2.0

3.7K 507 25
                                    

♛.

Setelah menceritakan semuanya pada Asahi, Mashiho menangis. Terpaksa Asahi membawa Mashiho ke sebuah kafe sepi di lantai atas agar lebih nyaman dan tidak menggangu orang-orang.

Asahi sendiri tidak menyangka ternyata hubungan sahabatnya dengan Junkyu sudah sangat jauh. Asahi pikir hubungan Mashiho dan kakaknya hanya sebatas perasaan cinta antara kakak dan adik. Ternyata, mereka berdua sudah melakukan hubungan intim yang biasanya dilakukan oleh orang dewasa.

Mashiho masih dibawah umur, 19 tahun saja belum. Junkyu sudah menggagahi nya sebelum waktunya. Asahi terkejut. Namun buat apa?semuanya sudah terjadi dan tidak dapat diulang kembali layaknya sebuah video.

"J—jadi, aku harus bagaimana?" Mashiho merebahkan kepalanya di bahu Asahi. Ia mencoba meredakan tangisan Mashiho dengan mengusap punggungnya lembut.

Disini Asahi kebingungan teramat sangat. Masalah ini terlalu berat untuk menemukan solusinya. Sebenarnya ada satu yang menempel di kepalanya, tapi lelaki Hamada itu tidak yakin dengan solusi itu.

Bagaimanapun itu, menjauh dari Junkyu bukanlah solusi yang baik. Mereka berdua saling mencintai. Cara menjauh bukanlah cara yang tepat. Asahi yakin Mashiho sangat membutuhkan Junkyu.

"Aku rasa, kamu harus jujur kepada orangtuamu." ucap Asahi mendorong pelan tubuh Mashiho kemudian menghadapkan tubuhnya padanya. "M—maksudmu?" Mashiho mengusap jejak air mata yang turun dari matanya, menatap Asahi dengan kebingungan.

"Kamu harus jujur pada mereka bahwa kamu mencintai kakakmu. Ini demi kebaikanmu, Mashiho. Kamu mencintainya kan?" Mashiho mengangguk. Detik selanjutnya ia menggeleng. bibirnya dengan lirih berkata, "a-aku belum siap, Sahi—kun."

Asahi menggeleng kemudian berucap, "minta maaf pada kakakmu dan katakan dengan jujur perasaanmu sekarang padanya. Setelah itu bicarakan hal ini baik-baik, untuk masa depan kalian nantinya."

♛.

Mashiho gugup setengah mati. Kini ia dan Yoona sedang berada di garasi parkir apartemen tempat Junkyu tinggal. Yoona hanya terkekeh kecil melihat putra kecilnya yang kini terlihat pucat dan berkeringat banyak di sekitar dahinya.

Ia pun meraih sapu tangannya dan mengusapkannya di dahi Mashiho. Bibirnya masih terangkat membentuk senyuman. Di umurnya yang sudah tidak muda lagi, Yoona masih terlihat sangat cantik dan segar.

Tak heran wanita itu sangat disegani banyak lelaki saat masih muda. Yoona keluar dari mobil diikuti oleh Mashiho. Saat hendak masuk ke dalam lift, lengannya di tahan oleh Mashiho.

"Aku mau pulang saja, ma.." ucapnya dengan gugup. Yoona menggelengkan kepalanya, kemudian ia menarik Mashiho untuk masuk bersamanya kedalam lift. Yoona menempelkan sebuah kartu akses menuju kamar Junkyu dan pintu lift langsung tertutup.

Rasanya Mashiho ingin menangis saja. Ia sungguh takut bertemu dengan Junkyu. Tak hanya takut, Mashiho juga merasa bersalah pada Junkyu. Yoona lah yang memaksanya untuk ikut. Jika tidak ikut, Yoona mengancam tidak akan mengizinkannya keluar rumah selama satu minggu. Dan jujur saja, Mashiho tidak sanggup jika harus selama itu.

Sebenarnya Yoona hanya bercanda, lagipula tidak mungkin ia se-tega itu pada Mashiho. Untungnya Mashiho percaya saja dengan ancamannya.

Ting. Bunyi itu berhasil membuat Mashiho semakin gugup. Detik selanjutnya pintu lift terbuka. Menampilkan lorong menuju arah ruang tengah di apartemen Junkyu.

Yoona berjalan mendahului Mashiho. Sedangkan Mashiho hanya mengekori Yoona seraya meremas baju yang dikenakan Yoona. Wanita itu berjalan dengan santai kearah ruang tengah. Berjalan dengan anggun layaknya seorang primadona. Tangannya terulur kebelakang, meraih tangan Mashiho yang meremas bajunya dan kemudian ia menggengam telapak tangan dingin itu.

Beberapa langkah, Yoona pun berhenti secara tiba-tiba membuat Mashiho dengan tidak sengaja menabrak Yoona yang postur tubuhnya lebih tinggi darinya. Mashiho tidak berani mengintip kearah Yoona sedang menatap sekarang,

Yoona tersenyum perlahan kemudian berucap lembut, "Loh, Jihoon disini juga?" ucapan Yoona barusan berhasil membuat kegugupan Mashiho menghilang seketika. Pemuda manis itu kini mengangkat kepalanya yang tertunduk. Mengintip kearah depannya melewati bahu Yoona.

Disana terdapat kakaknya dan seorang lelaki manis sedang terduduk diatas sofa seraya menatap laptop yang kakaknya pangku. Tidak ada jarak diantara mereka. Sangat dekat. Bahu mereka saling bersentuhan satu sama lain.

Lelaki manis itu adalah Jihoon. Ya, dia sangat manis. Tak kalah manis dengan Mashiho. Cantik dan kulitnya seputih salju, berbeda dengan Mashiho yang memiliki kulit sedikit pucat. Dia adalah kakak dari temannya, Yoon Jaehyuk. Jika disuruh mendeskripsikan tentang Jihoon, maka Mashiho akan menjawab sempurna. Walaupun memang tak ada yang sempurna di dunia ini.

Senyuman nya terlihat begitu manis. Mata sipitnya yang berkedip dapat membuat siapa saja jatuh hati padanya. Postur tubuh nya yang tinggi tidak sebanding dengan postur tubuh Mashiho. Jihoon seperti seorang model.

Perlahan lelaki itu melangkahkan kakinya kearah Yoona dan dirinya. Mashiho sungguh tak bisa melepas atensinya dari seorang Jihoon. Tanpa sadar, kini ia sedang di tatap oleh Junkyu yang juga turut berjalan dibelakang Jihoon.

"Selamat sore, bibi Kim.." tangannya terulur. Senyumannya masih terukir jelas di wajahnya. Suaranya begitu lembut. Menenangkan pendengaran Mashiho. Yoona membalas jabatan tangan itu, kemudian telapak tangan Yoona mengusap pipi berisi Jihoon, membuat Mashiho iri.

Pada saat itu juga atensi Mashiho berpindah kearah Junkyu dibelakang Jihoon. Mata indahnya membulat sempurna ketika netra nya tak sengaja berkontak langsung dengan netra Junkyu. Kini Mashiho kembali menundukkan kepalanya, bibirnya ia kulum dan lagi-lagi rasa gugupnya kembali.

Perlahan Mashiho mengangkat kepalanya, mencoba menatap Junkyu. Saat netranya kembali bertemu dengan netra Junkyu, pipinya mengeluarkan semburat merah yang begitu jelas dan Junkyu dapat melihatnya dengan jelas juga.

Beberapa detik saling berkontak mata, Junkyu memutar bola matanya. Melepaskan kontak mata dengan Mashiho, membuat Mashiho mengigit bibirnya sendiri. Disini, Mashiho dapat menebak bahwa Junkyu terlihat benci padanya.

Tidak ada senyuman yang terukir di bibirnya untuk Mashiho. Wajahnya terlihat datar, namun setelah bertatap muka dengan Yoona, senyumannya langsung merekah. Memeluk wanita paruh baya itu dan mengucapkan kata-kata manis dan sayang padanya.

"Hai Mashiho, kita sepertinya belum berkenalan." Jihoon tiba-tiba berdiri di sampingnya, melempar senyum manisnya kearah Mashiho. Membuat Mashiho terpaku. Kemudian lelaki itu melanjutkan kata-katanya. "Aku, Yoon Jihoon."

♛.

Opium +Junshiho ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang