2.8

3.1K 460 53
                                    

♛.

Detik demi detik terasa begitu lama. Mashiho berkali–kali memejamkan matanya. Memanjat doa agar Junkyu cepat pulih. Dia begitu khawatir pada lelaki Kim itu. Apalagi ketika mengetahui bahwa Junkyu mengalami luka yang cukup parah, membuat dada Mashiho langsung terasa sesak.

Junkyu belum juga sadar. Operasi nya sudah selesai setelah memakan waktu kurang lebih 6 jam. Dan pada saat itu juga Jihoon serta Yoonbin yang menemaninya. Mashiho menangis hingga membuat kedua matanya sembab, tangannya bergerak mengelus punggung tangan Junkyu yang dipasang sebuah infus.

Jihoon berulang kali mengajak Mashiho untuk makan dan mengajaknya kembali ke apartemen untuk beristirahat. Namun, Mashiho menolak. Dia tidak ingin sedetik pun meninggalkan ruang perawatan Junkyu.

Junkyu kehilangan banyak darah, Bahkan nafasnya sempat tidak beraturan dan membuat Mashiho semakin takut akan terjadi sesuatu yang lebih parah pada Junkyu nya. Mashiho tidak peduli dengan rasa lapar yang mengganggunya, sekarang ia hanya ingin menemani Junkyu hingga lelaki itu bangun.

Jihoon tidak dapat melakukan apapun selain membujuk Mashiho, lelaki itu harus pulang kerumahnya ditemani Yoonbin. Meninggalkan Mashiho bersama Junkyu. Dokter bilang Kim Junkyu tidak koma, ia baik–baik saja setelah menjalani operasi. Denyut jantungnya juga normal. Junkyu hanya perlu waktu untuk beristirahat.

Bertahanlah kak, Mashiho disini.

Paginya dokter harus memeriksa kondisi Junkyu, terpaksa Mashiho harus keluar dari ruangan tempat Junkyu dirawat. Tadi Mashiho sempat merasakan pergerakan di tangan Junkyu, dengan panik ia memanggil dokter. Lagi–lagi Mashiho harus menunggu, ia mengigit kukunya dengan gelisah kembali menggumam kan doa untuk kekasihnya itu.

Bermenit–menit Mashiho menunggu, dokter akhirnya keluar bersama dua perawat di belakangnya. Mashiho segera bangkit dari duduknya, meminta penjelasan pada dokter itu mengenai kondisi Junkyu. "Pasien Kim Junkyu sudah sadar, anda bisa menemuinya sekarang."

Setelah dokter mengizinkan, Mashiho kembali kedalam ruang Junkyu. Pemuda itu dapat melihat Kim Junkyu sedang menatap kearahnya dengan tersenyum.

Mashiho pun menghampiri Junkyu, mendekatkan tubuhnya membungkuk untuk memeluk tubuh lelaki dewasa itu. Bibirnya tersenyum setelah mengetahui bahwa Junkyu sudah melewati masa kritisnya. Namun di dalam ia sangat takut. Takut kehilangan orang yang sangat ia sayangi.

"Kakak! tadi Mashiho takut kakak kenapa–kenapa." Junkyu membawa jari panjangnya untuk mengelus surai Mashiho yang berantakan. Ia terkekeh kecil melihat bagaimana khawatirnya Mashiho padanya. Luka Junkyu cukup parah, syukur dokter bilang lukanya tidak berpengaruh pada organ dalamnya.

"Kakak gapapa." Junkyu mengerjapkan matanya lemah, menatap wajah Mashiho yang terlihat sangat lelah. Semalam berkali–kali Mashiho bangun dari tidurnya karena mengkhawatirkan Junkyu.

"Kak Junkyu mau makan? haus? mau minum?" Mashiho terlihat gelisah ketika mendengar Junkyu merespon ucapannya. Sebagai jawaban Junkyu hanya menggeleng, ia menarik Mashiho untuk duduk di tepi ranjang bersamanya. Sedikit menggeser posisi tidurnya memberikan ruang untuk Mashiho duduk, Junkyu menyandarkan kepalanya di bahu sempit pemuda manis itu.

"Kakak kan belum sembuh, belum boleh duduk seperti ini." Mashiho berujar khawatir, namun Junkyu tidak menghiraukannya. Lelaki itu diam dan menutup kedua matanya, nyaman dengan posisinya sekarang.

Karena tidak mendapat respon apapun dari kekasihnya, Mashiho menoleh dan mengintip wajah itu. Junkyu mencoba untuk tertidur di bahunya, nafas lembut ia hembuskan. Mashiho suka menatap wajah Junkyu. Tampan. Apapun yang berhubungan dengan Kim Junkyu, Mashiho sangat menyukainya. 

"Selamat tidur sayangnya cio.."

♛.

Sudah 3 hari Junkyu mendapat perawatan disini. Mashiho tentunya selalu menemani Junkyu setiap harinya. Kondisinya juga semakin membaik dari hari ke hari. Mungkin karena Mashiho yang merawatnya dengan sangat baik.

Mashiho menekan tube Shave Cream ke telapak tangannya. Aroma cologne yang maskulin menyeruak di udara. Dengan lembut, ia mengoleskan krim itu di dagu Junkyu. Sedikit melebarkan kakinya, Mashiho duduk dipangkuan lelaki itu.

Junkyu memegang tubuh anak itu dengan posesif, kedua tangannya melingkar di pinggang ramping Mashiho, tidak membiarkannya mengambil jarak walau hanya satu senti. Bulu–bulu halus di sekitar dagunya sudah tumbuh, Mashiho pun dengan segera memaksa Junkyu untuk mencukur dan menariknya ke kamar mandi. Tak lupa alat infus yang selalu ia seret bersamanya.

Junkyu memajukan bibirnya, meminta sebuah ciuman. Mashiho menuruti keinginannya, dia menempelkan bibirnya diatas bibir Junkyu. Hanya sebuah kecupan bukan ciuman, membuatnya cemberut tidak puas.

Tanpa memedulikan ekspresi kekasihnya, Mashiho kembali melanjutkan pekerjaannya. Dengan serius ia mencukur janggut dan kumis tipis di wajah Junkyu. Wajah imut Mashiho yang memperlihatkan ekspresi serius membuat Junkyu merasa sangat gemas, ia pun terkekeh kecil.

"Gwiyomi.." Junkyu berbicara seraya mencubit gemas pipi berisi wajah di hadapannya, menatap langsung pada sepasang manik indah menggemaskan itu. Mashiho hanya tersenyum menunjukkan deretan gigi manisnya, membuat Junkyu semakin tidak tahan dengan kelucuan anak itu.

Mashiho mengambil handuk bersih di samping mereka, membersihkan wajah Junkyu dari sisa Shave Cream. Harumnya sangat maskulin membawa kesan seksi lelaki dewasa, sangat cocok untuk Junkyu. "Selesai." ucap Mashiho sembari melemparkan handuk di tangannya kearah wastafel. Ia membantu Junkyu untuk berdiri, menuntun lelaki itu kembali ke ranjangnya. Mendudukkan dirinya disana.

"Ih tampan sekali! Mashiho makin suka." pekik Mashiho. Ucapannya barusan berhasil membuat Junkyu tersenyum lalu mengusak surai pekatnya. "Aku beli makanan dulu ya kak, pasti kakak lapar. Tunggu sebentar."

Mashiho mengenakan jaket merahnya, mencium sekilas pipi Junkyu lalu keluar dari ruang rawat, menitip pesan pada salah satu perawat untuk menjaga kakaknya. Kaki mungilnya melangkah melewati beberapa lorong, turun ke lantai bawah dan keluar dari area rumah sakit.

Biasanya Mashiho lebih suka membeli makan diluar untuknya dan Junkyu. Masakan rumah sakit tidak enak, rasanya hambar membuatnya tidak selera untuk makan. Ia membeli beberapa buah buahan dan makanan sehat lalu kembali ke rumah sakit yang tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.

Sesampainya di kamar rawat kakaknya, Mashiho membuka pintu. Pada saat itu juga dua pasang mata menatap kearahnya, ia mengerinyit bingung.

"Sejak kapan mama disini?"

♛.

what's

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

what's.. shiho thinking about.

Opium +Junshiho ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang