♛.
"Ada yang ingin ayah bicarakan dengan kalian berdua."
Seketika tubuh Mashiho membeku, ia kembali mundur. Berdiri di samping Junkyu. Menundukkan kepalanya, takut bertatap mata dengan Yunoh. Tidak biasanya Yunoh tiba di rumah mendahului Yoona. Pria itu terlihat sangat serius kali ini.
Entah apa yang ingin dibicarakannya kepada Junkyu dan Mashiho. Diam–diam Junkyu menggengam tangan Mashiho yang berkeringat, mengelus punggung tangannya dengan ibu jarinya. Mashiho mengigit bibirnya, masih menunduk takut.
Junkyu mencoba terlihat biasa saja di hadapan Yunoh. Tanpa disadari Junkyu, Yunoh memergokinya sedang menggengam tangan Mashiho. Pria itu tersenyum kecil lalu beralih menatap putra sulungnya—Kim Junkyu—
PLAK
Suara itu menggema di seluruh ruangan. Membuat gendang telinga Mashiho terasa sakit saat mendengarnya. Dunia seakan diam dalam sekejap. Genggaman di telapak tangannya terlepas seiring suara itu terdengar.
Mashiho mengangkat kepalanya, menatap Yunoh tak menyangka. Perlahan, air mata membanjiri pelupuknya. Mashiho menoleh ke samping, ia baru saja menyaksikan Junkyu di tampar oleh sang ayah hingga tubuhnya oleng ke—belakang.
Darah segar keluar dari ujung bibir Junkyu. Mashiho segera menghampiri Junkyu, menahan tubuhnya yang hampir terjatuh. Menatap manik kekasihnya dengan pilu. Air mata tak dapat Mashiho bendung lagi, kini ia biarkan turun membasahi pipinya.
Saat itu juga, Yoona masuk kedalam rumah seraya membawa dua kantung plastik putih berisi bahan makanan. Wanita itu sejak awal berniat untuk makan malam bersama kedua putranya. Yoona sendiri tak dapat menahan terkejutnya melihat Yunoh tiba–tiba pulang tanpa mengabarinya.
"A—apa yang terjadi?" Yoona bertanya saat melihat Mashiho menangis seraya merangkul lengan Junkyu, sedangkan Junkyu terlihat menyentuh ujung bibirnya yang berdarah. Netra Yoona beralih, menatap Yunoh dengan wajah penuh amarahnya itu.
"Apa ini hasil dari didikan ayah selama ini padamu, hah?! Kenapa kau berani melakukan ini pada adikmu sendiri?! kemana pola pikir mu, Kim Junkyu?!" Yunoh berteriak penuh amarah pada Junkyu, menunjuk wajah Junkyu berkali–kali. Mengumpat kasar kearah putra sulungnya.
Lagi–lagi Junkyu mendapat tamparan di wajahnya. Yang ditampar hanya diam, pasrah dengan apa yang dilakukan ayah kandungnya itu. Sedangkan Mashiho hanya menunduk takut, tangannya masih setia melingkar di lengan Junkyu. Bahunya bergetar hebat, air mata tak henti–hentinya keluar dari manik indahnya.
"Hentikan! Hentikan, Kim Yunoh!" Yoona berlari kearah Yunoh, menahan suaminya yang hendak memukul wajah Junkyu. Plastik yang ia bawa tadi dibiarkan jatuh diatas lantai, dan bahan–bahan yang ia beli berserakan disana.
Wanita itu berdiri di hadapan Yunoh, menahan tangannya yang sudah terangkat, siap kembali memukul wajah putra sulungnya tanpa ragu. Yunoh kecewa serta marah saat mengetahui bahwa ternyata Junkyu memiliki hubungan dengan Mashiho, putra angkatnya.
Dia mendapat informasi tersebut dari salah satu anak buahnya yang sengaja Yunoh suruh untuk memantau Mashiho dan Junkyu secara diam–diam. Sejak lama memang Yunoh sudah menaruh curiga dengan kedua putranya. Hanya saja ia diam dan mencoba mengumpulkan bukti, menyangkal kedua putranya saling mencintai.
Yunoh menyaksikan semuanya. Hari dimana kedua putranya itu sedang berada di apartemen Junkyu. Di sudut ruangan, anak buah Yunoh sengaja memasang CCTV disana tanpa disadari Junkyu. Yunoh menepis tahanan Yoona,
Pukulan kembali Junkyu dapatkan di wajahnya, membuatnya terjatuh diatas lantai dengan darah yang keluar dari mulutnya. "B—berhenti, ayah! aku mohon." Mashiho berlutut diatas lantai, menyangga bahu Junkyu dengan tangannya untuk bertahan. Telapak tangannya mengusap bibir Junkyu yang mengeluarkan darah, sembari menangis.
Dengan kasar Yunoh menarik Mashiho yang berlutut di samping Junkyu, menarik pemuda mungil itu dengan sangat kasar, membuatnya merintih kesakitan. Kemudian pria itu menarik paksa jaket yang dikenakan Mashiho, membuangnya ke sembarang arah, menyisakan kaus hitam tipis yang ia kenakan.
Junkyu marah besar ketika melihat Mashiho diperlakukan dengan kasar oleh ayahnya, dengan segera ia menghampiri anak itu, berusaha menariknya menjauh dari ayahnya. Namun gagal. Yunoh dengan sekuat tenaga kembali mendorongnya menjauh dari Mashiho.
Dada Yunoh terasa sesak. Di depan matanya, ia melihat beberapa tanda merah di leher Mashiho. Jejak yang terlihat masih baru dengan warna mencolok di kulit Mashiho yang putih pucat. Yunoh mengigit giginya kuat–kuat hingga rahangnya mengeras, ia mendorong Mashiho, berdiri di hadapan Yoona, menunjukkan jejak itu pada istrinya.
"Lihat! Lihat apa yang sudah putramu Junkyu lakukan! Ia berhubungan dengan Mashiho tanpa sepengetahuan kita! dan, anak ini sudah menyerahkan dirinya untuk Junkyu!—lihat ini, Kim Yoona!" Yunoh menunjuk wajah Junkyu, menarik kerah baju Mashiho kebawah memperlihatkan tanda merah lain di bagian dadanya.
Pemandangan di hadapan Yoona seperti merebus hatinya di dalam air mendidih. Yoona menatap tak percaya kearah Mashiho dan Junkyu. Tak menyangka, kedua putranya sudah berhubungan sejauh ini. Ia menatap Mashiho yang hanya menundukkan kepalanya, menangis terisak.
"M—mashiho, apa Junkyu yang melakukan ini?" Yoona bertanya lirih, menyentuh bahu Mashiho yang bergetar. Jari–jarinya bergerak menjelajahi setiap titik leher Mashiho yang tertutupi oleh bekas kemerahan itu. "Jawab! Takata Mashiho! Jawab pertanyaan mama!" Yoona kini berseru kecewa kearahnya. Membentak untuk pertama kalinya kepada Mashiho.
Perlahan Mashiho mengangkat kepalanya, menatap Junkyu yang berdiri beberapa langkah di sampingnya. Lelaki 25 tahun itu hanya diam menahan sakit di wajahnya karena pukulan Yunoh, menatap Mashiho penuh harapan.
"A—aku mencintai kak Junkyu. Aku, mencintainya." ucap Mashiho dengan suara seraknya, sedikit berbisik menjawab pertanyaan sang ibu. Yoona pun melepas remasan—nya di bahu Mashiho. Wanita itu menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, memijat pelipisnya menangis penuh rasa kekecewaan.
"Mashiho—masuk ke kamarmu, sekarang, masuk sebelum ayah menghabisi kakak mu ini." Yunoh tidak dapat berbuat apa-apa. Semuanya sudah berlalu. Dengan pikiran kacau, ia menyuruh Mashiho masuk ke kamarnya dengan nada sedikit pelan.
Tetapi Mashiho hanya diam, menatap Junkyu, membuat amarah Yunoh kembali meluap. "Masuk ke kamarmu, Mashiho! atau k—kau memilih ikut bersama kekasihmu ini?!" Yunoh berucap seperti membuat pilihan pada Mashiho.
Mashiho sangat ketakutan. Pemuda itu tidak bisa berucap apapun lagi. Bibirnya terasa berat untuk terbuka, membalas ucapan ayah sambungnya. Mashiho sakit hati mendengar Yunoh mengumpat pada Junkyu yang notabenenya adalah putra kandungnya sendiri.
Hati Mashiho sangat hancur ketika Yunoh menampar belahan hatinya, Kim Junkyu. Ia juga sakit hati karena Yunoh memperlakukannya dengan kasar dan meneriakinya. Mashiho tidak bisa kembali jika sudah seperti ini. Ia sudah memilih keputusannya sendiri.
Keputusan finalnya, pilihan yang sudah sangat matang. Ia akan mengikuti kata hati dan pikirannya kali ini. Mashiho sangat mencintai Junkyu, dan akan tetap seperti itu selamanya. Siapapun yang mencoba memisahkannya, kini Mashiho akan melawan.
"A—aku mau bersama kak Junkyu, a—aku ikut dengannya. Aku mencintainya. Aku mencintai Kim Junkyu, ayah."
♛.
.
maafkan aku,
aku juga nyesek kok.menurut kalian, pilihan
mashiho itu salah atau benar?
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Opium +Junshiho ✓
RomanceJunkyu is love his own stepbrother. Dom, K.Jk! Sub, Msh! [start: aug fin: nov 2020] was # 1 junshiho # 1 mashiho # 1 kimjunkyu # 2 mashikyu # 5 junkyu