1.2

4.5K 577 53
                                    

♛.

"Kapan mama akan pulang?" Mashiho sedang membuat sandwich untuk makan siangnya, dan ia menyempatkan diri untuk menelpon Yoona dan Yunoh yang kini sedang berada di luar kota.

Mama dan papa akan segera pulang lebih cepat. Tapi mama tidak akan memberitahu kamu hari apa kami akan pulang. Rahasia── Yoona terkekeh di akhir kalimat. Mashiho mendengus kesal,

"Baiklah. Aku tunggu kepulangan kalian, sampai nanti ma." sambungan telepon langsung diputuskan secara sepihak. Mashiho melahap sandwich yang ia buat tadi seraya memainkan ponselnya, ia membuka aplikasi pesan.

Tidak ada. Junkyu sama sekali tidak mengabarinya sejak awal keberangkatan. Berfikir positif, mungkin Junkyu sedang sibuk mengurus pekerjaannya hingga lupa untuk mengabari dirinya. Hendak membasuh piring bekasnya tadi, tiba-tiba Mashiho merasakan sebuah tangan melingkar di pinggangnya, serta kepala yang bertengger di bahunya.

"I'm home, baby." Bisik nya di telinga Mashiho lalu mengecupnya. Mashiho tentu mengenal suara ini. Begitu juga dengan aroma parfum maskulin yang sangat memabukkan saat dihirup.
Mashiho pun membalikkan badannya, menghadap tubuh tinggi di hadapannya dan saling menatap satu sama lain. Lelaki di hadapannya ini melempar senyum padanya.

Ia terlihat lelah. Perjalanan dari Dubai menuju Korea Selatan bukanlah perjalanan singkat yang hanya menghabiskan waktu 2-4 jam saja. Perjalanan ini bisa menghabiskan lebih dari belasan jam dan hanya bisa duduk diam dan tidur.

"Kakak mau Mashiho siapkan air hangat untuk mandi?" tawar Mashiho seraya mengelus lembut pipi tirus kakaknya yang masih mengembangkan senyum kearahnya. Junkyu mengangguk kemudian mendekatkan wajahnya kearah bibir Mashiho, menciumnya dengan lembut dan sedikit melumatnya untuk merasakan kembali bagaimana manisnya bibir ranum itu.

Mashiho tidak menolak. Dengan senang hati ia membalas ciuman itu. Ia rindu. Kepergian Junkyu selama 3 hari membuatnya merasa tak bisa berpisah dari Junkyu untuk waktu yang lama.

Ia sadar bahwa ternyata ia membutuhkan sang kakak dan mencintainya. Bagaimanapun itu, Junkyu lah yang lebih sering menghabiskan waktu bersama dirinya dibandingkan dengan yang lain termasuk sahabatnya Asahi.

♛.

Mashiho dan Junkyu sedang berbaring di atas ranjang seraya menonton televisi di kamar Junkyu. Kepalanya ia sandarkan di bahu lebar Junkyu serta lengan yang merangkul bahunya dan bergerak mengelusnya lembut.

Perlakuan Junkyu padanya sekarang membuat dirinya merasa sangat nyaman dan hangat. Manik matanya hendak tertutup saat merasakan kantuk. Usapan halus di surai nya membuat dirinya tak dapat menahan rasa kantuknya.

Saat sudah sepenuhnya tertutup, matanya kembali terbuka begitu mendengar suara sang kakak. "Besok, kakak tidak akan tinggal disini lagi." ucapnya. Mashiho langsung terduduk begitu mendengar kata itu keluar dari bibir Junkyu. Maniknya berkedip berulang kali,

"Maksud kakak?" Mashiho bertanya, meminta penjelasan lebih mengenai ucapan Junkyu barusan. "kakak sudah memutuskan untuk pisah atap dengan kalian semua. papa dan mama sudah menyetujuinya."

"Tapi kenapa kak?" Mashiho bertanya kembali dan raut wajahnya seketika berubah.

Menghela nafasnya Junkyu meraih kedua telapak tangan Mashiho dan menggenggamnya lalu tersenyum kecil. "Dalam riwayat keluarga kita, semua anggota keluarga laki-laki yang sudah memasuki usia 25 tahun harus berpisah atap dengan kedua orangtuanya."

"Nanti saat usiamu sudah 25 tahun, kamu juga diharuskan pisah atap dengan mama dan papa." Lanjutnya lalu mengusak surai Mashiho.

Mashiho menggeleng kemudian berkata, "apa aku tidak akan bisa bertemu kakak lagi?" pertanyaan yang Mashiho lontarkan berhasil membuat Junkyu terkekeh. "Berpisah atap bukan berarti kita tidak bisa bertemu lagi, Mashi. Kamu bisa bertemu dengan kakak sesuka hatimu. Tidak ada yang melarangnya."

"Aku mau tinggal dengan kakak. Aku gak mau tinggal disini bersama mama dan papa. Aku cuman mau sama kakak." Kini Mashiho memeluk tubuh Junkyu dengan erat. Tanpa sadar, air matanya turun membasahi pipinya. Entah kenapa ia merasa tak dapat merelakan Junkyu meninggalkan rumah.

Sudah bertahun-tahun Junkyu selalu berada di sampingnya dan menemaninya. Tinggal di tempat yang berbeda, sangat minim kemungkinan mereka dapat bertemu setiap hari.

Telapak tangan Junkyu terangkat mengusap punggung Mashiho yang sedikit bergetar, bibirnya mencium puncak kepala Mashiho singkat lalu berkata, "Kakak sangat ingat hari dimana kamu pernah berkata kalau kamu sangat tidak suka berada di dekat kakak sampai kamu minta sama mama tidak ingin tidur satu kamar dengan kakak dulu."

"Kenapa sekarang kamu ingin sekali tinggal dengan kakak, hm?"

Mendengakkan kepalanya, Mashiho menatap manik sang kakak dalam kemudian dengan keberanian yang matang, Mashiho berkata. "Mashiho cinta sama kak Junkyu."

♛.

Opium +Junshiho ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang