kak gw-"
"Gaada penolakan"
"Serahlo"Setelah melalui perdebatan panjang antara aku dan kak rezky aku tidak bisa menolak kelutusan kak rezky dengan dia nengantarku ke rumah sakit.
"Ini rumah sakitnya?" Tanya kak rezky setelah sampai di depan rumah sakit yang lumayan jauh dari rumahku.
"Iya , lo mau masuk apa disini aja kak?" Tanyaku pada kak rezky.
"Ikut masuk"
"Oke"
Setelah aku mendapat kabar bahwa orang yang akan aku jenguk sudah dipindahkan di ruang rawat inap aku dan kak rezky langsung menuju ruang yang di beritaukan. Setelah aku menemukan ruanganya aku langsung masuk dan di dalam sudah banyak orang yang menjenguk termasuk kedua temanku.
"Lo kesini sama kak rezky?" Bisik lillya padaku , aku hanya menjawab dengan anggukan.
Tak lama dokter masuk ke ruangan dengan tujuan untuk memeriksa pasien.
"Gmana dok keadaan pacar saya?" Tanya kak reza.
"Keadaan pacar anda sudah membaik mungkin karna sedikit benturan di kepala nya akan menimbulkan luka memar namun tidak parah" jawab dokter itu.
"Apa tidak ada efek bahaya dok dengan kangker otak pacar saya?" Tanya kak reza lagi.
"Kangker otak???" Dokter itu kebingunggan.
"Iya dok pacar saya ini mempunyai penyakit kangker otak sudah stadium tiga malahan" jelas kak reza.
"Maaf mungkin anda salah mengenai kondisi kesehatan pacar anda menurut pemeriksaan pacar anda ini hanya mengalami sedikit benturan di kepalanya akibat kecelakaan yang di alaminya namun tidak di temukannya kangker otak di dalam tubuhnya atau kepalanya" jelas dokter itu lagi.
"Tapi bagaimana dengan ini dok" kak reza menunjukkan surat ( palsu ) diagnosa kak feronika.
"Maaf ini memang alamat dan nama rumah sakit ini tapi setahu saya beberapa bulan yang lalu disini kedatangan orang yang mengaku ngaku bahwa dia dokter spesialis kangker yang berasal utusan dari kantor pusat namun selang beberapa minggu ada petugas rumah sakit jiwa yang mencari pasienya yang hilang beberapa minggu yang lalu tepatnya saat dokter gadungan itu datang kesini" jelas dokter mengenai surat diagnosa itu.
"Rumah sakit jiwa?" Tanya semua seisi ruangan bersamaan.
"Iya rumah sakit jiwa" dokter itu mengatakan dengan keyakinan tinggi.
"Jadi yang membuat surat itu orang gila?" Tanya lillya polos.
"Iya bisa dikatakan seperti itu" jawab dokter itu.
"Jadi surat ini palsu dok?" Tanya kak reza dan diangguki oleh dokter itu. Seketika kak reza meremas surat itu dengan aura kemarahan yang mengebu gebu.
"Baiklah saya permisi dulu" dokter tersebut meninggalkan ruangan tersebut.
"Lha jadi kak feronika sakit nya boongan yaelah gw udah percaya malah di prank" lillya menampakkan wajah malasnya.
"Eh bentar ini apa prank prank yang kaya gw liat di TV bukan sih kalo iya mana kameranya gw mau see hai nih" lillya bertingkah konyol seperti biasa. Savel menyenggol pelan siku lillya yang bertujuan untuk menyuruh lillya untuk diam.
"Malu maluin tau gak lo udah diem" bisikku pada lillya dan seketika lillya diam dan menyesali perbuatanya.Cukup lama dan kemudian kak feronika siuman dari tidur nya.
"Auu" pekik kak feronika sambil memegangi kepalanya yang di balut oleh perban dan seperti akan mengubah posisinya dari yang berbaring menunu duduk.
"Lo mau bangun sini gw bantu" kak sesil yang akan membantu kak feronika bangun namun di tepis oleh kak feronika.
"Gamau gw maunya di bantuin sama reza aja" pinta kak feronika namun kak reza tidak bergeming sama sekali.
"Sayangg bantuin.. bangun.." rengek kak feronika dengan nada manjanya yang di buat buat.
"Lo bisa bangun sendiri kan" kak reza mulai kembali ke sifat awalnya.
"Sayang kok kamu gitu sih aku kan sakit" kak feronika yang tidak peka dengan keadaan.
"Lo sakit? Maksud lo sakit yang di buat buat?" Tanya kak reza makin ketus.
"Maksud kamu apasih gangerti aku" kak feronika yang berpura pura tidak mengerti dengan alur pembicaraan.
"Gw udah tau semuanya kalo lo adalah PENIPUU!!! " Sentak kak reza pada kak feronika sedangkan kak feronika hanya menutup matanya karena takut.
"Pe... pe... penipu ap..apasih sayang siapa yang penipu?" Tanya kak feronika gugup karna kedok nya yang akan terbongkar.
kak reza hanya tersenyum sinis dan menatap kak feronika penuh kebencian.
"Surat lo ini palsu! Lo tau yang buat surat ini adalah orang gila haha dasar penipu" kak reza yang marahnya sudah mencapai puncak.
"Ga.. gak.. gak....!!! Itu semua gabener" kak feronika memegang kepalanya dengan kedua tanganya dan mengeleng gelengkannya.
"Lo gabisa kek gitu fer kita disini udah tau kalo surat diagnosa lo itu palsu dan orang yang buat surat itu juga orang gila fer" tambah kak zidan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate You Boy ( Revisi )
Romanceini adalah kelanjutan dari cerita i hate you boy yang sebelumnya jadi ini bukan orang lain. kenapa saya membuat cerita revisi ini karna ada kesalahan teknis jadi saya membuat cerita revisi ini.