0.7

5K 629 44
                                    


"Sampai nanti Sahi!" Mashiho melambaikan tangannya kearah Asahi yang sudah lebih dulu melangkahkan kakinya. Ya, Mashiho dan Asahi telah berniat untuk pulang sekolah bersama sejak jam istirahat. Kebetulan Asahi tinggal tak jauh dari rumah Mashiho, hanya perlu berjalan beberapa ratus meter dari rumah Mashiho.

Kaki Mashiho kini melangkah memasuki rumahnya. Sekarang masih pukul 5 sore. Dan pastinya Junkyu belum tiba dirumah. Setelah masuk, Mashiho berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya untuk mandi dan mengganti pakaiannya.

Karena air panas di kamarnya mati, terpaksa Mashiho harus mandi dengan air dingin. Lagipula dirinya sudah sehat, jadi tak perlu mandi dengan air hangat.

Setelah mandi dan mengganti pakaiannya, Mashiho kembali turun ke lantai bawah untuk menonton televisi. Mashiho dengan segera menyalakan televisi dan mengganti channel nya ke channel tv favoritnya. Kartun. Sore ini Disney Channel menayangkan film kartun kesukaannya, dan Mashiho tidak ingin melewatkan film tersebut.

Ia menonton film itu ditemani dengan beberapa cemilan dan minuman ringan yang sudah ia siapkan dan ia letakan diatas meja. Sedangkan dirinya terduduk di atas karpet dengan kaki yang ia sila.

Bibirnya terus bergerak mengunyah makanan ringan di tangannya. Matanya fokus ke televisi terkadang ia tertawa menyaksikan betapa lucunya karakter tokoh dalam film itu.

Tanpa Mashiho sadari, Junkyu sudah tiba dirumah dan membuka pintu rumah. Mashiho sama sekali tidak sadar. Lelaki mungil itu terus tertawa tak mengetahui kehadiran sang kakak.

Junkyu yang melihat kelucuan sang adik hanya tersenyum kecil. Betapa imutnya Mashiho membuat Junkyu ingin mencium pipi tembam itu. Namun sekarang ia tersadar, bahwa hari ini ia sedang tidak berdua dengan Mashiho. Melainkan,

"Apa dia adalah adik anda?" tanya perempuan di samping Junkyu, yang lain dan tak bukan sekretaris Shin. Junkyu menoleh dan menganggukan kepalanya kemudian mempersilakan perempuan itu masuk ke dalam.

Mendengar suara langkah, Mashiho menoleh. Mendapati sang kakak dengan seorang perempuan yang tidak pernah ia kenal atau temui. Mashiho mengerutkan keningnya kemudian bangkit dari duduknya.

"Mashiho, kenalkan Ini sekretaris kakak, Shin Ryujin." Ucap Junkyu seraya memberi isyarat untuk berkenalan dengan sekretarisnya.

Mashiho masih diam enggan bergerak. Tentu ia terkejut melihat kedatangan seorang perempuan dirumahnya. Dan lebih terkejutnya, sang kakak lah yang membawa perempuan ini ke rumah keluarganya.

"Mashiho?"

Mashiho langsung melangkahkan kakinya dengan malas kearah sekretaris kakaknya itu dan mengulurkan tangannya.

"A—aku Takata Mashiho." ucap Mashiho memperkenalkan dirinya. Dari tatapannya yang dilemparkan kepada perempuan itu, Mashiho terlihat sangat tidak menyukai kehadirannya.

Ryujin tersenyum kecil kemudian membalas uluran tangan adik dari atasannya itu. "Aku, Shin Ryujin." ucapnya. Mashiho hanya mengangguk kemudian berbalik seraya memutar bola matanya, kembali duduk di atas karpet dan menonton televisi.

Seketika mood menontonnya menghilang sejak kedatangan sekretaris bernama Shin Ryujin itu. seharusnya ia tertawa melihat adegan lucu film tersebut, namun kini bibirnya hanya diam dan ekspresi wajah gemasnya berubah menjadi datar.

Disisi lain, "Eum, Ryujin. Sebaiknya kamu tidur di kamar saya untuk malam ini." ucap Junkyu membuat Mashiho dengan cepat menolehkan kepalanya, Menatap tajam kearah dua insan itu.

"Apa?" Ryujin terkejut. Namun dari samping Mashiho bisa melihat bahwa perempuan itu terlihat sedang tersenyum.

"Ya. Kamu tidur di kamar saya. Saya akan tidur di kamar Mashiho malam ini." Jelas Junkyu membuat amarah Mashiho mereda. Namun tatapannya masih tetap tajam, Dan pada saat itu juga Senyuman yang awalnya ingin Ryujin kembangkan langsung menghilang. Membuat Mashiho merasa menang.

"Baiklah tuan." ucap Ryujin. Junkyu langsung naik ke lantai atas diikuti oleh Ryujin di belakangnya. Mashiho tentu masih menatap kedua insan itu. Setiap pergerakannya Mashiho telisik dengan begitu sinis nya.

Ryujin menyadari Mashiho sedang menatapnya, perempuan berusia 24 tahun itu membalas tatapan Mashiho dengan tatapan yang tak kalah sinis dari Mashiho, disertai seringaian di bibirnya.

Mashiho membulatkan matanya saat Ryujin membalas tatapannya dengan tatapan seperti itu. Ia mendengus kesal dan mengerucutkan bibirnya, melepaskan atensinya dari perempuan itu.

Maksudnya apa sih?

♛.

"Ayo makan." Junkyu membuka pintu kamar kemudian masuk ke dalam duduk di sisi ranjang menatap Mashiho yang sedang berkutat dengan laptopnya tak menghiraukan ucapan Junkyu. "Mashiho? Apa kamu baik—"

"Aku tidak lapar." potong Mashiho kemudian meletakan laptopnya lalu membaringkan tubuh mungilnya di balik selimut membelakangi sang kakak. Junkyu sedikit terkejut mendengar respon Mashiho yang terlihat berbeda hari ini.

Mashiho seperti marah dengan dirinya entah karena alasan apa, membuat dirinya bingung. Tidak biasanya Mashiho bersikap seperti ini padanya, biasanya remaja manis itu selalu bersikap hangat pada dirinya. Namun sekarang, menatapnya saja enggan.

"Baiklah. Jika kamu lapar, katakan saja pada kakak." Ucap Junkyu mengusak rambut hitam pekat Mashiho dengan lembut. Kemudian ia bangkit dan keluar dari kamar Mashiho untuk turun ke lantai bawah dan makan malam bersama dengan sang sekretaris.

♛.

"Apa ini masakan anda?" Tanya Ryujin memulai percakapan dengan Junkyu yang sedari tadi hanya diam memikirkan Mashiho yang sejak tadi acuh padanya. Jika sudah menyangkut Mashiho, Junkyu tentu akan peduli. Ia harus tahu penyebab diamnya Mashiho dan acuhnya Mashiho pada dirinya.

Junkyu tersadar dari lamunannya kemudian menganggukan kepalanya.
"Ini enak sekali. Aku menyukainya." ucap Ryujin, Junkyu hanya tersenyum kecil, Pujian Ryujin belum seberapa dengan pujian yang hampir setiap hari dilontarkan Mashiho untuk dirinya.

"Ini masakan yang paling mudah. Memangnya kamu tidak bisa memasaknya?" tanya Junkyu.
Ryujin menghentikan kegiatan makannya kemudian menatap Junkyu.

"Tentu saya bisa. Hanya saja rasanya sedikit berbeda dengan masakan anda, tuan Kim."

"Begitukah? Jika kamu suka, saya akan memberikan resepnya padamu nanti." Mashiho yang hendak turun dari tangga dapat mendengar setiap percakapan sang kakak dengan sekretarisnya dengan jelas. Mereka terlihat begitu akrab dari obrolan yang baru saja mereka bahas.

Mashiho memutar kedua bola matanya kemudian kembali melangkah kakinya menuruni tangga menuju dapur untuk mengambil minuman dingin di kulkas.

Junkyu yang sedang mengobrol dengan Ryujin menyadari kehadiran Mashiho. Begitupun dengan Ryujin. Kaki Mashiho masih tetap melangkah melewati kedua insan itu tanpa meliriknya sedikitpun. Tangannya bergerak membuka pintu kulkas dan meraih satu botol minuman dingin.

"Mashiho, kemari lah dan makan malam bersama kami." yang mengucapkan hal itu bukanlah Junkyu, melainkan Ryujin. Perempuan itu tersenyum kearah Mashiho.

Mashiho hanya melirik Ryujin dengan sengitnya seakan akan ia tahu bahwa senyuman itu hanya senyuman palsu. Dan ternyata Mashiho tidak menghiraukannya, lelaki manis itu menutup pintu kulkas dengan sangat kasar membuat Junkyu menyatukan kedua alisnya.

"Tidak akan." ucap Mashiho kemudian meneguk minuman dingin di genggamannya seraya kembali melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Junkyu terkejut bukan main mendengar respon Mashiho yang tidak terdengar sopan di telinganya. Sedangkan Ryujin hanya menaikan satu alisnya saat mendengar jawaban adik dari atasannya itu.

Ada apa dengan Mashiho?

T B C

Opium +Junshiho ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang