0.2

10.6K 928 29
                                    

"Mashiho, ayo bangun.." seorang remaja manis yang sedang terbaring di atas kasur, membuka kedua manik matanya saat merasakan seseorang menggangu waktu tidurnya. Objek pertama yang tertuju saat ia membuka mata adalah atap kamar bewarna biru langit yang menyegarkan mata.

"Ini hari sekolah pertama mu setelah 2 pekan libur. ayo cepat, kamu akan telat, sayang." Sang ibu mencium kening lelaki bernama Mashiho itu. Atau lebih lengkapnya Takata Mashiho. Lelaki manis berumur 18 tahun yang sangat pintar dan menggemaskan.

"Pukul berapa sekarang?" Mashiho mengubah posisinya menjadi terduduk di atas kasur menatap mata wanita paruh baya di depannya dengan mata yang menyipit dan suara serak.

"Sekarang pukul tujuh pagi, dan bel berbunyi pukul setengah delapan. Cepat mandi, kakakmu sudah menunggu." Mashiho mengangguk dan segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Sementara di luar kamar, sang kepala keluarga dan putra sulungnya sedang duduk di ruang keluarga. Sang putra sibuk dengan ponselnya sesekali menyesap kopi susunya, sedangkan sang ayah memfokuskan kedua matanya pada koran di genggamannya.

"Ayah dengar perusahaan mendapat penghasilan yang melonjak tinggi bulan ini." Kim Yunoh menutup korannya lalu mengalihkan atensinya pada sang putra yang duduk bersebrangan dengan dirinya. Yang diajak bicara tersenyum kecil kemudian membalas tatapan sang ayah.

"Ya, aku telah bekerja keras untuk perusahaan ayah."

"Tak salah ayah memberikan posisi ayah kepadamu di perusahaan. Ayah sangat menghargai kerja kerasmu, Kim Junkyu."

"Terima kasih telah percaya padaku, aku berjanji akan mengurus perusahaan ayah dengan baik." Lelaki bernama Kim Junkyu itu terkekeh kecil. Yunoh mengangguk mengelus surai coklat putra kesayangannya itu dengan lembut.

"Junkyu! apa kamu sudah memakan sarapan mu?" Yoona berseru dari arah kamar seraya menggengam jaket milik Mashiho di tangan kanannya.

"Sudah ma. Dimana Mashiho? aku ada jadwal meeting di kantor 30 menit lagi." Junkyu bangkit dari duduknya. Berdiri untuk memakai jas dan sepatunya yang sudah siapkan oleh Yoona pagi tadi.

Tak lama setelah Junkyu berceloteh, Mashiho tiba - tiba datang dari arah kamarnya. Dengan seragam sekolah lengkap dan tas punggung di pelukannya. Lelaki manis itu hanya melirik Junkyu sekilas, enggan membalas tatapan sang kakak padanya. Tersenyum pun tidak. Raut wajahnya berubah datar saat Junkyu menatapnya penuh pesona.

"Ini mama buatkan bekal untukmu. Jangan lupa dimakan! Sekarang saatnya berangkat." Yoona memakaikan jaket di tubuh mungil Mashiho yang memiliki postur tinggi lebih pendek dari dirinya. Mashiho mengigit sepotong roti selai dan mengunyahnya hingga mulutnya penuh. Hal tersebut membuat Junkyu merasa gemas,

Membuat dirinya semakin jatuh kedalam lubuk hati si manis.

.

Setelah 10 menit perjalanan, akhirnya mobil Junkyu berhenti di depan sekolah Mashiho yang luas dan lumayan besar. Setelah berpamitan pada Junkyu, mashiho hendak membuka pintu mobil sang kakak. Namun pergerakannya di hentikan oleh genggaman di pergelangan tangannya.

"Apa kau lupa harus melakukan apa sesudah berpamitan?" Mashiho mengerutkan dahinya.

"Apa?"

"Cium aku. Hal itu termasuk kewajiban, manis." Junkyu tersenyum kecil melihat semburat merah di pipi Mashiho yang membuatnya semakin gemas. "t—tapi kak, kita itu—"

"Apa? saudara? kamu tidak mau mencium ku karena kita bersaudara? Iya?" potong Junkyu. Mashiho hanya mengangguk polos masih dengan semburat merah di pipinya. "Cepat cium aku, sebentar lagi ada meeting di kantor. Dan aku perlu ciuman untuk penyemangat ku untuk meeting penting nanti."

"Eum.."

"Cepat, manis! kamu lambat sekali, mau aku yang cium atau kau saja?"

"Kakak saja──"

Junkyu melirik mashiho lalu berkata. "Kalau kakak yang cium, gatau deh bakal lama atau enggak ciuman nya."

Mashiho membulatkan kedua matanya. "ih kak! aku mau masuk!"

"Kakak juga mau meeting."

"ish, lama!"

Mashiho langsung mengecup singkat bibir Junkyu. Bahkan kecupan itu tidak sampai 1 detik, sangat cepat hingga Junkyu hampir tidak bisa merasakannya.

"Eh, tunggu dulu." Junkyu lagi–lagi menahan pergelangan Mashiho.

"Apa kak?"

"Cium! bukan kecup." Mashiho benar benar merasa kesal sekarang.

"Sudah ah! aku udah telat! kakak juga telat tuh!" Mashiho langsung keluar dari mobil Junkyu lalu menutup pintu mobilnya kembali. Sedangkan Junkyu hanya terkekeh kecil, karena berhasil menggoda adiknya itu.

"Kakak berangkat ya, sampai nanti!" Junkyu melempar senyum pada Mashiho. Kemudian Mashiho menganggukan kepala dan melambaikan tangannya kearah Junkyu.

Tak lama setelah itu, mobil Junkyu langsung melesat pergi meninggalkan area depan sekolah. Mashiho menatap mobil itu sampai mobil itu menghilang dari atensinya, kemudian ia berbalik. Masuk ke dalam area sekolah.

"Mashiho!"

T B C

Opium +Junshiho ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang