0.6

5.3K 631 34
                                    


"Kenapa kemarin tidak masuk?"

Mashiho dan Asahi sedang mengobrol di kursi mereka seraya menunggu guru datang untuk mengajar. Saat Mashiho sedang menulis sesuatu di bukunya, tiba tiba Asahi mengajaknya bicara dan menanyakan soal dirinya yang tidak masuk sekolah kemarin.

"Eum—aku sakit." jawab Mashiho jujur. Ya memang pada nyatanya ia sedang sakit.

"Ah begitu kah? Mengapa kamu tidak mengabari ku? Aku begitu khawatir padamu Mashi!" rewel Asahi saat mendengar jawaban Mashiho tadi.
"Kemarin aku sama sekali tidak menyentuh ponselku, maka dari itu aku tidak mengabari mu. Maaf."

"Tak apa! Bagaimana kondisimu sekarang? Sudah lebih baik?" tanya Asahi lagi. "Ya. Kondisi ku sudah lebih baik." ujar Mashiho seraya mengembangkan senyumnya kearah Asahi. Tentu ia merasa baik, karena Junkyu merawatnya dengan sangat baik.

"Jadi, apa kemarin hanya ada kamu dan kakakmu saja dirumah?" nada Asahi terdengar seperti sedang menggoda Mashiho, membuat pipi Mashiho langsung berubah Semerah tomat.

"M—memangnya kenapa?" Mashiho bertanya balik.

"Tidak kenapa-kenapa sih. Hanya saja aku penasaran dengan kedekatan kalian berdua. Hei mashi! Aku sering melihatmu mengecup bibir kakakmu itu setiap pagi. Apa Kalian punya hubungan khusus?"

Seketika Mashiho menghentikan kegiatannya. Menatap Asahi dengan tatapan terkejut yang teramat sangat. Sedangkan Asahi hanya tersenyum kecil melihat pipi sahabatnya yang terlalu bersemu merah.

"Kalian berdua sangat dekat ya?" goda Asahi kembali membuat Mashiho meneguk salivanya gugup.

"Hentikan Sahi! Jangan sampai semua orang tahu tentang hal ini! aku tidak suka." Mashiho memalingkan wajahnya.

"Tenang saja Mashi, aku tak akan membicarakan hal pribadimu kepada orang orang. Dan eum, aku akui kalian sangat cocok.. ah! aku jadi iri padamu."

Mashiho menoleh. "Kamu iri padaku? kamu menyukai kakak ku ya?" pertanyaan Mashiho mengundang tatapan sinis dari Asahi. Entahlah, Asahi terlalu kesal dengan kebodohan dan kepolosan Mashiho. Sahabatnya ini memang dikenal sebagai seseorang yang sangat mudah di bodohi.

Contohnya kejadian beberapa hari yang lalu saat Mashiho dikerjai sekelompok siswi hingga dirinya terkunci di toilet

Untung saja Asahi tahu kalau Mashiho sedang dikerjai. kalau tidak, Mashiho bisa terkunci di toilet itu hingga esok hari. Nyatanya, tidak semua orang menyukai sosok Mashiho walaupun dia se tampan itu

Mashiho dibenci oleh hampir seluruh siswi karena kedekatannya dengan para siswa siswa. Para siswi merasa tak terima semua siswa sekolah ini rata rata penyuka sesama jenis atau gay. Terlebih mereka semua itu tampan - tampan. Contohnya Jaehyuk.

Mashiho hanya memilih untuk diam agar dirinya tak menjadi korban pembulian siswi-siswi disini. Apapun yang diperintahkan akan Mashiho jalani tanpa memberontak sedikitpun. Memang bodoh dan polos.

"bukan itu maksudku! aku iri kepadamu karena kamu memiliki kakak yang perhatian dan sayang padamu. Sedangkan aku, kakak ku saja selalu sibuk dengan pekerjaannya dan dia jarang sekali berada dirumah."

"Eh, jadi kamu menyukai kakak kandungmu sendiri ya?" Mashiho terkekeh kecil.

"Tuh kan! Kamu itu bodoh sekali Mashiho. Ingin di beri perhatian bukan berarti aku menyukai kakak ku sendiri! Itu juga tak akan mungkin terjadi! Kakakku sudah memiliki tunangan."

"kalau Jaehyuk? Apa kamu mau diberi perhatian olehnya?" tanya Mashiho. Asahi kini terdiam. Tak menyangka pipinya kini memerah bergantian dengan Mashiho. Bibirnya ingin bergerak namun tertahan oleh suara hatinya yang berdegup kencang.

"nah! aku tahu kamu masih menyukai Jaehyuk." Mashiho berbisik di telinga Asahi. Bisikannya sengaja ia pelankan agar orang-orang tidak mendengar apa yang sedang ia cakap kan dengan sahabatnya.

Memukul bahu Mashiho pelan, Asahi berucap. "hentikan, oke? Aku malu, Mashiho!" Asahi mencubit pipi Mashiho gemas. Sedangkan Mashiho hanya terkekeh kecil lalu memeluk tubuh Asahi.

♛.

Junkyu sedang berdiri menghadap jendela besar di ruangannya. Jendela itu menampilkan keadaan kota dari atas. Gedung Gedung bertingkat tinggi dapat Junkyu lihat dengan jelas melewati jendela ini. Langit yang cerah membuat semua orang dengan hati yang bersenang dapat melakukan aktivitasnya tanpa sedikit keluhan mengenai cuaca hari ini.

Mata sipitnya bergerak ke kanan dan ke kiri menelisik pemandangan di hadapannya dengan nafas lembut yang ia hembuskan serta bibir yang tiada hentinya tersenyum.

Tak lama setelah itu, Junkyu mendengar suara ketukan pintu sebanyak tiga kali dan pintu besar ruangannya langsung terbuka. Membuat dirinya menoleh dan memfokuskan atensinya pada seorang perempuan yang masuk ke dalam ruangannya.

"Ada apa?" tanya Junkyu, melangkahkan kakinya kearah meja kerjanya dan duduk diatas kursi melihat beberapa berkas yang di bawa oleh sang sekretaris tadi.

"Tuan Kwon meminta anda segera menyusulnya di Dubai untuk menjalankan bisnis yang di telah disepakati Minggu lalu. Dan ini berkas mengenai informasi bisnis anda dengan tuan Kwon." ujar sang sekretaris.

"Katakan padanya besok aku akan berangkat ke Dubai. Dan ya—siapkan dua tiket penerbangan ke Dubai besok pagi."

"Kau ikut bersamaku." ucap Junkyu. Sang sekretaris tersenyum kemudian menganggukan kepalanya.

"Baik tuan Kim Junkyu, saya permisi." perempuan itu membalikkan badannya hendak keluar dari ruangan sang atasan.

"Sekretaris Shin!" suara sang atasan menghentikan langkah kakinya. Ia pun menghampiri Junkyu dan kembali berdiri di hadapannya.

"Ada apa tuan?" tanyanya.

Junkyu berdeham. "Jika penerbangannya pagi, sebaiknya kamu menginap dirumah saya agar kita tidak tertinggal penerbangannya. Tidak apa kan?"

"Tenang saja sekretaris Shin, kita tidak hanya berdua. Adik saya ada dirumah." lanjut Junkyu.

"Baiklah tuan Kim. Saya bersedia."

T B C

Opium +Junshiho ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang