♛.
Cahaya matahari menyinari wajahnya. Membangunkan nya dari mimpi di tidurnya. Bergerak dengan tidak nyaman, Mashiho bangun terduduk. Ia merenggangkan tubuhnya, ia mencoba menetralkan pandangannya yang buram. Melirik ke kanan dan ke kiri, ia baru sadar bahwa semalaman ia tertidur di kamar Junkyu. Sampai lupa ia belum membersihkan dirinya.
Melihat jam di dinding, matanya membulat sempurna. Sekarang pukul sepuluh, tak biasanya ia bangun se–siang ini. Mungkin karena efek kelelahan. Dengan segara Mashiho merapihkan ranjang yang ia tiduri, ia keluar dari kamar Junkyu lalu beralih ke kamarnya untuk membersihkan diri.
Setelah mandi, Mashiho memakai Hoodie merah kesayangannya disertai celana jeans hitam. Kakinya melangkah menuruni satu persatu anak tangga, yang ia dapati bukanlah kedua orangtuanya. Melainkan, Ha Yoonbin. Lelaki itu terduduk diatas kursi dapur, tersenyum kearah Mashiho dan memberi isyarat untuk memakan makanan yang sudah ia masakan diatas meja dapur.
"Kak? kenapa disini?" tanya Mashiho kebingungan. Yoonbin pun menuntun Mashiho duduk di atas kursi, mendekatkan sepiring nasi katsu kearah Mashiho. "Makanlah terlebih dahulu, Mashiho. Lagi–lagi aku mendapat tanggung jawab untuk mengantarmu ke suatu tempat hari ini."
"Kemana?" Mashiho menatap Yoonbin tak mengerti. Yang ditanya hanya terkekeh kecil lalu membalas, "aku tak bisa memberitahukan nya. Ini semacam kejutan yang sudah disiapkan sejak lama sebelum kamu pulang ke sini." Yoonbin pun bangkit dari duduknya, berjalan kearah pintu dan membukanya.
"Aku tunggu di mobil."
♛.
Mashiho membuka mulutnya ketika Yoonbin mengantarnya ke tempat yang sama seperti dulu saat ia juga mendapat perintah untuk mengantarnya. Tempat yang kini ia pijak adalah sebuah ballroom yang sama seperti 4 tahun yang lalu. Kejutan apa lagi ini, sungguh Mashiho tidak mengerti kenapa ia diantar ke tempat ini lagi.
Sedari tadi Mashiho terus menanyakan banyak hal pada Yoonbin, namun pria itu selalu mengatakan bahwa ini sebuah kejutan yang sudah disiapkan untuknya. Maka dari itu ia tidak bisa memberitahunya. Jika diberitahukan, bukan kejutan namanya.
"Masuklah kedalam, seseorang menunggumu." ucap Yoonbin. setelah mengatakan hal itu, ia melajukan mobilnya pergi meninggalkan halaman depan ballroom. Kali ini tidak ada pelayan yang akan menuntun nya. Jujur saja Mashiho sudah lupa ia harus kemana.
Mendorong pintu putih berlapis emas bercorak itu, Mashiho masuk kedalam sana. Kali ini bukanlah karpet merah yang menyambutnya, melainkan karpet putih yang banyak ditaburi bunga–bunga bewarna warni harum.
Meneguk salivanya, Mashiho mengikuti arah sampai mana bunga itu di taburkan. Sungguh ia tidak mengingat kemana ia harus pergi, maka dari itu ia mengikuti bunga–bunga yang bertaburan. Ballroom sebesar ini memiliki lorong yang panjang, kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri mencari pintu yang ia cari. Suasana sepi disini membuatnya sedikit merinding. Tanpa di sadari nya, seseorang di lantai dua sedang bersembunyi, memperhatikannya dari atas. Setelah itu ia berlari kearah kanan.
Kakinya terus melangkah dengan gelisah, ia tak kunjung menemukan pintu yang ia cari. Mencoba berbelok ke lorong di arah kanan, akhirnya Mashiho menemukan pintu itu di ujung lorong. Ia pun berlari kecil kearah sana, jaraknya cukup jauh dari posisi berdirinya.
Mashiho mendengar suara tuts piano dimainkan, rasa gugupnya semakin menjadi–jadi. Mengulum bibir, perlahan Mashiho mendorong pintu besar itu. Dalam hatinya, ia mengharapkan mendapati Kim Junkyu yang sedang memainkan piano.
Namun perkiraannya salah, bukan Kim Junkyu yang ia dapati. Ruangannya juga bukan ruangan menari yang saat itu ia masuki. Ruangan satu ini semacam teater yang biasa digunakan para audiens untuk menonton pertunjukan ballet.
Tidak ada siapa–siapa di dalam sini. Kepalanya menoleh kearah sudut demi sudut mencari seseorang, namun tidak ada siapapun yang berada disini. Menghela nafas, Mashiho kembali melangkah kearah depan, menaiki tangga menuju panggung teater.
Area panggung juga banyak sekali bunga yang ditaburkan, membuat Mashiho kebingungan. Melirik piano, tadi ia mendengar dari luar ruangan ada yang memainkan alat musik itu. Tapi sekarang ia tidak menemukan siapapun yang memainkan piano.
Suara piano kembali terdengar, berhasil membuatnya sangat terkejut, netra nya pun beralih kearah suara itu berasal. Dan itu berasal dari lantai dua teater, ia melihat Asahi yang sedang memainkan piano dengan santainya di atas sana. Lelaki bersurai blonde itu melirik kearah Mashiho lalu tersenyum, kembali memainkan piano di hadapannya.
"Mashiho.."
Suara itu. Suara yang selama ini ia rindukan. Asahi menghentikan kegiatannya memainkan piano, kemudian ia berdiri. Menatap kearah bawah, lalu mengembangkan senyumnya. Tubuh Mashiho berubah kaku ketika mendengar suara itu. Langkah kaki semakin mendekat kearahnya, lalu pemilik dari suara itu berdiri tepat di belakangnya.
Dengan gugup ia membalikan tubuhnya, melengkungkan bibirnya keatas perlahan membentuk senyuman. Di hadapannya berdiri sosok pria dewasa yang sudah berubah menjadi lebih gagah dan maskulin. Lebih tampan dari terakhir kali Mashiho melihatnya secara langsung.
"Kak Junkyu..." Mashiho berujar gemetar, ia pun dengan perasaan bahagia memeluk pria 29 tahun itu dengan erat. Menyembunyikan wajah merah merona nya di dada bidang kekasihnya. Junkyu menyambut dengan hangat pelukan itu, mengusap surai hitam legam si manis penuh kasih sayang dengan telapak tangannya.
"Kenapa kakak tidak datang ke acara kelulusan ku? kenapa kakak tidak pernah membalas pesan yang ku kirimkan? kenapa kakak tidak menjemput ku di bandara?" Berbagai macam pertanyaan itu keluar dari bibir Mashiho. Memukul dada Junkyu dengan kesal, bibirnya mengerucut sedih.
Merasa gemas, Junkyu mencubit pipi merona yang lebih muda. "Sengaja. Karena itu bagian dari kejutan yang aku siapkan untukmu." ucapnya seraya tersenyum, mengusap pipi itu dengan lembut. Mashiho hampir saja menumpahkan kristal beningnya saat melontarkan pertanyaan itu. Namun tidak jadi ketika mendengar jawabannya.
Sekali lagi Mashiho memukul dada Junkyu, sangat kesal. Karena hal itu, ia sudah berpikir yang tidak tidak tentang nya. Jadi ini semua hanyalah kesengajaan, Mashiho cemberut sebal dengan Junkyu.
Pintu kembali terbuka, menampilkan Kim Yoona yang tampil anggun bersama dengan suaminya, Kim Yunoh. Di belakang mereka terdapat tiga orang yang sepertinya tidak asing untuk Mashiho. Sebentar—bukankah itu Haruto bersama paman dan bibinya.
Mereka semua berdiri di bawah panggung menatap Junkyu dan dirinya diatas panggung dengan tersenyum. Mashiho tidak mengerti apa yang sedang terjadi sekarang. Tadi pagi Yoonbin tiba–tiba menyuruhnya berganti pakaian setelan jas hitam yang senada dengan setelan Junkyu. Semua orang terlihat rapih, sungguh keadaan ini membuatnya kebingungan.
Sampai pada akhirnya, Mashiho dibuat terkejut dengan Kim Junkyu yang berlutut di hadapannya. Mashiho meremas celananya sendiri, merasa gugup. Maniknya menatap manik Junkyu. Pria itu mengeluarkan sesuatu dari balik punggungnya. Sebuah bunga bewarna merah muda cantik nan indah dengan harumnya yang menyeruak. Bunga itu di ulurkan kearahnya, membalas tatapan Mashiho dengan berbinar.
"Takata Mashiho, maukah kau menikah denganku?"
[END]
KAMU SEDANG MEMBACA
Opium +Junshiho ✓
RomanceJunkyu is love his own stepbrother. Dom, K.Jk! Sub, Msh! [start: aug fin: nov 2020] was # 1 junshiho # 1 mashiho # 1 kimjunkyu # 2 mashikyu # 5 junkyu