1.6

3.7K 533 47
                                    

♛.

Junkyu benar-benar stress kali ini. Itu semua karena Mashiho yang tidak pernah menjawab teleponnya. Semua pesan yang ia kirimkan kepada Mashiho hanya dibaca tanpa menjawab. Kepalanya mendadak pening memikirkan anak itu.

Ia marah. Kecewa. Bahkan ia sangat kecewa pada Mashiho. Apa anak itu sudah tidak mencintainya lagi semenjak kepergiannya meninggalkan rumah? Junkyu sangat marah.

Ia tahu anak itu sedang sibuk dengan ujiannya, namun kenapa Mashiho malah menolak panggilan telepon darinya dan memilih mematikan daya ponselnya? Apa ia sangat menggangu untuknya?

Junkyu pun memijat pelipisnya. Tubuhnya ia sandarkan di kursi. Kepalanya mendongak keatas sesekali menghela nafas beratnya.

Pintu ruangannya terketuk, kemudian Ryujin sedikit mengintip dan berucap, "Tuan Kim- Nona Yoona Kim datang ingin bertemu dengan anda." ucap Ryujin. Junkyu membuka matanya kemudian menolehkan kepalanya. Ia mendapati Yoona berdiri tepat di samping Ryujin.

Junkyu tentunya terkejut. Yoona tidak mengabarinya sama sekali saat mendatangi kantornya. Ryujin keluar dari ruangan. Kini hanya tersisa Yoona dan dirinya. Junkyu segera berdiri dari duduknya kemudian menghampiri Yoona, mempersilahkan ibunya itu duduk. Yoona melempar senyum kepada Junkyu.

"Mama membawakan makan siang untuk kamu dan mama memasakkan makanan kesukaan mu." Yoona membuka tempat makan yang ia bawa tadi dan meletakkannya di atas meja.

Ya. Wanita cantik itu memasakkan tuna saus asam manis untuknya. Makanan kesukaannya. Namun, Junkyu tidak dapat memasaknya. Junkyu tersenyum kecil, tangannya bergerak mengambil sesuap nasi berserta tuna saus asam manis itu dan memasukannya kedalam mulutnya.

Ia menyukainya. rasanya masih tetap sama, bumbunya juga terasa pas di lidahnya. Ini terlalu enak. Masakan Yoona memang tidak ada duanya. Semua masakan yang dimasak olehnya adalah masakan terbaik dan ter-enak yang pernah dirasakan Junkyu.

Yoona yang melihat putra sulungnya makan dengan sangat lahap, terkekeh kecil. Jari-jarinya mengusap surai coklat putranya dengan lembut dan penuh kasih sayang, tentunya. "Ini enak. Terima kasih, ma."

Kata itu diucapkan oleh Junkyu dan Yoona menjawabnya dengan anggukan serta senyuman yang masih terhias di wajah cantiknya. Dalam waktu yang cukup cepat, makanan itu sudah habis dimakan oleh Junkyu.

Yoona pun memasukan tempat makan tadi kedalam paperbag dan memberikan minum untuk Junkyu. "Bagaimana hari-harimu sekarang ? apa kamu kesepian?" Tanya Yoona seraya merapihkan dasi yang dikenakan Junkyu.

Junkyu menatap Yoona sebentar kemudian membalas. "Hm. Aku kesepian." Jawabnya. Netra Yoona kembali beralih ke wajah Junkyu. Lagi-lagi wanita itu melempar senyum kepadanya dan kembali mengusap surai rambutnya. "Carilah pasangan. siapapun ia, mama akan mendukung."

♛.

Ujian di hari pertama, kini sudah selesai. Seperti biasa, Mashiho sedang berdiri di depan sekolah seraya menunggu Yoona untuk menjemputnya.

Asahi sudah pulang terlebih dahulu bersama kekasihnya. Kekasih? Siapa lagi kalau bukan si pangeran sekolah Yoon Jaehyuk. ada urusan mendadak, jadi Jaehyuk mengantar Asahi pulang kerumahnya.

Jangan bertanya sejak kapan mereka meresmikan hubungan mereka. yang jelas, mereka baru - baru saja berpacaran. Mashiho sudah berdiri cukup lama disini, namun Yoona tak kunjung datang. Keadaan sekolah juga sudah mulai sepi.

Tiba-tiba seseorang merangkul pundaknya. Mashiho menoleh, dan ternyata orang itu adalah Mahiro. Lelaki itu sedang tersenyum kearahnya. Mashiho yang merasa risih segera melepas rangkulan itu dan menatap sengit kearah Mahiro.

"Mashi sayang, pulang bareng aku yuk." Mahiro mendekatkan tubuhnya kearah Mashiho, sekali-kali mencolek pipi tembam Mashiho. Membuatnya sangat risih. Mahiro masih terus mencoba menggodanya meski ia tak tergoda sedikitpun.

"Mahiro, hentikan! aku tidak mau." Mashiho membentak. Namun Mahiro hanya terkekeh mendengar bentakan Mashiho padanya yang terdengar begitu menggemaskan,

"Jadi anak kucing sedang marah nih. ayolah pulang bersama ku.." Sekali lagi Mahiro merujuk Mashiho namun si manis hanya diam dan mengacuhkannya. Mahiro tentunya jengkel saat Mashiho terus mengacuhkannya seperti ini.

Langsung saja Mahiro menarik tangan Mashiho untuk ikut bersamanya. Ia menarik Mashiho kearah motornya yang terparkir tak jauh dari sekolah. "Mahiro! aku sudah bilang kalau aku tidak mau pulang bersama mu!" Mashiho berteriak lantang.

Detik selanjutnya, Mahiro merasakan tarikan kencang di kerah belakang seragamnya. Itu bukan Mashiho. Melainkan Junkyu. Mashiho pastinya terkejut, saat secara tiba - tiba Junkyu menggengam pergelangan tangan kirinya dan tangan satunya menarik kerah Mahiro secara bersamaan.

Mahiro langsung terdorong ke belakang. Sedangkan Mashiho ditarik Junkyu, hingga berpindah posisi menjadi bersembunyi di belakang punggungnya. Tarikannya terasa sangat kasar,

"Hei kau! Kenapa kau menarik ku? Sialan!" Mahiro merapihkan seragamnya, kemudian berdiri dihadapan Junkyu tanpa memedulikan tatapan tajam pria dewasa itu yang ditujukan padanya.

Mashiho hanya diam dengan ekspresi terkejut melihat Junkyu yang kini berdiri membelakanginya. Sesekali meliriknya. Mashiho meneguk salivanya kasar saat merasakan nafas berat sang kakak. Tangannya kini terangkat, meremas kemeja putih yang dikenakan Junkyu dengan perasaan takut serta gusar.

" He's mine already, damn it!"

♛.

Opium +Junshiho ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang