2.9

3.1K 443 41
                                    

♛.

"Mama dapat kabar dari Yoonbin kalau kamu kecelakaan. Ayah kalian tidak mengizinkan mama untuk bertemu kalian. Karena ia sedang berada di luar negeri, diam–diam mama datang kesini untuk menjenguk mu. Maafkan mama." Mashiho duduk di sofa yang tak jauh dari ranjang Junkyu. Ia hanya diam menatap interaksi antara kakaknya dan Yoona tanpa berniat untuk ikut dalam pembicaraan mereka.

Junkyu hanya mengangguk samar, mengelus pergelangan tangan Yoona. Perlahan wanita cantik itu melangkah kearah Mashiho, menarik pemuda manis itu untuk berdiri bersamanya. Yoona sebenarnya sangat merindukan kedua putranya, namun Yunoh selalu melarangnya untuk bertemu. Sebagai seorang ibu, Yoona tentunya tidak menginginkan hal ini terjadi.

Yoona menangis berhari–hari karena tak menyangka bahwa Junkyu dan putra angkatnya saling mencintai. Bahkan Mashiho memilih bersama Junkyu walaupun Yunoh sudah beberapa kali mengancamnya dengan hal yang tidak–tidak pada malam itu. Yoona sadar bahwa ia sudah tidak bisa melakukan apapun lagi untuk menghentikan kesalahan besar yang sudah dilakukan kedua putranya itu.

"Mama sadar kalau kalian benar–benar serius dengan keputusan kalian, mama tidak bisa melakukan apapun selain merestui hubungan ini.." Yoona berujar lirih, menatap satu persatu manik putranya. Mashiho hanya diam tak bergeming, ia tidak mengerti apa maksud dari ucapan Yoona barusan. Junkyu juga menampilkan ekspresi yang tak jauh beda dengan Mashiho, mereka berdua sama–sama tidak paham.

Mengulum bibirnya, Yoona tersenyum hangat. Ia menyatukan kedua tangan Junkyu dan Mashiho di dalam genggamannya. Wanita cantik itu menarik nafasnya sejenak kemudian menghembuskan nya. "Mama akan berusaha membujuk ayahmu mengenai ini, mama yakin dia akan mengerti."

Mata Mashiho seketika membulat, bibirnya yang tadinya merungut kini tersenyum berbinar. Melihat Mashiho tersenyum, Yoona terkekeh kecil dan mengusap pipi anak 18 tahun itu.

"Memang sangat berat untuk merestui hubungan ini, tapi mama senang bisa melihat kalian bahagia. Awalnya mama mengira Junkyu tidak akan bisa membuatmu bahagia, ternyata perkiraan mama salah. Asahi menceritakan semuanya yang kamu ceritakan padanya mengenai keseharian mu bersama Junkyu."

"Asahi?" Yoona mengangguk. "Hamada Asahi banyak menceritakan tentangmu dan Junkyu. Mama jadi terharu dengan hubungan kalian." Yoona tertawa kecil. Mashiho harus berterima kasih dengan Asahi, tak disangka ternyata sahabatnya itu melakukan ini semua tanpa sepengetahuannya.

"Terima kasih, ma." kini Junkyu berucap, Yoona mengiyakan dan mencium surai Junkyu dengan lembut lalu mengusapnya. "Mama harus pergi sekarang, maaf hanya bisa sebentar menjenguk mu. Nanti mama akan berkunjung kesini, sampai nanti." Mashiho dan Junkyu menganggukan kepalanya.

"Hati–hati, ma." ucap Mashiho, Yoona mengangguk seraya tersenyum. Entah kenapa suasana berubah hening ketika Yoona keluar. Keduanya sama sama diam tidak ingin memulai pembicaraan. Eh, lebih tepatnya Mashiho lah yang merona ketika Junkyu memandangnya.

Ekspresi gugup Mashiho mengundang tawa dari Junkyu. "Kenapa hm? " Tegur lelaki 25 tahun pada Mashiho. Yang ditanya hanya menggeleng kemudian beralih meraih plastik putih di atas sofa, membukanya dan meletakan makanan yang ia beli diatas nakas. "Kak! eum—sekarang gantian suapin cio ya?"

Junkyu terkekeh, mengacak–acak surai Mashiho gemas. "Manis sekali sih calon istriku ini.."

♛.

Yunoh sudah tiba dirumah setelah 9 hari sibuk berdinas di luar negeri mengurus cabang perusahaannya yang mengalami kendala. Setelah selesai makan malam, Yoona pergi ke kamar, menghampiri sang suami yang sedang berkutat dengan laptop di pangkuannya sembari sesekali menyesap segelas kopi susu hangat.

"Yunoh, ada yang ingin ku bicarakan denganmu." Wanita berusia 48 tahun itu menghampiri suaminya, dan mendudukkan diri di sampingnya. "Katakan saja." ucap Yunoh tanpa menolehkan kepala kearah istrinya, matanya lurus memandang laptop di pangkuannya.

"Tinggalkan pekerjaanmu sebentar, aku ingin membahas sesuatu yang serius." Yoona menegur, Yunoh pun meletakan laptop itu di sampingnya, memandang Yoona dengan menghela nafas beratnya. "Cepat katakan, Kim Yoona. Aku harus menyelesaikan pekerjaanku ini."

Yoona hanya mendesah kecil, ia begitu kesal dengan suaminya yang mulai lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan keluarganya sendiri. Pria 49 tahun itu tidak pernah sekedar membahas ataupun mencari kedua putranya. Ia bersikap tidak peduli dengan masalah yang terjadi diantara ia dan juga putranya, membuat Yoona marah tentunya.

"Kim Yunoh.. aku tidak sanggup jika harus seperti ini terus. Kita ini adalah orang tua, tidak seharusnya kita membiarkan hal ini terjadi semakin lama." Yoona berujar lirih, mengusap punggung tangan suaminya.

Yunoh mengerutkan dahinya, rahangnya mengeras ketika istrinya akan membahas mengenai kedua putranya. Yunoh memang membuat keputusan bahwa ia tidak akan menemui putranya sebelum mereka menyadari apa kesalahan yang mereka buat. Rasa kekecewaannya semakin menjadi–jadi setelah ia mendapat kabar bahwa hubungan kedua putranya semakin erat seakan akan tidak ada yang bisa memisahkan mereka.

Yunoh sungguh kecewa dengan Junkyu yang mencintai adiknya sendiri. Yunoh memang sangat mengharapkan putra sulungnya itu memiliki seorang kekasih, tetapi bukan Mashiho. Ia tidak bisa membiarkan hal ini terjadi, Mashiho adalah putranya juga. Putra yang sudah ia besarkan selama 14 tahun lamanya, Yunoh sangat menyayanginya sebagai seorang anak. Bahkan Yunoh sudah menganggap nya sebagai anak kandungnya sendiri.

Tak mendapat respon dari Yunoh, Yoona kembali melanjutkan ucapannya, "mereka saling mencintai, kita tidak bisa berbuat apa–apa. Mashiho tidak akan pernah mau meninggalkan Junkyu, begitupun dengannya. Usaha kita untuk memisahkan mereka tidak akan berhasil, Kim Yunoh. Apapun yang kita lakukan akan gagal. Kita—"

"Kau mau aku merestui hubungan mereka? yang benar saja. Mereka itu putra kita, Yoona." Yunoh sedikit menekankan ucapannya, menatap istrinya dengan tajam.

"Kumohon, aku tidak ingin masalah ini berkepanjangan. Aku ingin hubungan kita semua kembali harmonis seperti dulu. Kim Yunoh, aku yakin Junkyu dapat menjaga Mashiho dengan baik. Kita tidak akan melepaskan tanggung jawab pada Mashiho, kita hanya perlu yakin pada putra kita Junkyu, walaupun kita harus menahan rasa sakit di dada kita."

Yoona mengulum bibirnya, "aku bertemu dengan Haruto kemarin, dia adalah adik kandung dari Mashiho."

Yunoh mengerinyit bingung, "adik kandung? kenapa kau tidak memberitahuku?" Yunoh bertanya marah karena Yoona tidak menceritakan hal semacam ini padanya.

"Mereka tidak meninggalkan Mashiho dengan sengaja. Mashiho hilang, mereka sudah menyebarkan info menghilangnya Mashiho sejak 14 tahun yang lalu. Semenjak hilangnya Mashiho, perusahaan mereka mengalami kebangkrutan dan beberapa tahun kemudian kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan. Haruto tinggal bersama paman dan bibinya. Selama ini mereka mencari Mashiho."

"Aku sudah menceritakan tentang hal ini pada Mashiho. Aku mohon, kita hanya perlu menerima hubungan Junkyu dan Mashiho. Ini demi kebaikan mereka, Yunoh. Dan kita juga." Yunoh mengalihkan pandangannya lalu memijat pelipisnya. Pria itu berkali–kali menghela nafasnya dan berucap,

"Berikan aku waktu untuk berfikir,"

.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Opium +Junshiho ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang