0.4

5.6K 745 56
                                    

Junkyu sudah tiba di rumahnya. Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, ia segera melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.

Anehnya saat ia membuka pintu, lampu seluruh ruangan masih redup. Apa mashiho sudah tidur? Tidak mungkin. Mashiho tidak berani tidur dengan keadaan lantai bawah gelap seperti ini, dan juga waktu ini masih terlalu awal untuk jam tidur mashiho.

"Mashiho!" Junkyu menyerukan nama mashiho setelah ia menyalakan saklar lampu ruang utama. Matanya kini tertuju pada rak sepatu. Junkyu tidak menemukan sepasang sepatu sekolah mashiho.

Kemana anak itu? mungkinkah mashiho masih di sekolah, menunggu jemputan nya?

Dengan tergesa-gesa Junkyu meraih ponselnya di saku jasnya. Menyalakan layar, dirinya tak dapat menahan rasa terkejutnya saat melihat notifikasi panggilan tak terjawab dari Mashiho.
anak itu menelponnya belasan kali namun Ia tidak menjawab satupun panggilan darinya. Junkyu memang tak sempat menyentuh ponselnya karena kesibukannya hari ini. Bodoh sekali.

Junkyu langsung keluar dari rumahnya, menutup pintu lalu kembali mengeluarkan mobilnya dari garasi untuk menjemput Mashiho.

Junkyu tak ada hentinya mengumpat dalam hati atas kebodohannya. Adik tersayangnya itu sudah menunggunya selama 2 jam, dan itu bukanlah waktu yang cepat.

♛.

Kini mobil Junkyu berhenti di depan gerbang pintu sekolah, namun ia tidak menemukan keberadaan Mashiho. Gerbang pagar juga sudah ditutup. Saat ia bertanya pada penjaga sekolah, penjaga itu mengatakan bahwa semua murid sudah pulang sejak tadi.

Junkyu mengusap wajahnya kasar. Kemana mashiho sekarang. Detik selanjutnya Junkyu kembali masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya kearah halte bus tanpa lampu di depan. Disana Junkyu dapat menemukan seorang remaja yang tengah duduk di atas lantai halte memeluk kedua lututnya.

Junkyu langsung keluar menghampiri remaja itu. Siapa lagi kalau bukan Mashiho. Lelaki manis itu sedang menangis sesenggukan seraya memeluk lututnya membuat Junkyu merasa bersalah teramat sangat.

"Mashiho?" Junkyu berjongkok menyentuh bahu mashiho dengan khawatir. Mashiho mendengak dengan mata yang sembab disertai jejak air mata di pipinya yang sudah memerah.

Kulit pucat seputih susu itu kini berubah memucat dan sedikit memerah karena merasa kedinginan. Saat Junkyu menyentuh pergelangan Mashiho, ia dapat merasakan suhu tubuh Mashiho tidaklah normal. Sangat panas.

Junkyu membopong tubuh Mashiho dan memasukan tubuh ringkih itu di kursi penumpang samping kursi kemudi. Tas punggung Mashiho ia lempar ke kursi belakang lalu menyelimuti tubuh Mashiho dengan jas hitamnya.

"k—kakak." Mashiho bergumam dengan kedua mata yang tertutup. Tubuhnya bergerak dengan gelisah.

"Maafkan kakak, sayang.."

♛.

Junkyu menutup pintu kamar Mashiho setelah mengompres dahi dan mengganti seragam yang di kenakan sang adik dengan piyama miliknya.

Kaki jenjangnya kini melangkah menuruni anak tangga menuju lantai bawah seraya membawa wadah kompres di genggamannya. Wadah itu ia letakan di dekat wastafel pencuci piring lalu mencuci tangannya.

Detik selanjutnya Junkyu meraih sebotol air dingin di dalam kulkas dan meminumnya habis tanpa tersisa. Menghela nafas, Junkyu meremas botol itu dan melemparnya kasar kearah tempat sampah hingga menimbulkan suara gaduh.

Entah kenapa ia begitu marah dengan dirinya sendiri. Karena kecerobohannya, Mashiho menjadi sakit seperti ini. Ia merasa sangat bodoh dan lalai menjaga sang belahan hati.

Junkyu begitu mencintai Mashiho. Bukan rasa cinta sebagai sang kakak, ini adalah rasa cinta yang benar - benar tumbuh dari dalam hatinya. Junkyu ingin memiliki Mashiho dan mengklaim Mashiho adalah miliknya,

Meski harus mendapat tamparan keras dari kedua orangtuanya.

Rasanya Junkyu ingin sekali hidup hanya berdua dengan Mashiho. Hidup dengan damai jauh dari pertentangan ataupun hinaan orang - orang kepadanya dan juga Mashiho.

Pertentangan dan hinaan? Itu semua pasti akan terjadi.

Akan ada saatnya, Junkyu dan Mashiho harus menerima segala cercaan buruk orang - orang mengenai hubungan mereka. Itu semua akan terjadi dan mereka berdua tak dapat menentangnya.

Junkyu awalnya membenci fakta dimana ia mencintai adik angkatnya sendiri. Fakta itu mungkin akan menciptakan kehancuran besar di keluarga kecilnya ini.

Mashiho di angkat menjadi anak kedua orangtuanya sejak Junkyu berusia 13 tahun, dan pada saat itu Mashiho berumur 6 tahun. Yunoh dan Yoona sangat menyukai sikap Mashiho pada mereka. Kedua orangtuanya itu sangat ingin menjadikan Mashiho sebagai anak mereka sekaligus adiknya.

Hanya Mashiho yang memiliki kewarganegaraan Jepang di panti asuhan itu. Mashiho di lantarkan oleh kedua orangtua kandungnya saat usianya 4 tahun. Pada saat itu juga Mashiho sedang pergi berliburan dengan keluarganya ke Korea Selatan.

Ternyata, keluarganya tidak pergi untuk berliburan. Melainkan sengaja meninggalkan Mashiho menelantarkannya di tempat umum.

Tentang rasa cinta, cinta itu sudah tumbuh sejak Mashiho masih berada di tingkat pertama sekolah menengah atas. Hari itu adalah hari dimana Junkyu mencium Mashiho di dalam mobil setelah menjemputnya sepulang sekolah.

Ciuman pertama dirinya dan juga ciuman pertama Mashiho. Ciuman itu sangat memabukkan jika diingat oleh Junkyu. Bahkan Junkyu ingin sekali merasakannya kembali. Namun, Mashiho selalu menolak dan lebih memilih mengecupnya karena malu dan juga tidak suka.

Junkyu tidak memaksa. Ia tidak ingin membuat Mashiho membencinya hanya karena paksaan dirinya. Maka dari itu Junkyu akan berusaha membuat Mashiho tetap nyaman berada disisinya.

"You really drive me insane, Mashiho.."

T B C

Opium +Junshiho ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang